Yogyakarta, zekriansyah.com – Euforia menyelimuti pendukung Timnas Indonesia U-23 setelah skuad Garuda Muda berhasil melaju ke semifinal Piala AFF U-23 2025 sebagai juara grup. Torehan gol yang cukup “buas” di fase grup, terutama kemenangan telak 8-0 atas Brunei Darussalam, seolah menjadi bukti ketajaman lini depan Timnas U-23. Namun, benarkah demikian? Ada bahaya ketajaman semu gol Timnas U-23 yang patut diwaspadai agar kita tidak terlalu terlena. Mari kita bedah lebih dalam.
Timnas U-23 melaju ke semifinal Piala AFF U-23 2025 sebagai juara grup dengan selisih gol impresif, namun tajamnya lini serang patut dicermati menjelang laga krusial melawan tim kuat.
Artikel ini akan mengajak Anda melihat lebih jeli performa Timnas U-23 di balik angka-angka, memahami mengapa “pesta gol” itu bisa jadi ilusi, dan apa saja pekerjaan rumah yang harus diselesaikan sebelum menghadapi ujian sesungguhnya di semifinal.
Di Balik Pesta Gol: Fakta yang Perlu Kita Cermati
Timnas Indonesia U-23 memang mengumpulkan tujuh poin dari tiga pertandingan di Grup A Piala AFF U-23 2025. Hasilnya adalah dua kemenangan dan satu hasil imbang. Sekilas, ini adalah pencapaian yang membanggakan. Namun, jika kita telisik lebih jauh, ada beberapa detail yang perlu menjadi sorotan.
Keganasan yang Penuh Tanda Tanya
Coba ingat lagi kemenangan 8-0 atas Brunei Darussalam. Dalam laga tersebut, striker muda andalan, Jens Raven, berhasil mencetak enam gol sensasional. Torehan ini tentu saja luar biasa dan membuat banyak orang optimistis. Tapi, perlu diingat, Brunei Darussalam adalah tim yang secara kualitas tidak diperhitungkan. Seluruh gol Jens Raven di fase grup bersarang ke gawang tim yang dianggap paling lemah di turnamen ini.
Duel Tanpa Gol Melawan Malaysia: Alarm Nyata Lini Depan
Kontras dengan pesta gol melawan Brunei, pertandingan penutup fase grup melawan Malaysia justru berakhir dengan skor kacamata, 0-0. Padahal, Timnas Indonesia U-23 mendominasi penguasaan bola dan menciptakan banyak peluang. Ketua PSSI, Erick Thohir, mengakui adanya masalah. “Finishing yang belum maksimal. Tadi ada beberapa kali ada kesempatan finishing, saya rasa striker kita belum bisa mendapat peluang, baik Jens maupun Hokky,” ujarnya. Ini menjadi alarm nyata bagi lini depan Timnas U-23, menunjukkan bahwa melawan tim yang lebih terorganisir, ketajaman itu seolah menghilang.
Gol Bunuh Diri vs Filipina: Bukan Sekadar Angka di Papan Skor
Melawan Filipina, Garuda Muda juga hanya mampu menang tipis 1-0. Yang menarik, gol semata wayang itu tercipta berkat gol bunuh diri bek lawan, Jaime Rosquillo, dari skema lemparan ke dalam maut Robi Darwis. Jens Raven sebenarnya sempat mencetak gol, namun dianulir wasit karena offside. Ini lagi-lagi menegaskan bahwa gol yang tercipta bukanlah murni dari skema serangan yang tajam atau penyelesaian akhir yang klinis dari para striker.
Pekerjaan Rumah Lini Depan: Sorotan untuk Jens Raven dan Hokky Caraka
Pelatih Timnas Indonesia U-23, Gerald Vanenburg, juga tidak menampik bahwa timnya masih memiliki pekerjaan rumah besar di sektor penyelesaian akhir. “Finishing yang belum maksimal,” katanya. Sorotan utama tentu saja tertuju pada para penyerang, seperti Jens Raven dan Hokky Caraka.
Meski Jens Raven sudah mengoleksi enam gol, performanya di dua laga terakhir melawan Filipina dan Malaysia menunjukkan bahwa ia masih kesulitan menghadapi pertahanan yang lebih solid. Hokky Caraka juga belum menunjukkan insting gol yang diharapkan. Mereka adalah dua nama yang diharapkan bisa menjadi tumpuan di lini serang, namun tampaknya masih butuh waktu dan adaptasi untuk bisa lebih klinis di depan gawang lawan.
Bukan Tanpa Modal: Fondasi Kuat yang Sudah Terbentuk
Meskipun ada bahaya ketajaman semu gol Timnas U-23, bukan berarti Timnas Indonesia U-23 tidak punya modal kuat. Ada beberapa aspek positif yang patut diapresiasi:
- Pola Bermain Mulai Terbentuk: Tim asuhan Gerald Vanenburg menunjukkan peningkatan dalam organisasi permainan, dominasi penguasaan bola, dan kemampuan membangun serangan dari belakang. Erick Thohir pun mengapresiasi hal ini.
- Solidnya Lini Belakang: Pertahanan Garuda Muda tampil sangat disiplin dan kokoh, terbukti saat menahan gempuran Malaysia. Komunikasi antar bek berjalan baik, menjadi modal penting untuk fase gugur.
- Pekerja Keras di Lini Tengah: Pemain seperti Toni Firmansyah mungkin tak mencetak gol atau assist, tapi perannya sebagai gelandang bertahan sangat krusial. Ia adalah “pekerja kotor” yang menyeimbangkan tim, mencatatkan tekel dan intersep terbanyak, serta mampu mendistribusikan bola secara progresif.
- Senjata Rahasia Robi Darwis: Selain menjadi jenderal lini tengah dengan umpan terbanyak kedua, Robi Darwis memiliki lemparan ke dalam yang mematikan, terbukti menjadi salah satu sumber peluang utama Timnas.
Semifinal Menanti: Ujian Sesungguhnya bagi Garuda Muda
Dengan lolosnya Timnas Indonesia U-23 ke semifinal, ujian sesungguhnya akan segera tiba. Lawan yang akan dihadapi tentu memiliki kualitas yang lebih merata. Inilah saatnya para pemain depan membuktikan diri bahwa mereka bisa tampil lebih baik di bawah tekanan.
Seperti kata Erick Thohir, “Kita beri kesempatan Jens sama Hokky untuk bisa perform di semifinal. Ya mereka harus buktikan di semifinal dan final.” Peluang-peluang yang terbuang sia-sia di fase grup harus segera dievaluasi dan diperbaiki. Tanpa ketajaman yang sesungguhnya, kerja keras di lini tengah dan pertahanan bisa menjadi sia-sia.
Kesimpulan
Timnas Indonesia U-23 memang menunjukkan performa yang menjanjikan di fase grup Piala AFF U-23 2025, namun bahaya ketajaman semu gol Timnas U-23 adalah sebuah realitas yang tidak bisa diabaikan. Pesta gol yang kita saksikan sebagian besar terjadi melawan tim lemah, sementara melawan lawan yang lebih seimbang, masalah penyelesaian akhir menjadi sangat kentara.
Ini bukan saatnya untuk terlena dalam euforia, melainkan momentum untuk berbenah. Dengan persiapan yang matang dan fokus pada perbaikan finishing, kita berharap Garuda Muda bisa mengatasi “ketajaman semu” ini dan menunjukkan performa terbaik di semifinal. Mari kita terus dukung Timnas U-23 dengan harapan dan doa, agar mereka bisa melangkah lebih jauh dan membanggakan Indonesia!