Yogyakarta, zekriansyah.com – Baru-baru ini, jagat teknologi dihebohkan dengan kehadiran ponsel pintar berlapis emas bernama T1 Phone, besutan Trump Mobile. Dibanderol seharga US$ 499 atau sekitar Rp 8 jutaan (dengan kurs Rp 16.000/US$), ponsel ini langsung menarik perhatian, apalagi dengan klaim besar: “Proudly Made in the USA”.
Ilustrasi: Ponsel emas dengan label Made in USA yang diragukan pakar ini menjadi sorotan di tengah kontroversi Trump Mobile.
Namun, di balik gemerlap warna emas dan janji buatan Amerika, banyak pakar industri mulai angkat bicara dan meragukan klaim tersebut. Artikel ini akan mengupas tuntas mengapa klaim “Made in USA” pada HP emas Trump ini menjadi sorotan, apa saja fakta di baliknya, dan isu-isu lain yang mungkin perlu Anda tahu sebelum tertarik memilikinya.
Mengenal Lebih Dekat Ponsel Emas Trump T1
Ponsel T1 Phone dirilis oleh Trump Mobile, sebuah operator seluler baru yang mendapatkan lisensi dari Trump Organization, bisnis milik keluarga Donald Trump. Harganya yang mencapai US$ 499 atau sekitar Rp 8 jutaan, disajikan dalam desain khas berwarna emas yang mencolok.
Selain ponselnya, Trump Mobile juga menawarkan paket layanan seluler bulanan seharga US$ 47,45. Angka ini disebut-sebut merujuk pada posisi Donald Trump sebagai presiden ke-45 dan ke-47 Amerika Serikat. Layanan ini menjanjikan berbagai fitur, termasuk panggilan internasional diskon untuk keluarga militer dan dukungan pelanggan yang berbasis di AS.
Pada awalnya, situs web Trump Mobile mengiklankan spesifikasi yang cukup menggiurkan, seperti layar AMOLED 6,78 inci dan RAM 12GB. Namun, belakangan spesifikasi tersebut diubah menjadi layar 6,25 inci, dan detail RAM dihapus dari daftar. Fitur lain yang masih disebutkan termasuk penyimpanan internal 256GB, tiga kamera belakang hingga 50 megapiksel, kamera depan, sensor sidik jari di layar, dan fitur buka kunci wajah berbasis AI.
Ponsel ini sudah tersedia untuk pre-order dengan deposit sebesar US$ 100. Meskipun awalnya diiklankan akan dikirim pada September 2025, kini situs web hanya menyebutkan akan siap “akhir tahun ini.” Penting untuk diingat bahwa Trump Organization mengoperasikan bisnis ini sebagai kesepakatan lisensi, artinya mereka tidak secara langsung mendesain atau memproduksi ponsel ini.
Mengapa Klaim “Made in USA” Diragukan Pakar?
Klaim “Proudly Made in the USA” menjadi inti perdebatan seputar ponsel emas Trump ini. Para ahli industri teknologi secara luas meragukan kelayakan klaim tersebut, dan berikut alasannya:
- Ketiadaan Rantai Pasok Teknologi di AS: Para ahli industri, seperti Profesor Tinglong Dai dari Johns Hopkins University dan Leo Gebbie dari CCS Insight, sepakat bahwa Amerika Serikat saat ini tidak memiliki rantai pasok teknologi canggih yang memadai untuk memproduksi ponsel pintar dari nol. Komponen kunci seperti panel layar (umumnya dari Samsung dan LG Korea Selatan, atau BOE China), chip prosesor (MediaTek atau Qualcomm dari Taiwan), dan sensor kamera (Sony dari Jepang) sebagian besar berasal dari Asia.
- “Hampir Mustahil” Dibuat Sepenuhnya di AS:
> “Mereka bahkan belum punya prototipe yang berfungsi. Ini sangat tidak mungkin,” kata Profesor Tinglong Dai, yang mengajar manajemen operasi di Carey Business School Johns Hopkins.
Ia menambahkan bahwa dibutuhkan “keajaiban” dan “skala ekonomi” untuk bisa memproduksi ponsel pintar sepenuhnya di AS. Biaya produksi di AS yang jauh lebih tinggi juga membuat harga US$ 499 untuk ponsel “Made in USA” seutuhnya menjadi tidak realistis. Sebagai perbandingan, satu-satunya ponsel pintar yang diklaim sepenuhnya buatan AS, Liberty Phone dari Purism, dibanderol dengan harga jauh lebih tinggi, yaitu sekitar US$ 2.000 (sekitar Rp 32 jutaan). - Pernyataan Eric Trump yang Ambigu: Eric Trump, putra Donald Trump yang juga eksekutif di Trump Organization, dalam sebuah wawancara mengisyaratkan bahwa ponsel yang dirilis pada Agustus mungkin belum sepenuhnya buatan AS. Ia menyatakan, “Pada akhirnya, semua ponsel bisa dibuat di Amerika Serikat.” Pernyataan ini mengindikasikan bahwa batch awal kemungkinan besar masih akan mengandalkan komponen impor atau setidaknya perakitan di luar AS.
- Perubahan Bahasa Pemasaran di Situs Web: Perusahaan awalnya menggunakan frasa tegas “MADE IN THE USA” di situs web Trump Mobile. Namun, belakangan frasa tersebut telah dihapus dan diganti dengan klaim yang lebih samar seperti “American-Proud design” dan “brought to life right here in the USA” dengan “American hands behind every device.” Hal ini menyiratkan bahwa mungkin hanya proses perakitan akhir yang dilakukan di AS dengan komponen yang diimpor dari luar negeri.
- Jejak Produk Bermerek Trump Sebelumnya: Kritikus juga menyoroti pola serupa pada produk bermerek Trump sebelumnya. Contohnya adalah Alkitab berlabel “God Bless the USA” yang ternyata dicetak di China, atau “Freedom Phone” yang merupakan ponsel Android buatan China yang di-branding ulang dan dijual dengan klaim serupa.
Isu Etika dan Potensi Konflik Kepentingan
Peluncuran ponsel emas Trump T1 ini tidak hanya menimbulkan pertanyaan seputar klaim manufakturnya, tetapi juga memicu kekhawatiran etika dan potensi konflik kepentingan:
- Keuntungan Pribadi Presiden: Meghan Faulkner, direktur komunikasi untuk Citizens for Responsibility and Ethics in Washington (CREW), menyuarakan keprihatinan serius.
> “Sungguh tidak bisa dipercaya bahwa keluarga Trump menciptakan cara lain bagi Presiden Trump untuk mendapatkan keuntungan pribadi saat menjabat,” ujarnya.
Ada kekhawatiran bahwa bisnis baru ini bisa menarik pelanggan yang berharap bisa memengaruhi kebijakan Trump atau mendapatkan keuntungan dari kedekatan dengan namanya. - Dampak pada Kebijakan Industri: Peluncuran Trump Mobile juga menimbulkan pertanyaan tentang bagaimana Presiden Trump akan merumuskan kebijakan dan regulasi untuk industri yang kini melibatkan keluarganya. Trump Mobile bermitra dengan operator seluler besar AS, seperti AT&T, Verizon, dan T-Mobile. Ini memunculkan isu tentang bagaimana perusahaan-perusahaan tersebut akan diperlakukan oleh regulator federal mengingat hubungan bisnis dengan keluarga presiden.
- Peningkatan Kekayaan Trump: Laporan keuangan terbaru menunjukkan kekayaan bersih Donald Trump meningkat pesat, lebih dari dua kali lipat menjadi US$ 5,1 miliar. Peningkatan ini sebagian besar didorong oleh monetisasi mereknya, termasuk penjualan berbagai produk bermerek Trump seperti Alkitab, jam tangan, sepatu kets, parfum, dan juga platform media sosial Truth Social yang ia miliki.
- Biaya Terselubung dan Kebijakan Refund yang Ketat: Meskipun layanan Trump Mobile diiklankan seharga US$ 47,45 per bulan, beberapa jurnalis yang mencoba pre-order menemukan adanya biaya tambahan yang signifikan, seperti “pajak telekomunikasi” sebesar US$ 17,25 per bulan. Ini membuat total biaya bulanan menjadi lebih tinggi dari yang diiklankan. Selain itu, kebijakan “semua penjualan final dan tidak dapat dikembalikan” (all sales are final and non-refundable) untuk ponsel T1 juga menimbulkan kekhawatiran bagi konsumen, karena mereka tidak bisa mendapatkan pengembalian dana kecuali diputuskan berdasarkan kasus per kasus.
Kesimpulan
Singkatnya, peluncuran ponsel emas Trump T1 dengan klaim “Made in USA” menuai banyak keraguan dari para pakar. Kondisi rantai pasok teknologi di AS saat ini membuat klaim tersebut sulit diwujudkan sepenuhnya, dan kemungkinan besar ponsel ini akan mengandalkan komponen impor yang dirakit di AS.
Di samping itu, muncul pula isu-isu etika terkait potensi konflik kepentingan dan keuntungan pribadi yang bisa didapatkan oleh keluarga Presiden Trump dari bisnis ini. Bagi Anda yang tertarik dengan ponsel ini, penting untuk memahami perbedaan antara janji pemasaran yang mungkin bombastis dan realitas di lapangan. Selalu teliti informasi dan pertimbangkan semua aspek sebelum membuat keputusan pembelian, terutama untuk produk yang sarat dengan kontroversi seperti ini.