Yogyakarta, zekriansyah.com – Dunia sepak bola, terutama di kancah Premier League, selalu penuh drama. Bukan hanya di lapangan hijau, tapi juga di balik meja negosiasi, di mana kepemilikan klub seringkali menjadi sorotan utama. Kali ini, sorotan tajam mengarah ke salah satu klub raksasa Inggris, Manchester United (MU). Setelah sempat ramai dibicarakan akan jatuh ke tangan investor Qatar, kini muncul kabar yang lebih mengejutkan: MU mungkin akan dimiliki oleh entitas yang jauh lebih kaya!
Potensi perubahan kepemilikan Manchester United kembali mengemuka, seiring klausul ‘drag along’ pada investasi Sir Jim Ratcliffe yang bisa memicu penjualan saham jika keluarga Glazer melepas seluruh klub.
Anda pasti ingat bagaimana Sir Jim Ratcliffe, miliarder Inggris pendiri INEOS, berhasil mengalahkan persaingan ketat dari Sheikh Jassim asal Qatar untuk mendapatkan sebagian saham Manchester United. Dengan 27,7% saham dan kendali penuh atas operasional sepak bola sehari-hari, Ratcliffe diharapkan membawa angin segar ke Old Trafford. Namun, siapa sangka, posisinya bisa saja goyah dalam waktu dekat? Mari kita selami lebih dalam drama kepemilikan klub Setan Merah ini.
Drama di Balik Kursi Panas Old Trafford: Sir Jim Ratcliffe dalam Ancaman?
Sejak mengambil alih kendali operasional Manchester United, Sir Jim Ratcliffe telah membuat sejumlah gebrakan. Mulai dari merestrukturisasi manajemen sepak bola, menunjuk Ruben Amorim (rumor) sebagai pengganti Erik ten Hag, hingga mengumumkan rencana ambisius pembangunan stadion baru senilai £2 miliar. Bahkan, ia juga mengucurkan £50 juta untuk merenovasi fasilitas Carrington.
Namun, di balik semua upaya tersebut, ada satu hal yang bisa mengubah segalanya: sebuah klausul “drag along” dalam perjanjian pembelian sahamnya. Klausul ini, menurut laporan media Inggris, akan resmi berlaku 18 bulan setelah Ratcliffe berinvestasi. Artinya, jika keluarga Glazer, pemilik mayoritas saat ini, menerima tawaran untuk membeli seluruh klub dan setuju untuk menjualnya, maka Sir Jim Ratcliffe akan dipaksa untuk menjual sahamnya juga.
Bayangkan saja, seperti sebuah perjanjian bisnis di mana pemegang saham mayoritas punya hak untuk menyeret pemegang saham minoritas untuk ikut menjual jika ada penawaran total. Ratcliffe sendiri sempat berujar, “Saya harap ketentuan hukum tersebut tetap tersimpan di laci, berdebu, dan tidak perlu disentuh. Semuanya harus didasarkan pada kepercayaan dan hubungan.” Sebuah harapan yang kini dibayangi ketidakpastian.
Lupakan Qatar, Siapa ‘Pemilik Terkaya’ yang Mengincar MU?
Sebelumnya, rumor kepemilikan Manchester United selalu didominasi oleh investor dari Qatar, terutama Sheikh Jassim. Namun, kini fokus beralih. Menurut laporan Sportbible, yang mengutip media Inggris, ada entitas lain yang mungkin sedang mempertimbangkan untuk masuk ke bursa transfer kepemilikan MU. Entitas ini adalah Dana Investasi Publik Arab Saudi (PIF), yang saat ini merupakan pemilik Newcastle United.
Kabar yang beredar menyebutkan bahwa PIF mungkin akan mempertimbangkan untuk menjual Newcastle dan beralih mengincar Manchester United. Jika ini benar terjadi, maka persaingan di Premier League akan semakin memanas, bukan hanya di lapangan, tapi juga di level kepemilikan antarklub. Ini adalah skenario yang bisa mengubah peta kekuatan finansial dan prestise di sepak bola Inggris secara drastis.
Mengukur Kekuatan Finansial: Mengintip Daftar Pemilik Klub Sepak Bola Paling Tajir
Untuk memahami seberapa besar dampak kedatangan PIF sebagai pemilik terkaya bagi Manchester United, mari kita lihat perbandingan kekayaan para pemilik klub sepak bola top di dunia. Sepak bola modern telah menjadi bisnis menggiurkan, di mana kekayaan pemilik seringkali menjadi penentu kesuksesan di lapangan.
Public Investment Fund (PIF) Arab Saudi, yang dipimpin oleh Putra Mahkota Mohammed bin Salman, memiliki aset kelolaan yang fantastis. Keluarga Kerajaan Arab Saudi sendiri diperkirakan memiliki kekayaan mencapai USD1,4 Triliun (sekitar Rp22.750 triliun), menjadikan mereka keluarga terkaya di dunia. Ini jauh melampaui kekayaan individu mana pun yang memiliki klub sepak bola saat ini.
Berikut adalah perbandingan estimasi kekayaan beberapa pemilik klub sepak bola terkaya di dunia, berdasarkan data terbaru:
Perbandingan Kekayaan Pemilik Klub Top (Estimasi 2025):
Pemilik / Entitas | Klub | Estimasi Kekayaan Bersih (IDR) | Sumber |
---|---|---|---|
Public Investment Fund (PIF) Arab Saudi | Newcastle United (Aset Kelolaan) | Rp1.02 Kuadriliun (Aset PIF) | Source 2, 9 |
Keluarga Kerajaan Arab Saudi | (Pengendali PIF) | USD1,4 Triliun (Rp22.750 Triliun) | Source 9 |
Francois-Henri Pinault | Stade Rennais | Rp585,4 Triliun | Source 12 |
Sheikh Mansour | Manchester City | Rp511,7 Triliun | Source 2, 6 |
Mark Mateschtiz | RB Leipzig, New York Red Bulls | Rp507,5 Triliun | Source 12 |
Sir Jim Ratcliffe | Manchester United (minoritas) | Rp452,7 Triliun | Source 2, 6 |
David Tepper | Charlotte FC | Rp306,3 Triliun | Source 2, 6 |
Philip Anschutz | LA Galaxy | Rp220,2 Triliun | Source 2, 6 |
Shahid Khan | Fulham | Rp203,8 Triliun | Source 2, 6 |
Stan Kroenke | Arsenal | Rp131,9 Triliun | Source 2, 6 |
Nasser Al-Khelaifi | Paris Saint-Germain | Rp129,7 Triliun | Source 2, 6 |
Dari tabel di atas, terlihat jelas bahwa Public Investment Fund (PIF), yang mewakili kekayaan negara Arab Saudi, berada di level yang berbeda dibandingkan pemilik klub lainnya. Kekuatan finansial mereka tidak hanya mencengkeram Newcastle United, tetapi juga berpotensi mengubah lanskap klub besar lainnya.
Dinamika Kekayaan dan Kekuasaan di Premier League
Fenomena masuknya investasi besar dari negara-negara Timur Tengah ke klub-klub Premier League bukan hal baru. Manchester City telah lama merasakan dominasi finansial di bawah Sheikh Mansour dari Uni Emirat Arab, mengubah mereka dari klub papan tengah menjadi raksasa Eropa. Kini, Newcastle United juga sedang membangun kembali kejayaan mereka dengan suntikan dana dari PIF.
Kepemilikan klub oleh entitas sebesar negara bukan hanya soal uang untuk membeli pemain bintang atau membangun fasilitas mewah. Ini juga tentang soft power dan prestise di panggung global. Ini adalah “adu gengsi” antara negara-negara Teluk yang menggunakan sepak bola sebagai platform untuk meningkatkan citra dan pengaruh mereka. Jika PIF benar-benar berhasil mengakuisisi Manchester United, maka persaingan di Premier League akan semakin ketat dan menarik, baik di dalam maupun luar lapangan.
Masa Depan Manchester United: Menanti Pemilik Terkaya?
Ketidakpastian seputar kepemilikan Manchester United memang selalu menjadi topik hangat. Dari drama tawaran Qatar hingga kini munculnya potensi pemilik terkaya dari Arab Saudi, masa depan klub ini terus menjadi spekulasi. Klausul “drag along” yang mengancam posisi Sir Jim Ratcliffe membuka peluang bagi perubahan besar.
Jika Dana Investasi Publik Arab Saudi (PIF) benar-benar melangkah maju dan berhasil mengakuisisi Manchester United, klub ini bisa mendapatkan suntikan dana yang tak terbatas, mengubahnya menjadi kekuatan finansial yang tak tertandingi di dunia sepak bola. Ini akan menjadi era baru bagi Setan Merah, di mana ambisi untuk kembali ke puncak kejayaan Eropa mungkin bukan lagi mimpi, melainkan target yang sangat realistis dengan dukungan pemilik terkaya di dunia. Tentu saja, ini adalah kabar yang akan membuat para penggemar MU di seluruh dunia menahan napas, menantikan babak baru yang penuh potensi luar biasa.