Yogyakarta, zekriansyah.com – Musim hujan kembali menyapa berbagai wilayah di Indonesia. Di tengah rintik dan guyuran air, ada satu ancaman kesehatan yang patut kita waspadai bersama: Demam Berdarah Dengue (DBD). Lembaga Kesehatan MUI baru-baru ini secara tegas memperingatkan potensi DBD meningkat seiring tingginya curah hujan. Mengapa demikian, dan bagaimana cara kita melindungi diri serta keluarga? Yuk, kita bahas tuntas agar tidak kecolongan!
Lembaga Kesehatan MUI mengingatkan potensi peningkatan kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) seiring datangnya musim hujan, masyarakat diimbau waspada dan mengenali gejala serta langkah pencegahan ampuh.
Mengapa Potensi DBD Meningkat Saat Musim Hujan?
Curah hujan yang tinggi memang membawa berkah, tapi juga bisa jadi “ladang subur” bagi nyamuk Aedes aegypti, si biang keladi penyebar virus DBD. Genangan air, baik di dalam maupun di luar rumah, menjadi tempat favorit nyamuk ini untuk berkembang biak. Bayangkan saja, satu tetes air di kaleng bekas atau wadah yang lupa tertutup bisa jadi sarang jutaan jentik nyamuk!
Wakil Ketua Lembaga Kesehatan MUI, Dr. dr. Bayu Wahyudi, mengungkapkan bahwa laporan dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menunjukkan adanya peningkatan signifikan kasus DBD di musim hujan. Beberapa wilayah seperti Jawa Barat, Jawa Tengah, Nusa Tenggara Timur (NTT), dan Kalimantan menjadi sorotan utama. Bahkan, Dinas Kesehatan DKI Jakarta mencatat kenaikan kasus DBD hingga 77% pada Januari 2025 dibandingkan bulan sebelumnya, dan puncaknya sering terjadi setelah Februari. Ini adalah sinyal bagi kita semua untuk lebih siaga.
Kenali Gejala DBD: Jangan Sampai Terlambat!
Mengenali gejala awal DBD sangat penting agar penanganan bisa cepat dilakukan. Jangan sampai terlambat, karena penyakit ini bisa berakibat fatal jika tidak ditangani dengan baik.
Gejala Awal DBD yang Umum Terjadi:
- Demam tinggi mendadak yang bisa berlangsung 2 hingga 7 hari.
- Nyeri kepala yang hebat.
- Nyeri pada otot dan sendi, seringkali disebut “demam tulang.”
- Nyeri di belakang mata.
- Mual dan muntah.
- Munculnya bintik-bintik merah di kulit.
- Penurunan jumlah trombosit pada pemeriksaan laboratorium.
Kapan Harus Segera ke Rumah Sakit? (Tanda Bahaya)
Dokter Bayu Wahyudi sangat menekankan pentingnya membawa pasien ke rumah sakit jika muncul tanda-tanda berikut:
- Muntah terus-menerus.
- Nyeri perut hebat.
- Pendarahan, seperti mimisan, gusi berdarah, muntah darah, atau buang air besar (BAB) berwarna hitam.
- Pasien menunjukkan tanda syok: lemas luar biasa, tangan dan kaki terasa dingin, napas cepat, hingga penurunan kesadaran.
Penyakit DBD memang bisa menyebabkan kematian bila berkembang menjadi syok dengue (Dengue Shock Syndrome). Namun, jangan panik! Angka kematian bisa ditekan hingga kurang dari satu persen jika pasien segera mendapatkan penanganan medis yang tepat. Kuncinya adalah deteksi dini dan tindakan cepat.
Langkah Konkret Pencegahan DBD: Aksi Bersama Jaga Lingkungan
Lembaga Kesehatan MUI tidak hanya memperingatkan, tapi juga mengajak masyarakat untuk bertindak nyata. Salah satu upaya paling efektif adalah Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) 3M Plus. Ini bukan sekadar gerakan, tapi gaya hidup yang harus kita terapkan bersama.
Apa itu PSN 3M Plus?
- Menguras: Bersihkan tempat penampungan air seperti bak mandi, vas bunga, atau tempat minum hewan peliharaan secara rutin, setidaknya seminggu sekali.
- Menutup: Pastikan semua wadah penampungan air di rumah tertutup rapat agar nyamuk tidak bisa masuk dan bertelur.
- Mendaur Ulang/Mengubur: Singkirkan atau daur ulang barang-barang bekas yang bisa menampung air hujan, seperti kaleng, botol, atau ban bekas.
Dan “Plus”nya adalah:
- Memakai kelambu saat tidur, terutama untuk bayi dan anak-anak.
- Menggunakan lotion anti nyamuk saat beraktivitas di luar rumah.
- Menanam tanaman anti nyamuk seperti lavender atau lidah mertua di sekitar rumah.
- Melakukan ikanisasi, yaitu memelihara ikan pemakan jentik di kolam.
- Menggunakan larvasida (bubuk Abate) di tempat penampungan air yang sulit dikuras.
Selain itu, program Jumantik (Juru Pemantau Jentik) di lingkungan rumah tangga dan sekolah juga sangat penting untuk diaktifkan kembali. Lembaga Kesehatan MUI juga mengimbau agar masjid, majelis taklim, dan lembaga pendidikan bisa menjadi pusat edukasi kesehatan. Seperti yang diajarkan dalam Islam, “annadhofatu minal iman” yang berarti kebersihan adalah sebagian dari iman. Menjaga kebersihan dan kesehatan adalah bagian dari ibadah kita.
Data Kasus DBD: Peningkatan yang Perlu Diwaspadai
Data terbaru dari Kemenkes per 26 Maret 2024 (pekan ke-13) menunjukkan bahwa kasus dengue di Indonesia sudah mencapai 53.131 orang dengan 404 kasus kematian. Angka ini tentu bukan jumlah yang kecil.
Berikut adalah beberapa kota dengan kasus DBD terbanyak:
- Kota Bandung: 1.741 kasus
- Kota Kendari: 1.195 kasus
- Bandung Barat: 1.143 kasus
- Kota Bogor: 939 kasus
- Subang: 909 kasus
Meskipun angka ini meningkat, Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes, Maxi Rein Rondonuwu, menyatakan bahwa tingkat keterisian tempat tidur (BOR) rumah sakit masih aman. Namun, beliau juga mengingatkan bahwa kenaikan kasus ini belum mencapai puncaknya dan potensi peningkatan masih akan terus terjadi hingga musim pancaroba mendatang.
Mari Bertindak Sekarang!
Peringatan dari Lembaga Kesehatan MUI ini adalah pengingat bagi kita semua untuk tidak lengah. Potensi DBD meningkat di musim hujan adalah ancaman nyata, namun bisa kita hadapi dengan langkah-langkah pencegahan yang tepat dan gotong royong. Mari jaga keluarga, lingkungan, dan masyarakat dari ancaman penyakit ini. Kebersihan adalah tanggung jawab kita bersama, demi kesehatan yang lebih baik bagi semua.
FAQ
Tanya: Mengapa musim hujan meningkatkan risiko Demam Berdarah Dengue (DBD)?
Jawab: Curah hujan tinggi menciptakan banyak genangan air yang menjadi tempat nyamuk Aedes aegypti berkembang biak.
Tanya: Wilayah mana saja yang dilaporkan mengalami peningkatan kasus DBD saat musim hujan?
Jawab: Laporan menunjukkan peningkatan di Jawa Barat, Jawa Tengah, Nusa Tenggara Timur (NTT), dan Kalimantan, serta DKI Jakarta.
Tanya: Apa yang bisa saya lakukan untuk mencegah DBD di rumah saat musim hujan?
Jawab: Lakukan 3M Plus: Menguras tempat penampungan air, menutup rapat tempat penampungan air, mendaur ulang barang bekas, dan menggunakan kelambu atau obat nyamuk.