Juara UFC Khamzat Chimaev Gemparkan Octagon: Kibarkan Bendera Palestina dan Lantang Teriak ‘Allahu Akbar’

Dipublikasikan 17 Agustus 2025 oleh admin
Olahraga

Yogyakarta, zekriansyah.com – Dunia Mixed Martial Arts (MMA) baru saja menyaksikan momen yang tak hanya bersejarah di arena pertarungan, tapi juga penuh makna di luar itu. Khamzat Chimaev, sang bintang baru UFC, berhasil menepati janjinya untuk menjadi juara dunia kelas menengah. Namun, bukan hanya kemenangan itu yang menjadi sorotan utama. Pasca-pertarungan sengit di UFC 319, petarung asal Chechnya ini menghebohkan publik dengan mengibarkan bendera Palestina dan lantang meneriakkan ‘Allahu Akbar’.

Juara UFC Khamzat Chimaev Gemparkan Octagon: Kibarkan Bendera Palestina dan Lantang Teriak 'Allahu Akbar'

Sang juara UFC Khamzat Chimaev rayakan kemenangan gemilang dengan kibarkan bendera Palestina dan lantangkan takbir di Octagon.

Artikel ini akan mengupas tuntas bagaimana momen ini terjadi, apa artinya bagi Khamzat Chimaev dan dunia MMA, serta mengapa aksi ini begitu menarik perhatian dan menjadi perbincangan hangat di berbagai platform. Mari kita selami lebih dalam kisah di balik juara UFC Khamzat bawa bendera Palestina teriak ini.

Kemenangan Gemilang di UFC 319: Khamzat Chimaev Tak Terbantahkan

Pertarungan yang dinanti-nantikan di UFC 319 akhirnya tiba. Bertempat di United Center, Chicago, pada Minggu (17/8) siang WIB, Khamzat Chimaev berhadapan dengan petarung tangguh, Dricus Du Plessis. Sejak awal bergabung dengan UFC pada tahun 2020, Chimaev memang sudah sesumbar akan menjadi juara dunia, dan kini janji itu telah resmi ditepati.

Dalam laga puncak tersebut, Khamzat Chimaev menunjukkan performa yang dominan. Ia berhasil mengalahkan Dricus Du Plessis melalui keputusan mutlak juri dengan skor telak 50-44, 50-44, dan 50-44. Meskipun tidak ada KO atau submission, performa Chimaev sangat garang dan membuat Du Plessis kesulitan.

Usai pertarungan, Chimaev menyampaikan rasa hormatnya kepada lawan. Ia mengakui kekuatan Du Plessis dan memujinya sebagai “singa sejati” dari Afrika.

“Saya tidak pernah membuat rencana pertarungan. Saya datang begitu saja, berlatih seperti biasa di sasana. Orang itu kuat, saya tidak bisa melakukan finis, saya hormati dia, dia satu-satunya juara yang menyebut nama saya. Orang ini punya hati yang tulus, singa sejati, singa Afrika sejati,” kata Khamzat di atas octagon.

Dricus Du Plessis sendiri juga mengakui keunggulan Chimaev. “Dia pantas mendapatkan ini 100 persen, dia mengalahkan saya dengan adil malam ini. Dia lebih baik malam ini, dan saya akan kembali,” ucap petarung asal Afrika Selatan itu, menunjukkan sportivitas tinggi.

Aksi Penuh Makna: Bendera Palestina dan Teriakan ‘Allahu Akbar’

Momen yang paling mencuri perhatian terjadi setelah pengumuman kemenangan. Begitu dinyatakan sebagai pemenang, Khamzat Chimaev langsung membawa bendera Palestina ke dalam octagon. Suasana semakin emosional saat Presiden UFC, Dana White, menyerahkan sabuk juara dunia kepadanya. Chimaev kemudian berteriak lantang “Allahu Akbar” sambil mengangkat tinggi bendera Palestina.

Aksi ini bukan yang pertama kali dilakukan oleh Khamzat Chimaev. Sebelumnya, saat faceoff jelang UFC 319, ia juga sempat meneriakkan ‘Allahu Akbar’ berkali-kali, bahkan sampai membuat Dana White terkejut. Kemenangan ini juga menorehkan sejarah bagi Chimaev, menjadikannya petarung Chechen pertama yang sukses meraih gelar juara dunia UFC. Teriakan penuh semangat ini kembali menggema saat Chimaev diwawancarai oleh Joe Rogan di hadapan ribuan penggemar, menambah euforia kemenangan.

Lebih dari Sekadar Pertarungan: Suara Solidaritas di Dunia MMA

Aksi Khamzat Chimaev ini menunjukkan bagaimana dunia olahraga, khususnya MMA, menjadi panggung bagi para atlet untuk menyuarakan isu-isu global. Dukungan terhadap Palestina melalui simbol-simbol seperti bendera dan teriakan ‘Allahu Akbar’ bukanlah hal baru di kalangan petarung Muslim, atau bahkan non-Muslim, di arena MMA.

Sebelumnya, petarung kelas welter UFC, Belal Muhammad, juga dikenal vokal dalam mendukung Palestina. Ia bahkan berjanji akan membawa bendera Palestina saat tampil di UFC 315. “Itu membuat saya ingin bekerja lebih keras. Saya pergi ke sasana, saya berlari lebih jauh, saya mengangkat beban lebih berat. Karena saya tidak boleh kalah,” ujar Belal, menjelaskan bagaimana dukungan tersebut memberinya motivasi.

Ada pula Paddy McCorry, petarung MMA asal Irlandia, yang pada Juni 2025 lalu juga lantang meneriakkan “Free Palestine” dan mengibarkan bendera Palestina setelah mengalahkan lawannya yang merupakan bekas tentara Israel. Fenomena ini menunjukkan bahwa para atlet semakin berani menggunakan platform mereka untuk menyuarakan isu kemanusiaan dan solidaritas.

Kesimpulan

Kemenangan Khamzat Chimaev di UFC 319 bukan hanya sekadar menambah daftar juara baru di arena MMA. Lebih dari itu, aksinya mengibarkan bendera Palestina dan meneriakkan ‘Allahu Akbar’ telah menciptakan momen ikonik yang melampaui batas-batas olahraga. Ini adalah bukti bagaimana seorang atlet dapat menggunakan panggung globalnya untuk menunjukkan solidaritas dan menyuarakan keyakinannya.

Juara dunia kelas menengah ini telah menepati janjinya, tidak hanya sebagai petarung tangguh di dalam octagon, tetapi juga sebagai sosok yang berani berdiri di belakang prinsipnya. Dengan sabuk juara di pinggangnya, Khamzat Chimaev kini menjadi sorotan lebih besar, tidak hanya karena kemampuan bertarungnya, tetapi juga karena pesan kuat yang ia sampaikan kepada dunia.