Yogyakarta, zekriansyah.com – Fenomena pemain naturalisasi di Timnas Indonesia belakangan ini memang jadi topik hangat. Dari tribun stadion sampai warung kopi, nama-nama seperti Rafael Struick, Ivar Jenner, atau Jordi Amat selalu jadi bahan obrolan. Mereka datang dari berbagai belahan dunia, membawa harapan besar untuk mengangkat derajat sepak bola Tanah Air. Tapi, pernahkah Anda bertanya, apa sih yang sebenarnya “dipunya” para pemain naturalisasi ini selain bakat di lapangan hijau? Ternyata, ada banyak cerita menarik, komitmen tak terduga, dan bahkan jejak-jejak sejarah yang mengikat mereka dengan Indonesia. Yuk, kita bedah satu per satu!
Bukan Sekadar Bakat: Ada Komitmen Khusus di Balik Jersey Garuda
Ketika seorang pemain memutuskan untuk bela Timnas Indonesia, terutama mereka yang melalui jalur naturalisasi, itu bukan cuma soal pindah kewarganegaraan. Ada komitmen mendalam yang mereka pegang. Hamdan Hamedan, sosok yang berjasa dalam proses naturalisasi beberapa pemain awal di era Shin Tae-yong, membocorkan bahwa ada “perjanjian khusus” dan “komitmen” yang dibuat di awal.
Memang, beberapa waktu lalu sempat muncul perbincangan di kalangan penggemar Garuda. Mereka sedikit terkejut melihat beberapa pemain naturalisasi Timnas Indonesia seperti Rafael Struick (Dewa United), Jordi Amat (Persija Jakarta), dan Jens Raven (Bali United) memilih berkarier di Liga 1 Indonesia setelah sebelumnya bermain di Eropa. Namun, keputusan ini tak lantas menghilangkan dedikasi mereka. Justru, hal ini bisa jadi bukti adaptasi dan kesediaan mereka untuk sepenuhnya menjadi bagian dari ekosistem sepak bola Indonesia.
Simak ulasan lengkapnya dalam artikel terkait: Bukan Jens Raven! Media Vietnam Justru Cemas dengan 3 Pemain Timnas Indonesia U-23 Ini
Ambil contoh Ragnar Oratmangoen. Pemain yang akrab disapa “Wak Haji” ini bahkan merasa nyaman dan “bebas” di Indonesia, terutama sebagai seorang Muslim. Ia merasa bisa lebih leluasa mendengarkan suara azan, sesuatu yang mungkin sulit didapatkan di Belanda. Ini menunjukkan bahwa adaptasi bukan hanya di lapangan, tapi juga dalam kehidupan personal, yang memperkuat ikatan emosional mereka dengan Tanah Air.
Jejak Nusantara yang Mengalir: Keturunan dari Berbagai Wilayah Indonesia
Salah satu hal paling menarik dari pemain naturalisasi Timnas Indonesia adalah beragamnya garis keturunan yang mereka miliki. Mereka membawa warisan budaya dari berbagai penjuru Nusantara, menunjukkan betapa kayanya akar Indonesia.
Marga Maluku yang Membanggakan
Tak bisa dimungkiri, darah Maluku sudah lama menjadi tulang punggung sepak bola Indonesia. Kini, dengan adanya pemain keturunan seperti Kevin Diks, Shayne Pattynama, dan Ragnar Oratmangoen, tradisi itu terus berlanjut.
- Kevin Diks, bek tangguh yang pernah bermain di Fiorentina, punya dua “kampung halaman” di Maluku! Kakeknya berasal dari Morotai, Maluku Utara, dan neneknya dari Ambon. Bahkan, marga Bakarbessy yang mengalir di darahnya adalah marga terpandang yang sering melahirkan pemimpin atau raja di Negeri Waai, Maluku Tengah.
- Shayne Pattynama mendapatkan keturunan Maluku dari ayahnya yang lahir di Semarang. Meski belum pernah ke Maluku, ia berencana untuk menjejakkan kaki di tanah leluhurnya.
- Ragnar Oratmangoen membawa nama besar marga Oratmangoen dari Kepulauan Tanimbar, yang dikenal melahirkan tokoh-tokoh penting seperti diplomat dan politisi.
- Ada juga nama-nama seperti Estella Loupatty dan Noa Leatomu yang punya akar Maluku dan kini membela Timnas Putri Indonesia.
Darah Jawa yang Tak Kalah Mengalir Deras
Pulau Jawa juga menjadi sumber garis keturunan bagi beberapa pilar skuad Garuda.
- Sandy Walsh memiliki darah Jawa dari kakeknya yang asal Surabaya dan neneknya dari Purworejo, Jawa Tengah. Ia bahkan sudah mencetak gol penting untuk Timnas di Piala Asia.
- Irfan Bachdim, salah satu ikon naturalisasi era Alfred Riedl, punya darah Malang, Jawa Timur, dari ayahnya.
- Ivar Jenner dan Rafael Struick juga memiliki garis keturunan Jawa, dari Jember dan Semarang.
Dari Berbagai Penjuru Tanah Air dan Dunia
Selain Maluku dan Jawa, banyak pemain naturalisasi lainnya yang punya jejak dari berbagai daerah di Indonesia, bahkan dengan kisah unik:
- Justin Hubner (Makassar)
- Nathan Tjoe-A-On (Semarang)
- Jay Idzes (Semarang)
- Thom Haye (Solo dan Minahasa)
- Calvin Verdonk (Meulaboh)
- Emil Audero (Mataram)
- Joey Pelupessy (Saparua Timur)
- Ada juga Thomas Poll yang blak-blakan punya keturunan dari Bogor dan Surabaya, dan tertarik untuk bela Timnas Indonesia.
Ada Juga yang Tanpa “Darah Indonesia” Sama Sekali, Kok Bisa?
Mungkin banyak yang bertanya, bagaimana bisa ada pemain naturalisasi yang tidak memiliki darah Indonesia sama sekali, tapi tetap bisa membela Merah Putih? Nah, ini dia salah satu fakta menariknya.
Aturan naturalisasi di Indonesia memang punya beberapa jalur. Tidak selalu harus memiliki garis keturunan langsung. Ada juga yang bisa melalui jalur domisili (tinggal di Indonesia dalam jangka waktu tertentu) atau karena memiliki ikatan historis.
- Maarten Paes, kiper yang kini jadi sorotan, adalah contohnya. Ia lahir di Belanda dan tidak memiliki darah Indonesia di nadinya. Namun, neneknya dulu lahir di Kediri pada masa penjajahan Belanda. Ikatan historis inilah yang menjadi dasar baginya untuk bisa menjadi WNI dan memperkuat Timnas Indonesia, meskipun prosesnya cukup panjang dan sampai ke Pengadilan Arbitrase Olahraga (CAS).
- Marc Klok adalah salah satu dari sedikit pemain naturalisasi yang tidak memiliki darah Indonesia sama sekali. Gelandang kelahiran Belanda ini resmi jadi WNI pada November 2020 dan sudah jadi langganan skuad Garuda sebelum panggilan terakhirnya Maret 2024.
- Nama-nama seperti Cristian Gonzales (“El Loco”) dan Victor Igbonefo adalah contoh pemain naturalisasi di generasi sebelumnya yang juga tidak memiliki darah Indonesia, namun memberikan kontribusi luar biasa bagi sepak bola Indonesia.
Lebih dari Sekadar Pemain: Mereka Membawa Nilai Tambah!
Terlepas dari jalur naturalisasi yang mereka tempuh, satu hal yang pasti: pemain naturalisasi Timnas Indonesia membawa nilai tambah yang signifikan.
- Pengalaman Eropa: Banyak dari mereka adalah jebolan akademi atau bahkan pernah bermain di liga-liga top Eropa (seperti Kevin Diks dengan Fiorentina, Justin Hubner di Liga Inggris/Belanda, Ivar Jenner di FC Utrecht, Thom Haye di Eredivisie). Pengalaman ini sangat berharga untuk meningkatkan standar permainan dan mentalitas tim.
- Mentalitas Profesional: Mereka terbiasa dengan kompetisi yang ketat dan tuntutan profesionalisme tinggi, yang bisa menular ke pemain lokal.
- Adaptasi Cepat: Meskipun datang dari budaya yang berbeda, banyak dari mereka menunjukkan kemampuan adaptasi yang luar biasa, baik di dalam maupun di luar lapangan.
Masa Depan Cerah untuk Sepak Bola Indonesia!
Kehadiran pemain naturalisasi Timnas Indonesia memang membawa angin segar bagi sepak bola Indonesia. Mereka bukan hanya mengisi kekosongan posisi atau menambah kedalaman skuad, tetapi juga membawa segudang cerita, komitmen tulus, dan pengalaman berharga dari berbagai belahan dunia. Dari garis keturunan Maluku yang bangga, darah Jawa yang mengalir deras, hingga mereka yang berjuang keras meski tanpa ikatan darah langsung, semua bersatu demi satu tujuan: membawa skuad Garuda terbang lebih tinggi di kancah internasional. Dukungan kita sebagai penggemar adalah energi tambahan bagi mereka untuk terus berjuang. Mari bersama-sama menatap masa depan cerah sepak bola Indonesia!