Halo para pembaca setia! Bagaimana kabar finansial Anda hari ini? Mari kita bedah bersama nilai tukar rupiah dolar hari Jumat, 11 Juli 2025, yang penuh dinamika. Setelah sempat melemah di awal perdagangan, mata uang kebanggaan kita, rupiah, berhasil menunjukkan kekuatannya di penutupan.
Ilustrasi untuk artikel tentang Nilai Tukar Rupiah Dolar Hari Jumat, 11 Juli: Rupiah Menguat Tipis di Tengah Gempuran Tarif Global
Artikel ini akan mengajak Anda memahami apa saja yang memengaruhi pergerakan kurs rupiah hari ini dan bagaimana dampaknya terhadap kita semua. Yuk, simak ulasan lengkapnya!
Pergerakan Rupiah Dolar di Pasar Spot: Jumat, 11 Juli 2025
Pada pembukaan perdagangan pagi Jumat, 11 Juli 2025, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS sempat sedikit melemah. Data dari Bloomberg menunjukkan rupiah dibuka di level Rp16.229 per dolar AS, sedikit turun dari penutupan hari sebelumnya. Begitu pula data dari Antara yang mencatat pembukaan di Rp16.228 per dolar AS.
Namun, memasuki sore hari, rupiah berhasil berbalik arah dan ditutup menguat. Menurut data Bloomberg yang dikutip Metrotvnews.com dan Investor.id, rupiah hari ini menguat 6 poin atau 0,04% ke posisi Rp16.218 per dolar AS. Sementara itu, data Yahoo Finance mencatat penguatan 9 poin atau 0,06% menjadi Rp16.206 per dolar AS.
Sebagai informasi tambahan, berikut adalah data Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) dari Bank Indonesia selama beberapa hari di bulan Juli:
Tanggal | Kurs JISDOR (Rp) |
---|---|
11 Juli 2025 | 16.221,00 |
10 Juli 2025 | 16.220,00 |
9 Juli 2025 | 16.254,00 |
8 Juli 2025 | 16.238,00 |
7 Juli 2025 | 16.237,00 |
4 Juli 2025 | 16.204,00 |
3 Juli 2025 | 16.209,00 |
2 Juli 2025 | 16.236,00 |
1 Juli 2025 | 16.192,00 |
Bisa kita lihat, meski ada fluktuasi, rupiah menunjukkan daya tahannya di tengah berbagai sentimen global.
Mengapa Rupiah Bergerak Demikian? Faktor-faktor Penentu Nilai Tukar
Pergerakan nilai tukar rupiah dolar tidak terjadi begitu saja. Ada banyak “tarik-menarik” dari berbagai faktor, baik dari dalam maupun luar negeri.
Dampak Kebijakan Tarif Donald Trump
Salah satu sorotan utama yang memengaruhi pergerakan rupiah dan mata uang global adalah serangkaian pengumuman tarif perdagangan dari Presiden AS Donald Trump. Trump mengumumkan akan mengenakan tarif 35% untuk impor dari Kanada mulai 1 Agustus, dan mengancam akan menaikkan tarif jika Kanada membalas.
Selain itu, ia juga telah mengumumkan bea masuk 25% untuk barang-barang dari Korea Selatan dan Jepang, serta tarif 50% untuk impor tembaga yang efektif 1 Agustus 2025. Bahkan, ada ancaman tarif 10% yang menargetkan negara-negara yang bersekutu dengan blok BRICS.
Analis mata uang Ibrahim Assuaibi menyatakan,
“Meskipun ancaman tarif baru-baru ini tidak berdampak besar pada pergerakan pasar yang lebih luas, para pedagang tetap berhati-hati tentang tindakan perdagangan di masa mendatang.”
Ini menunjukkan bahwa pasar masih mencerna dan bereaksi terhadap langkah-langkah proteksionis AS yang agresif.
Kebijakan The Fed dan Inflasi AS
Faktor eksternal lain yang tak kalah penting adalah kebijakan moneter bank sentral Amerika Serikat, The Federal Reserve (The Fed). Risalah rapat The Fed bulan Juni mengungkapkan bahwa sebagian besar pejabatnya memperkirakan penurunan suku bunga akan terjadi akhir tahun ini. Alasannya, tekanan inflasi yang sudah mereda dan potensi pelemahan ekonomi serta pasar tenaga kerja di AS.
Meski demikian, beberapa anggota Fed masih memiliki pandangan beragam, ada yang mendukung penurunan suku bunga lebih cepat, ada pula yang merasa belum perlu ada perubahan kebijakan di tahun 2025. Terkait inflasi akibat tarif, para pembuat kebijakan umumnya memandangnya sebagai bersifat sementara atau terbatas.
Ketegangan Geopolitik Global
Situasi geopolitik juga turut menjadi perhatian investor. Ketegangan di Timur Tengah masih tinggi seiring konflik Israel-Hamas yang belum mereda. Upaya mediasi gencatan senjata oleh AS pun belum membuahkan hasil signifikan. Di Eropa, Presiden Trump juga menyuarakan kekecewaannya terhadap Presiden Rusia Vladimir Putin terkait kurangnya kemajuan perdamaian dengan Ukraina.
Respon Domestik Indonesia
Dari dalam negeri, ada kabar baik mengenai respons pasar terhadap upaya pemerintah Indonesia. Meskipun belum ada kesepakatan baru dengan AS terkait tarif dagang sebesar 32% yang dikenakan pada sejumlah produk ekspor Indonesia (setelah keanggotaan di BRICS), komunikasi kedua belah pihak terus dibangun. Pemerintah aktif menyusun skema untuk meredam dampak tarif ini, termasuk opsi deregulasi hingga peningkatan impor dari AS, demi mencapai win-win solution.
Kurs Dolar AS di Bank-Bank Besar Indonesia
Bagi Anda yang ingin bertransaksi atau sekadar memantau, berikut adalah gambaran kurs dolar AS di beberapa bank besar di Indonesia pada Jumat, 11 Juli 2025 pagi:
Bank | Jenis Kurs | Beli (Rp) | Jual (Rp) | Waktu Update |
---|---|---|---|---|
BCA | e-rate | 16.213 | 16.233 | 09.58 WIB |
TT Counter | 16.060 | 16.360 | 08.03 WIB | |
Bank Notes | 16.060 | 16.360 | 08.04 WIB | |
BRI | e-rate | 16.208 | 16.233 | 09.44 WIB |
TT Counter | 16.130 | 16.330 | 09.44 WIB | |
Bank Mandiri | Special Rate | 16.210 | 16.240 | 09.39 WIB |
TT Counter | 16.000 | 16.350 | 10.04 WIB (Kamis) | |
Bank Notes | 16.000 | 16.350 | 09.31 WIB | |
BNI | Special Rates | 16.213 | 16.228 | 09.50 WIB |
TT Counter | 16.100 | 16.370 | 09.50 WIB | |
Bank Notes | 16.100 | 16.370 | 09.50 WIB |
Perlu diingat, kurs di atas dapat berubah sewaktu-waktu dan bervariasi antar bank.
Kesimpulan
Secara keseluruhan, nilai tukar rupiah dolar hari Jumat, 11 Juli 2025, menunjukkan ketahanan dengan mampu menguat tipis di akhir perdagangan, meskipun sempat tertekan di pagi hari. Penguatan ini terjadi di tengah bayang-bayang kebijakan tarif baru dari Presiden AS Donald Trump dan ketidakpastian geopolitik global.
Kondisi ini menegaskan bahwa pasar valuta asing sangat sensitif terhadap berita dan kebijakan, baik dari dalam maupun luar negeri. Bagi Anda yang memiliki kepentingan dengan dolar AS, tetaplah memantau informasi terkini dan berkonsultasi dengan ahli keuangan untuk keputusan terbaik. Semoga informasi ini bermanfaat!