Kontroversi Penalti Laga Arema Bhayangkara: Pelatih Beri Komentar Pedas, Wasit Jadi Sorotan!

Dipublikasikan 23 Agustus 2025 oleh admin
Olahraga

Yogyakarta, zekriansyah.com – Dunia sepak bola Indonesia kembali diwarnai drama yang memicu perdebatan sengit. Kali ini, laga Arema FC versus Bhayangkara Presisi Lampung FC menjadi pusat perhatian, terutama setelah kontroversi penalti di menit-menit akhir yang berujung pada kekalahan Bhayangkara. Keputusan wasit Muhammad Tri Santoso yang menunjuk titik putih, meski telah melalui peninjauan VAR, menuai kekecewaan Paul Munster, sang pelatih Bhayangkara, dan juga para pemainnya. Artikel ini akan mengupas tuntas drama di Stadion Kanjuruhan yang membuat banyak pihak bertanya-tanya, apakah keputusan tersebut sudah tepat?

Detik-detik Kontroversial: Penalti di Ujung Laga yang Mengubah Segalanya

Pertandingan pekan ketiga BRI Super League 2025/2026 antara Arema FC dan Bhayangkara FC pada Jumat, 22 Agustus 2025, awalnya berjalan ketat dan seimbang. Bhayangkara bahkan sempat unggul lebih dulu lewat gol Fareed Sadat di menit ke-11, sebelum Dalberto Luan Belo menyamakan kedudukan untuk Arema FC di menit ke-39. Skor 1-1 bertahan hingga jelang penghujung laga, membuat Bhayangkara optimis bisa membawa pulang setidaknya satu poin dari Malang.

Namun, harapan itu sirna di masa injury time babak kedua, tepatnya pada menit ke-90+7. Wasit Muhammad Tri Santoso menunjuk titik putih setelah insiden di kotak penalti Bhayangkara. Meskipun keputusan ini sempat ditinjau ulang melalui tayangan Video Assistant Referee (VAR), wasit tetap pada keputusannya. Dalberto Luan Belo, yang menjadi eksekutor, sukses menjalankan tugasnya, mengantar Arema FC membalikkan keadaan menjadi 2-1 dan memastikan kemenangan dramatis bagi Singo Edan.

Kekecewaan Paul Munster dan Bhayangkara FC: ‘Tidak Ada yang Perlu Dikomentari!’

Pelatih Bhayangkara Presisi Lampung FC, Paul Munster, tak mampu menyembunyikan rasa frustrasinya. Dalam konferensi pers pasca-pertandingan, wajahnya menunjukkan kekecewaan mendalam atas keputusan penalti tersebut.

Suara Kekecewaan dari Bench Bhayangkara

“Kami sudah bekerja keras. Setidaknya kalau tidak memenangkan pertandingan ini, kami akan mengambil poin,” tegas Munster, menyiratkan bahwa timnya merasa dirugikan. Ia menilai penalti itu tidak seharusnya diberikan, bahkan setelah VAR digunakan. “Kami mampu bermain dengan nyaman, seperti yang bisa dilihat kami memiliki banyak peluang mencetak gol, tetapi sayang sekali ada pelanggaran dan penalti,” tambahnya. Bagi Munster, satu poin yang sudah di depan mata lenyap begitu saja akibat keputusan krusial di menit-menit akhir.

Awan Setho: Bahasa Tubuh Bicara Banyak

Awan Setho, kiper sekaligus pemain Bhayangkara FC, juga mengutarakan kekecewaannya. Meski enggan berkomentar panjang, pernyataannya singkat namun penuh makna. “Itu bisa dilihat sendiri secara langsung atau dari TV, tidak ada yang perlu dikomentari untuk hari ini,” ujarnya. Kalimat ini seolah menegaskan bahwa insiden penalti tersebut sudah sangat jelas dan dinilai tidak tepat oleh kubu Bhayangkara. Ia menambahkan, “Kami kurang beruntung saja hari ini.”

Kekalahan ini tentu menjadi pukulan telak bagi Bhayangkara FC, yang sekaligus memperpanjang tren negatif mereka di awal musim Super League. Mereka baru mengumpulkan satu poin dari hasil imbang melawan PSM Makassar, dan masih tanpa kemenangan.

Pembelaan Arema FC dan Wasit: Sebuah Keputusan yang ‘Wajar’

Di sisi lain, kubu Arema FC memiliki pandangan yang berbeda. Bagi mereka, kemenangan dramatis ini adalah hasil kerja keras dan keputusan wasit sudah tepat.

Marcos Santos: Penalti Sudah Tepat

Pelatih Arema FC, Marcos Santos, mengakui bahwa pertandingan melawan Bhayangkara sangat sulit. Ia memuji solidnya permainan tim lawan yang mengandalkan fisik. Namun, terkait kontroversi penalti, Marcos Santos dengan tegas membela keputusan wasit Muhammad Tri Santoso. “Saya ada di lapangan, di depan dan ketika pemain saya akan menendang ada pemain Bhayangkara mencoba menghalangi dari belakang sehingga mengenai kaki Dalberto,” jelasnya. Ia juga menambahkan bahwa keputusan wasit sudah benar, apalagi sudah dicek melalui VAR. Bagi Arema FC, penalti itu adalah hadiah yang sah atas pelanggaran yang terjadi.

Peran VAR dalam Momen Krusial

Penggunaan VAR dalam insiden ini menjadi poin penting. Meskipun teknologi ini hadir untuk meminimalisir kesalahan wasit, seringkali keputusannya tetap memicu perdebatan. Dalam kasus laga Arema Bhayangkara ini, wasit Muhammad Tri Santoso tetap mengesahkan penalti setelah meninjau VAR, menunjukkan keyakinannya terhadap keputusan tersebut. Hal ini seakan menambah kompleksitas perdebatan di antara para penggemar dan pengamat sepak bola.

Implikasi Hasil Laga: Tren Buruk Bhayangkara dan Puncak Klasemen Arema

Hasil pertandingan ini memiliki dampak signifikan bagi kedua tim. Bagi Arema FC, kemenangan dramatis 2-1 ini membawa mereka meraih tiga poin penting dan menempatkan mereka sementara di puncak klasemen Super League dengan total 7 poin. Ini merupakan start terbaik Arema dalam empat musim terakhir, menunjukkan kedalaman skuad dan adaptasi strategi pelatih Marcos Santos.

Sebaliknya, Bhayangkara Presisi Lampung FC harus menelan pil pahit. Kekalahan ini memperpanjang rekor buruk mereka di awal musim, di mana mereka belum sekalipun merasakan kemenangan. Dengan hanya satu poin dari hasil imbang sebelumnya, Bhayangkara FC kini harus berjuang lebih keras untuk bangkit di pertandingan selanjutnya melawan Persis Solo.

Kesimpulan: Sebuah Kontroversi yang Akan Terus Dibicarakan

Kontroversi penalti laga Arema Bhayangkara ini menjadi bukti bahwa sepak bola tak pernah lepas dari drama dan perdebatan. Komentar pedas dari Paul Munster dan kekecewaan kubu Bhayangkara di satu sisi, serta pembelaan Arema FC dan keyakinan wasit di sisi lain, menciptakan narasi yang menarik.

Meskipun wasit Muhammad Tri Santoso telah mengambil keputusan setelah meninjau VAR, perdebatan mengenai apakah penalti itu benar-benar layak atau tidak kemungkinan akan terus berlanjut di kalangan penggemar dan analis. Satu hal yang pasti, momen krusial ini telah memberikan Arema FC tiga poin penting, sekaligus meninggalkan Bhayangkara FC dengan pekerjaan rumah yang besar untuk menghadapi sisa musim. Inilah daya tarik Super League, penuh dengan emosi, intrik, dan momen-momen yang tak terlupakan.