Yogyakarta, zekriansyah.com – Kesehatan ibu dan anak adalah fondasi utama bagi kemajuan suatu bangsa. Sayangnya, angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB) di Indonesia masih menjadi pekerjaan rumah besar yang membutuhkan perhatian serius. Berbagai upaya telah dilakukan, dan salah satu yang patut diacungi jempol datang dari Puskesmas Gondangwetan dengan inovasi briliannya: PRASASTI SEHATI.
Puskesmas Gondangwetan hadirkan inovasi PRASASTI SEHATI sebagai jurus jitu untuk menekan angka kematian ibu dan bayi, membuktikan komitmen pada kesehatan ibu dan anak.
Artikel ini akan membawa Anda menyelami lebih dalam bagaimana inovasi PRASASTI SEHATI bekerja dan mengapa program ini menjadi harapan baru dalam upaya menurunkan AKI dan AKB di tingkat puskesmas. Mari kita pahami bersama, bagaimana langkah-langkah sederhana namun terstruktur ini bisa menyelamatkan banyak nyawa dan menciptakan generasi penerus yang lebih sehat.
Mengapa Angka Kematian Ibu dan Bayi (AKI-AKB) Masih Jadi Tantangan?
Angka Kematian Ibu (AKI) adalah jumlah wanita yang meninggal karena komplikasi terkait kehamilan atau persalinan, hingga 42 hari setelah melahirkan. Sementara itu, Angka Kematian Bayi (AKB) mengacu pada jumlah bayi yang meninggal sebelum mencapai usia satu tahun. Kedua indikator ini sangat krusial dalam mengukur tingkat kesehatan masyarakat.
Penyebab AKI dan AKB seringkali kompleks, meliputi faktor medis dan non-medis. Beberapa penyebab medis utama adalah perdarahan (terutama setelah melahirkan), infeksi (sepsis), preeklampsia (tekanan darah tinggi selama kehamilan), dan komplikasi persalinan lainnya. Faktor risiko pada ibu hamil seperti usia terlalu muda atau terlalu tua, riwayat kehamilan bermasalah, serta penyakit kronis (diabetes, obesitas) juga berperan besar.
Di sisi lain, faktor non-medis seperti kurangnya akses ke fasilitas kesehatan yang memadai, kendala transportasi, dan minimnya perawatan pasca-persalinan juga turut menyumbang tingginya angka ini. Data dari beberapa daerah menunjukkan fluktuasi yang mengkhawatirkan. Misalnya, di Kabupaten Banyuwangi, meskipun AKB cenderung menurun, pada tahun 2018 sempat mengalami kenaikan menjadi 138 jiwa setelah sebelumnya 111 jiwa. Sementara di Sleman, tercatat delapan kasus kematian ibu hamil hingga November 2022. Angka-angka ini menunjukkan bahwa inovasi dan strategi yang tepat sangat dibutuhkan untuk terus menekan laju AKI dan AKB.
PRASASTI SEHATI: Inovasi Komprehensif dari Puskesmas Gondangwetan
Puskesmas Gondangwetan tidak tinggal diam menghadapi tantangan ini. Mereka meluncurkan inovasi PRASASTI SEHATI, sebuah program yang dirancang untuk mendeteksi dini dan mendampingi ibu hamil risiko tinggi secara holistik. Mari kita bedah pilar-pilar utamanya:
Pilar-Pilar Utama PRASASTI SEHATI
-
Deteksi Dini Kehamilan Risiko Tinggi dengan Kartu Skor Poedji Rochyati via Google Form
Ibu hamil kini bisa melakukan skrining awal risiko kehamilan secara mandiri melalui Google Form yang berisi pertanyaan berdasarkan kartu skor Poedji Rochyati. Hasil skrining ini kemudian akan ditindaklanjuti oleh bidan desa setempat, memastikan tidak ada ibu hamil berisiko yang terlewat dari pantauan. Ini adalah langkah proaktif yang memanfaatkan teknologi sederhana namun efektif. -
Penempelan Stiker PRASASTI SEHATI di Rumah dan Buku KIA
Stiker khusus ditempelkan di rumah ibu hamil risiko tinggi dan di buku Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) mereka. Stiker ini memuat informasi penting seperti skor risiko (tinggi atau sangat tinggi) dan status anemia ibu. Tujuannya ganda:- Di rumah: Memudahkan kader, PKK, dan pihak desa untuk memprioritaskan pendampingan intensif.
- Di buku KIA: Tenaga kesehatan di puskesmas maupun fasilitas rujukan dapat segera mengetahui status risiko ibu hamil saat pemeriksaan.
-
Grup WhatsApp “Pejuang Bumil Sehat”
Sebuah grup WhatsApp khusus dibentuk untuk ibu hamil risiko tinggi. Di sini, setiap minggu mereka akan mendapatkan edukasi dan informasi kesehatan penting seputar kehamilan, persalinan, dan nifas. Ini seperti memiliki kelas edukasi mini yang selalu terhubung di genggaman tangan. -
Kelas Ibu Hamil Risiko Tinggi di Puskesmas Gondangwetan
Selain edukasi online, puskesmas juga rutin mengadakan kelas khusus bagi ibu hamil risiko tinggi. Kegiatan ini menjadi wadah bagi mereka untuk bertambah pengetahuan, berbagi pengalaman, dan meningkatkan kesadaran akan pentingnya menjaga kesehatan diri dan janin. -
Pendampingan dan Pemantauan Intensif oleh Kader Asuh
Setiap ibu hamil risiko tinggi didampingi oleh seorang kader asuh yang setia memantau kondisinya hingga masa nifas. Kader ini juga bertugas mengantarkan ibu hamil untuk melakukan pemeriksaan Antenatal Care (ANC) terpadu. Dukungan personal seperti ini sangat krusial. -
Pelaporan Kehamilan dan Persalinan Ibu Hamil Risiko Tinggi oleh Bidan via Google Form
Sistem pelaporan ini memastikan tidak ada “lost contact” dalam pendampingan. Bidan secara rutin melaporkan kondisi ibu hamil dan persiapan persalinan, sehingga semua pihak siap untuk memastikan persalinan berjalan aman dan selamat. -
Program P4K (Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi)
PRASASTI SEHATI juga bersinergi dengan program P4K yang melibatkan PKK, kader kesehatan, dan masyarakat. Kolaborasi ini memastikan perencanaan persalinan dilakukan dengan matang dan langkah pencegahan komplikasi dapat dilakukan sedini mungkin. -
Layanan Cepat “BIDANQ” (Bidan Quick Respon)
Untuk situasi kegawatdaruratan, Puskesmas Gondangwetan menyediakan layanan “BIDANQ”. Ibu hamil atau keluarga dapat menghubungi nomor telepon ruang jaga PONED (Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Dasar), dan ambulans siap menjemput dengan cepat. Ini adalah jaring pengaman vital. -
“SEHAT SANTRI” (Senam Hamil Sehat Sambil Nunggu Antri)
Inovasi ini memanfaatkan waktu tunggu ibu hamil saat antri di poli KIA. Mereka diajak melakukan senam hamil yang bermanfaat untuk kesehatan, sekaligus mengusir rasa bosan dan lelah menunggu giliran.
Dampak Positif Inovasi PRASASTI SEHATI dalam Menurunkan AKI-AKB
Inovasi PRASASTI SEHATI ini terbukti memberikan dampak positif yang signifikan dalam upaya menurunkan angka kematian ibu dan bayi. Dengan sistem deteksi dini yang kuat, ibu hamil risiko tinggi dapat diidentifikasi lebih awal, memungkinkan intervensi medis atau pendampingan yang tepat waktu.
Pendampingan intensif oleh kader dan edukasi berkelanjutan melalui grup WhatsApp serta kelas khusus meningkatkan pengetahuan dan kesadaran ibu hamil. Mereka jadi lebih paham tentang tanda bahaya, pentingnya pemeriksaan rutin, dan persiapan persalinan. Layanan cepat seperti “BIDANQ” memastikan penanganan kegawatdaruratan tidak terlambat, yang seringkali menjadi kunci penyelamat nyawa.
Secara keseluruhan, PRASASTI SEHATI menciptakan ekosistem dukungan yang komprehensif, dari deteksi awal hingga persalinan dan masa nifas, melibatkan berbagai pihak mulai dari ibu hamil itu sendiri, keluarga, kader, hingga tenaga kesehatan di puskesmas.
Inovasi Serupa di Berbagai Daerah: Bukti Komitmen Nasional
Upaya menurunkan AKI dan AKB bukan hanya dilakukan oleh Puskesmas Gondangwetan. Banyak daerah dan puskesmas lain di Indonesia juga menunjukkan semangat inovasi yang luar biasa. Ini membuktikan bahwa komitmen untuk menciptakan generasi sehat adalah gerakan nasional.
Beberapa contoh inovasi serupa yang patut dicatat antara lain:
- TARUNA (Tingkatkan Aksi zeRo KematiaN ibU dan aNAk) didukung SERDADU (Segera tEmukan ibu hamil Resti DAmpingi Dan rUjuk secara dini) dari Puskesmas Kembiritan, Banyuwangi.
- Totalitas Besti (Tolong tangani dan fasilitasi bumil dan balita dari risiko tinggi) dari Dinas Kesehatan Sleman, yang juga dilengkapi dengan USG dan sistem informasi manajemen KIA Sembada di puskesmas.
- Aplikasi SIMANIES (Sidoarjo Maternal Neonatal Emergency System) dan SICANTIK (Sidoarjo Cegah Angka Kematian Ibu dan Anak) yang digunakan oleh Dinkes Kabupaten Sidoarjo.
- Prasasti (Program Pemantauan Sasaran ibu hamil Risiko Tinggi) melalui aplikasi E-Risti di Puskesmas Umbulsari, Jember.
- Aplikasi “Buaian” (Bunda Anak Impian) di Jawa Timur yang diinisiasi Universitas Airlangga.
- Aplikasi “Sayang Bunda” di Kota Semarang.
- “Ambulans Dering Ibu Hamil” di Kabupaten Banggai, Sulawesi Tengah, yang terintegrasi dengan ojek online lokal.
- KAWAL BIDES (Kunjungan Wajib Lapor Ibu Hamil ke Bidan Desa Setempat) dari Puskesmas Jekulo, Kudus, yang menekankan non-digital namun terstruktur.
- PUSAKA IBU (Puskesmas Sayang Anak dan Ibu) dari Puskesmas Mojowarno untuk meningkatkan mutu layanan KIA dan percepatan penurunan stunting.
- SETANGKAI MELATI (Selamatkan dan turunkan AKI/AKB melalui kelas ibu hamil resiko tinggi) dari Puskesmas Nglegok, Blitar.
- SEHATI (Selasa Sehat Turunkan Stunting dan AKI AKB) dari Pemkab Mojokerto melalui Puskesmas Lespadangan.
Inovasi-inovasi ini, baik yang berbasis teknologi maupun pemberdayaan masyarakat, menunjukkan bahwa pemerintah daerah dan puskesmas memiliki peran vital dalam merancang kebijakan dan program kesehatan yang adaptif dan efektif sesuai dengan kebutuhan lokal.
Kesimpulan
Inovasi PRASASTI SEHATI dari Puskesmas Gondangwetan adalah contoh nyata bagaimana kreativitas dan komitmen dapat melahirkan solusi efektif untuk masalah kesehatan yang krusial. Dengan pendekatan yang komprehensif, mulai dari deteksi dini, edukasi, pendampingan, hingga kesiapan layanan darurat, PRASASTI SEHATI secara signifikan berkontribusi dalam upaya menurunkan angka kematian ibu dan bayi.
Program ini bukan hanya sekadar inovasi, melainkan sebuah gerakan kepedulian yang melibatkan seluruh elemen masyarakat. Semoga semangat inovasi PRASASTI SEHATI dan berbagai program serupa di seluruh Indonesia terus berkembang, menciptakan lingkungan yang lebih aman dan sehat bagi setiap ibu hamil dan bayi, demi terwujudnya generasi penerus bangsa yang kuat dan cerdas. Mari kita dukung terus upaya puskesmas dan tenaga kesehatan kita!