Jahja Setiaatmadja Lego Satu Juta Saham BBCA: Ini Alasan di Balik Keputusan Bos BCA!

Dipublikasikan 16 Agustus 2025 oleh admin
Finance

Yogyakarta, zekriansyah.com – Kabar mengenai transaksi saham oleh para petinggi perusahaan besar selalu menarik perhatian, apalagi jika menyangkut nama sekelas Jahja Setiaatmadja, salah satu tokoh kunci di PT Bank Central Asia Tbk (BCA). Belakangan ini, publik dihebohkan dengan berita bahwa Jahja Setiaatmadja lego satu juta saham BBCA miliknya. Kira-kira, apa ya alasan di balik langkah besar ini? Mari kita selami lebih dalam agar tidak salah paham dan bisa mengambil pelajaran berharga dari strategi investasi seorang bos bank raksasa.

Mengapa Jahja Setiaatmadja Jual Saham BBCA? Bukan Sekadar Diversifikasi Portofolio!

Pada tanggal 15 September 2022, jagat pasar modal dikejutkan dengan informasi penjualan saham BBCA yang dilakukan oleh Jahja Setiaatmadja, yang kala itu menjabat sebagai Direktur Utama BCA. Tak tanggung-tanggung, jumlah saham yang dilepas mencapai satu juta lembar saham BBCA. Dari transaksi ini, Jahja berhasil mengantongi dana segar sekitar Rp8,73 miliar.

Mungkin banyak yang bertanya-tanya, mengapa seorang pucuk pimpinan bank besar seperti BCA menjual sahamnya sendiri? Apakah ada sinyal negatif di baliknya? Ternyata, alasan di balik keputusan ini sangatlah personal dan strategis, jauh dari dugaan miring.

Ada dua tujuan utama yang diungkapkan oleh Jahja Setiaatmadja:

  1. Renovasi Rumah: Ya, sesederhana itu! Sebagian dana hasil penjualan saham digunakan untuk kebutuhan renovasi rumah pribadi. Ini menunjukkan bahwa bahkan seorang CEO bank besar pun memiliki kebutuhan rumah tangga yang perlu dipenuhi.
  2. Investasi Lain: Selain untuk renovasi, dana tersebut juga dialokasikan untuk tujuan investasi. Bukan sembarang investasi, melainkan untuk membeli surat utang pemerintah Indonesia dalam mata uang dolar AS (Indonesia USD bonds). Alasan di balik pilihan ini cukup jelas: “yield-nya bagus,” kata Jahja. Ini adalah langkah diversifikasi portofolio yang cerdas, memindahkan sebagian aset dari saham ke instrumen investasi lain yang menawarkan potensi keuntungan menarik.

Jahja sendiri menanggapi santai aksi penjualannya ini. Ia pernah berujar, “Saya jual 1 juta dari 40 juta (saham) ya wajarlah. Kalau jual 20 juta baru dipertanyakan.” Pernyataan ini menegaskan bahwa penjualan tersebut hanyalah sebagian kecil dari total kepemilikannya dan merupakan bagian normal dari manajemen aset pribadi.

Sekilas Angka: Detail Transaksi Penjualan Saham BBCA

Untuk memberikan gambaran yang lebih jelas, berikut adalah rincian penjualan saham BBCA oleh Jahja Setiaatmadja pada September 2022:

Tanggal Transaksi Jumlah Saham (Lembar) Harga Per Saham (Rp) Total Dana (Rp) Tujuan Transaksi
15 September 2022 500.000 8.725 4.360.000.000 Renovasi Rumah
15 September 2022 500.000 8.750 4.370.000.000 Investasi
Total 1.000.000 8.730.000.000

Setelah transaksi ini, kepemilikan saham Jahja di BBCA menyusut dari 40,81 juta lembar menjadi 39,81 juta lembar, atau setara dengan 0,03% dari total saham perseroan. Menariknya, di waktu yang hampir bersamaan, Direktur BCA lainnya, Subur Tan, juga melakukan penjualan 500.000 lembar saham BBCA. Ini menunjukkan bahwa transaksi semacam ini bisa saja merupakan bagian dari strategi keuangan pribadi para eksekutif.

Strategi Jangka Panjang: Jahja Setiaatmadja Juga Aktif Borong Saham BBCA

Meskipun Jahja Setiaatmadja lego satu juta saham BBCA, penting untuk dicatat bahwa ini hanyalah satu sisi dari koin. Faktanya, Jahja juga dikenal aktif dalam melakukan pembelian atau akumulasi saham BBCA di berbagai kesempatan, menunjukkan kepercayaan jangka panjangnya terhadap perusahaan yang dipimpinnya.

Sebagai contoh, pada Maret 2022, hanya beberapa hari setelah melakukan penjualan, Jahja justru memborong 633.005 lembar saham BBCA senilai sekitar Rp5,10 miliar. Aksi pembelian ini dijelaskan sebagai bagian dari tantiem (bonus kinerja) yang harus dibelikan saham, dan penjualan sebelumnya adalah upaya untuk menyeimbangkan portofolio. “Relatif sama yang beli dengan yang jual,” ungkapnya kala itu, menegaskan bahwa ini adalah bagian dari manajemen portofolio yang dinamis.

Selain itu, dalam beberapa kesempatan lain, termasuk saat harga saham BBCA mengalami koreksi, Jahja Setiaatmadja dan jajaran direksi serta komisaris lainnya juga kompak melakukan pembelian saham, dengan tujuan utama untuk investasi jangka panjang. Ini menunjukkan keyakinan kuat manajemen terhadap fundamental dan prospek pertumbuhan BCA ke depan.

Kinerja keuangan BCA sendiri memang terbilang solid. Pada semester I/2025 (berdasarkan data terbaru yang tersedia), BCA dan entitas anak mencatatkan laba bersih konsolidasi sebesar Rp29 triliun, naik 8% secara tahunan. Pertumbuhan kredit yang mencapai 12,9% secara tahunan menjadi Rp959 triliun, didukung oleh penyaluran di berbagai segmen, serta terjaganya rasio kredit bermasalah (NPL) dan rasio loan at risk (LAR) pada level yang sehat, semakin memperkuat daya tarik saham ini sebagai investasi.

Kesimpulan

Jadi, ketika mendengar kabar Jahja Setiaatmadja lego satu juta saham BBCA, penting untuk tidak buru-buru menyimpulkan hal negatif. Transaksi ini, yang terjadi pada September 2022, didasari oleh alasan yang sangat personal seperti renovasi rumah dan diversifikasi investasi ke instrumen lain yang menarik, seperti surat utang pemerintah.

Hal ini adalah bagian lumrah dari manajemen portofolio pribadi seorang investor. Terlebih, Jahja Setiaatmadja juga secara konsisten menunjukkan kepercayaan pada Bank Central Asia dengan terus melakukan pembelian saham BBCA di waktu-waktu yang berbeda, terutama untuk tujuan investasi jangka panjang. Ini menegaskan bahwa keputusan jual-beli saham oleh para eksekutif perlu dilihat secara komprehensif, memahami motivasi di baliknya, dan bukan sekadar angka di pasar.

Jahja Setiaatmadja Lego Satu Juta Saham BBCA: Ini Alasan di Balik Keputusan Bos BCA! - zekriansyah.com