Duel Sengit Berakhir Imbang: Manny Pacquiao Buktikan Ketangguhan di Usia 46 Tahun Melawan Mario Barrios

Dipublikasikan 21 Juli 2025 oleh admin
Olahraga

Yogyakarta, zekriansyah.com – Pertarungan tinju selalu punya daya tarik tersendiri, apalagi jika yang naik ring adalah seorang legenda. Baru-baru ini, jagat tinju dikejutkan dengan kembalinya Manny Pacquiao ke atas ring setelah empat tahun absen. Ia langsung dihadapkan dengan tantangan berat: duel melawan Mario Barrios, juara kelas welter WBC yang jauh lebih muda. Hasilnya? Sebuah tarung yang dramatis dan berakhir imbang, meninggalkan banyak pertanyaan dan harapan baru bagi para penggemar.

Duel Sengit Berakhir Imbang: Manny Pacquiao Buktikan Ketangguhan di Usia 46 Tahun Melawan Mario Barrios

Manny Pacquiao (46) menunjukkan ketangguhan luar biasa dengan meraih hasil imbang mayoritas melawan Mario Barrios dalam duel sengit yang mengobati kerinduan penggemar tinju dunia.

Di usianya yang ke-46 tahun, “Pacman” — julukan akrab Manny Pacquiao — membuktikan bahwa semangat juangnya tak pernah padam. Meski harus puas dengan hasil imbang mayoritas saat menghadapi Barrios di MGM Grand Garden Arena, Las Vegas, Minggu, 20 Juli 2025, penampilan Pacquiao sungguh menginspirasi. Mari kita selami lebih dalam bagaimana duel epik ini berlangsung dan apa artinya bagi masa depan legenda tinju Filipina ini.

Pertarungan yang Menguras Energi: Ketika Pengalaman Berhadapan dengan Kekuatan Muda

Arena MGM Grand Garden bergemuruh menyambut Manny Pacquiao yang kembali dari masa pensiunnya. Menghadapi Mario Barrios yang berusia 30 tahun, perbedaan usia 16 tahun tentu jadi sorotan utama. Namun, begitu bel ronde pertama berbunyi, Pacquiao langsung menunjukkan kelasnya. Ia tampil agresif, melancarkan serangkaian pukulan ke tubuh Barrios dan mengendalikan tempo di awal-awal ronde. Pukulan kiri khasnya masih terlihat akurat, membuat Barrios harus bekerja keras untuk bertahan.

Para juri memberikan skor yang mencerminkan ketatnya duel ini: satu juri memberi skor 115-113 untuk Barrios, sementara dua juri lainnya mencatatkan skor imbang 114-114. Ini adalah hasil imbang mayoritas yang menjaga sabuk juara kelas welter WBC tetap di tangan Barrios. Sepanjang 12 ronde, pertandingan berjalan sangat sengit. Pacquiao, yang baru dilantik ke International Boxing Hall of Fame pada Juni lalu, menunjukkan kilas balik gaya bertarungnya yang cepat dan taktis. Ia berhasil memenangkan beberapa ronde awal dan pertengahan, termasuk ronde pertama, keenam, kedelapan, dan kesembilan.

Namun, Barrios bukan lawan yang mudah. Petinju Amerika Serikat ini perlahan menemukan ritmenya di ronde-ronde tengah, memanfaatkan jab-jab tajam dan kombinasi pukulan yang menekan Pacquiao. Di tiga ronde terakhir, Barrios bahkan berhasil bangkit dan mendaratkan beberapa pukulan keras, memaksa Pacquiao bertahan habis-habisan. Statistik CompuBox mencatat Barrios mendaratkan 120 dari 658 pukulan (18,2%), sedikit lebih banyak dari Pacquiao yang mencatat 101 dari 577 pukulan (17,5%). Menariknya, Pacquiao justru unggul dalam pukulan keras, yaitu 81 berbanding 75.

Reaksi Pacquiao dan Mimpi untuk Rakyat Filipina

Meski hasil imbang ini cukup kontroversial bagi sebagian penggemar yang merasa Pacquiao layak menang, sang legenda menerima hasilnya dengan lapang dada. “Saya rasa saya memenangkan pertarungan. Tapi saya hormati hasil ini,” ujar Pacquiao setelah pertandingan. Ia menambahkan bahwa Mario Barrios adalah petinju tangguh yang sulit dijatuhkan.

Yang paling menarik, Manny Pacquiao secara terbuka menyatakan keinginannya untuk menggelar tarung ulang melawan Barrios. Alasannya sederhana dan menyentuh hati: “Saya ingin tarung ulang, karena saya ingin memberi kebanggaan bagi rakyat Filipina.” Ini menunjukkan betapa besar dedikasi Pacman tidak hanya untuk dirinya sendiri, tetapi juga untuk bangsanya.

Pacquiao juga mengungkapkan bahwa persiapan latihannya hanya dua bulan, lebih singkat dari biasanya karena kesibukan pasca-pemilihan senat di Filipina. Ia berjanji akan berlatih tiga bulan penuh untuk pertarungan berikutnya. “Pertarungan ini membuktikan, dengan disiplin dan kerja keras, siapa pun bisa bertarung di usia berapa pun,” katanya, menginspirasi banyak orang.

Pandangan Lawan dan Calon Lawan Baru

Mario Barrios sendiri memuji ketangguhan Pacquiao. “Staminanya luar biasa. Pukulannya masih keras dan ritmenya sulit ditebak,” kata Barrios. Ia juga menyatakan kesiapannya untuk duel ulang karena “Ini besar bagi dunia tinju.”

Namun, di balik keinginan tarung ulang dengan Barrios, penasihat Pacquiao, Sean Gibbons, sempat menyebutkan bahwa Pacquiao juga tertarik pada nama-nama besar lain seperti juara kelas welter WBA yang baru, Rolando Romero, dan juara kelas ringan tak terkalahkan, Gervonta “Tank” Davis. Ini menunjukkan bahwa meskipun sudah veteran, Pacquiao masih memiliki daya tarik besar di kancah tinju dunia dan siap menghadapi tantangan siapa pun.

Semangat Tak Padam: Warisan Sang Legenda

Hasil duel melawan Barrios imbang ini memang membuat Manny Pacquiao gagal merebut sabuk juara WBC kelas welter. Namun, lebih dari itu, pertarungan ini adalah sebuah testimoni nyata tentang ketahanan, dedikasi, dan semangat juang seorang legenda. Di usia 46 tahun, Pacquiao masih mampu memberikan perlawanan sengit, bahkan membuat lawannya yang lebih muda kesulitan.

Kisah comeback Manny Pacquiao ini bukan hanya tentang kemenangan atau kekalahan di atas ring, melainkan tentang inspirasi. Ia membuktikan bahwa usia hanyalah angka jika semangat dan disiplin terus membara. Kita semua menantikan langkah selanjutnya dari Manny Pacquiao dan melihat apakah ia akan kembali ke ring untuk tarung ulang demi membanggakan rakyat Filipina, atau menghadapi tantangan baru yang tak kalah seru. Satu hal yang pasti, namanya akan terus dikenang sebagai salah satu petinju terhebat sepanjang masa.