Yogyakarta, zekriansyah.com – Musim panas 2025 menjadi periode yang penuh gejolak bagi Manchester United. Para penggemar Setan Merah mungkin bertanya-tanya, mengapa klub kesayangan mereka kesulitan mendatangkan pemain incaran, bahkan hingga hari-hari terakhir bursa transfer? Ternyata, ada satu faktor Piala Dunia 2026 yang secara tak terduga menjadi penghalang besar bagi ambisi transfer Manchester United, sekaligus memengaruhi dinamika internal skuad.
Artikel ini akan mengupas tuntas bagaimana turnamen akbar empat tahunan itu menjadi alasan utama di balik beberapa kegagalan transfer MU yang paling menyakitkan, serta bagaimana hal ini berkorelasi dengan performa tim yang belum stabil. Mari kita selami lebih dalam!
Dilema Stiller: Antara Jaminan Bermain dan Panggilan Setan Merah
Salah satu cerita paling menonjol di bursa transfer musim panas 2025 adalah kegagalan Manchester United merekrut gelandang Timnas Jerman, Angelo Stiller. Padahal, United sudah bergerak cepat di hari terakhir jendela transfer untuk memperkuat lini tengah mereka yang memang menjadi titik lemah.
Stiller, gelandang berusia 23 tahun dari VfB Stuttgart, menolak pinangan klub raksasa Inggris tersebut. Alasannya? Ia memilih untuk tetap menjadi pemain inti di Bundesliga. Keputusan ini bukan tanpa dasar. Stiller merasa dengan jaminan bermain reguler di Stuttgart, peluangnya untuk tampil di Piala Dunia 2026 bersama Timnas Jerman akan lebih terjamin.
Menurut laporan media Jerman, BILD, Stiller baru akan membuka pintu untuk pindah ke luar negeri setelah turnamen tersebut berakhir. Tak hanya itu, nama Real Madrid juga disebut-sebut memantau situasinya, menunjukkan bahwa Stiller adalah talenta yang sangat diminati. Inspirasi dari Florian Wirtz yang berani bergabung dengan Liverpool juga mungkin memengaruhi keputusannya.
Kegagalan ini menambah panjang daftar target gelandang yang lepas dari genggaman Manchester United, setelah sebelumnya mereka juga kesulitan memboyong Carlos Baleba dari Brighton karena perbedaan valuasi.
Efek Domino Piala Dunia 2026 pada Pemain Kunci MU
Fenomena “faktor Piala Dunia 2026” ini ternyata tidak hanya memengaruhi target transfer Manchester United, tetapi juga pemain-pemain yang sudah berada di Old Trafford. Para pemain bintang tentu ingin menjaga performa dan menit bermain demi mengamankan tempat di skuad nasional masing-masing.
Casemiro Bertahan Demi Brasil
Contoh nyata adalah Casemiro. Gelandang bertahan asal Brasil ini dilaporkan menolak tawaran menggiurkan dari klub Liga Pro Arab Saudi, Al-Nassr. Keputusan Casemiro untuk tetap bertahan di Manchester United ternyata juga didorong oleh keinginan kuatnya untuk menjaga peluang tampil di Piala Dunia 2026 bersama Timnas Brasil. Ia ingin memastikan dirinya berada di level kompetitif tertinggi.
Masa Depan Bruno Fernandes yang Menggantung
Tidak hanya Casemiro, kapten tim, Bruno Fernandes, juga dikabarkan terbuka untuk meninggalkan Manchester United usai Piala Dunia 2026. Meskipun sempat menolak tawaran dari Al-Hilal, kini klub-klub seperti Al-Ittihad dan Al-Nassr, serta beberapa tim dari MLS dan liga top Eropa, mulai meliriknya kembali.
Dengan kontrak yang akan berakhir pada musim panas 2027 (dengan opsi perpanjangan satu tahun), dan usianya yang akan mendekati 32 tahun pada pertengahan 2026, ini bisa menjadi momen krusial bagi Manchester United untuk mempertimbangkan penjualan jika tidak ada kesepakatan perpanjangan. Faktor usia, kontrak, dan tawaran gaji fantastis dari luar Eropa bisa menjadi penentu masa depan sang kapten.
Lebih dari Sekadar Piala Dunia: Akar Masalah Kegagalan MU
Meskipun Piala Dunia 2026 memang menjadi faktor yang signifikan, kegagalan Manchester United tidak bisa hanya disederhanakan pada satu aspek itu saja. Ada masalah struktural yang lebih dalam yang terus membayangi klub dan menjadi penyebab utama mengapa Setan Merah kerap terpuruk.
Performa Tim yang Inkonsisten dan Jauh dari Harapan
Musim 2024/2025 menjadi bukti nyata betapa inkonsistennya performa Manchester United. Tim ini sering menunjukkan hasil buruk dan kekalahan beruntun. Mereka bahkan sempat berada di posisi ke-14 klasemen Premier League, jauh dari zona kompetisi Eropa dan bahkan terancam degradasi. Ini adalah capaian terburuk dalam beberapa dekade terakhir. Kontrol permainan di lini tengah, misalnya, seringkali tidak terlihat jelas, seperti saat ditahan imbang Fulham 1-1.
Buruknya Manajemen dan Kebijakan Transfer yang “Aneh”
Masalah manajemen sudah menjadi “penyakit” kronis di Old Trafford. Pergantian pelatih dari Erik ten Hag ke Ruben Amorim pun belum membuahkan hasil signifikan, bahkan performa tim cenderung menurun.
- Kurangnya Visi Jangka Panjang: Klub kesulitan membangun fondasi yang kuat.
- Pengelolaan Talenta Buruk: Banyak potensi pemain muda yang tidak termaksimalkan.
- Kebijakan Transfer yang Tidak Efektif: Klub kerap melakukan kesalahan fatal dalam merekrut pemain.
Rio Ferdinand, legenda klub, menyebut kegagalan mendatangkan Harry Kane dan Declan Rice sebagai “kesalahan terbesar” dalam dekade terakhir. Bayangkan, United memilih Hojlund (yang kini dipinjamkan ke Napoli) dan Mason Mount (yang terganggu cedera) sebagai alternatif. Ini menunjukkan adanya “Sindrom Megabastard” di mana klub membeli pemain mahal tapi tidak sesuai kebutuhan dan kesulitan menjual dengan harga pantas.
Kompetisi Liga Inggris yang Kian Memanas
Liga Inggris dikenal sebagai salah satu kompetisi paling ketat di dunia. Tim-tim papan tengah kini mampu bersaing ketat dengan klub-klub besar, menciptakan persaingan sengit untuk memperebutkan posisi di zona Eropa. Dengan performa yang buruk dan inkonsisten, Manchester United kesulitan bersaing dengan tim-tim lain yang lebih solid dan efektif. Jika tidak ada perubahan signifikan, peluang mereka untuk lolos ke kompetisi Eropa akan semakin menipis.
Kesimpulan: Jalan Panjang Manchester United Menuju Kejayaan
Jadi, jelaslah bahwa faktor Piala Dunia 2026 memang menjadi salah satu tantangan baru yang harus dihadapi Manchester United dalam perburuan pemain. Para pemain kini lebih selektif dalam memilih klub demi menjamin menit bermain dan tempat di tim nasional. Casemiro memilih bertahan, sementara Stiller menolak, dan Bruno Fernandes mungkin akan pergi setelah turnamen.
Namun, ini hanyalah satu kepingan dari teka-teki besar kegagalan Manchester United. Akar masalah yang lebih dalam, seperti inkonsistensi performa, buruknya manajemen, kebijakan transfer yang kurang tepat, dan persaingan ketat di Premier League, tetap menjadi pekerjaan rumah utama. Untuk kembali ke jalur juara dan meraih kejayaan yang dirindukan, Manchester United harus melakukan perbaikan menyeluruh dan strategis, bukan hanya di bursa transfer, tetapi di setiap lini manajemen dan pengembangan tim. Hanya dengan begitu, mereka bisa berharap untuk bangkit dan kembali menjadi kekuatan yang disegani di kancah sepak bola Eropa dan dunia.
FAQ
Tanya: Apa itu “Faktor Piala Dunia 2026” yang disebutkan dalam artikel?
Jawab: Faktor Piala Dunia 2026 merujuk pada keinginan pemain untuk mendapatkan jaminan bermain reguler di klub mereka demi meningkatkan peluang dipanggil ke skuad Piala Dunia 2026.
Tanya: Mengapa Angelo Stiller menolak tawaran Manchester United?
Jawab: Stiller menolak Manchester United karena ia memprioritaskan jaminan bermain reguler di Stuttgart untuk memastikan tempatnya di skuad Timnas Jerman untuk Piala Dunia 2026.
Tanya: Apakah kegagalan transfer Manchester United hanya terjadi pada Angelo Stiller?
Jawab: Artikel ini menyoroti kasus Angelo Stiller sebagai contoh utama, namun menyiratkan bahwa ada kegagalan transfer krusial lainnya yang juga dipengaruhi oleh faktor Piala Dunia 2026.