Yogyakarta, zekriansyah.com – Dunia MotoGP memang tak pernah kehabisan drama. Kabar terbaru yang cukup menggemparkan adalah keputusan Jorge Martin untuk tetap bertahan di tim Aprilia hingga musim 2026. Padahal, sebelumnya Martinator, julukan Martin, santer dikabarkan ingin hengkang dan sempat bersitegang dengan tim pabrikan asal Noale tersebut.
Jorge Martin dipastikan bertahan di Aprilia hingga 2026, memicu spekulasi campur tangan pihak yang diduga menjadi ‘musuh bebuyutan’ Valentino Rossi di balik layar drama MotoGP.
Lalu, apa yang membuat pembalap muda berbakat ini tiba-tiba berubah pikiran? Di balik layar, muncul sebuah kecurigaan menarik. Ada bisikan bahwa “musuh bebuyutan” legendaris Valentino Rossi ikut memainkan peran penting dalam meyakinkan Martin untuk bertahan. Penasaran siapa sosok di balik layar ini dan bagaimana ia bisa mempengaruhi keputusan sepenting ini? Mari kita selami lebih dalam.
Drama Kontrak dan Badai Cedera Jorge Martin
Awalnya, situasi antara Jorge Martin dan Aprilia memang sempat memanas. Martin, sang juara bertahan MotoGP, berniat mengaktifkan klausul performa di kontraknya untuk bisa keluar setahun lebih cepat, yaitu pada akhir musim 2025. Aprilia tentu saja menolak keras niat ini. Apalagi, Martin sendiri baru tampil sekali dalam enam seri balap MotoGP 2025 akibat badai cedera yang cukup parah.
Badai cedera yang dialami Martin memang tidak main-main. Ia sempat mengalami patah 12 tulang rusuk yang membuatnya sangat meragukan masa depannya sebagai pembalap. Dalam situasi tertekan seperti ini, pikiran negatif tentu mudah muncul. Tekanan semakin bertambah ketika Dorna Sports, selaku penyelenggara MotoGP, ikut turun tangan. CEO Dorna, Carmelo Ezpeleta, menegaskan bahwa mereka tidak akan menerima registrasi pembalap yang masih terikat kontrak Jorge Martin yang belum bebas. Ancaman sengketa hukum yang berlarut-larut pun membayangi.
Sosok Misterius di Balik Layar: Siapa Dia?
Melihat situasi yang pelik ini, akhirnya sikap Martin melunak. Ia pun menggelar konferensi pers khusus menjelang GP Ceko untuk menjelaskan niatnya bertahan di Aprilia tahun depan. Martin membela diri bahwa keputusannya adalah yang terbaik untuk masa depannya, terutama setelah mengalami musibah cedera.
Namun, di tengah-tengah rekonsiliasi ini, muncul sebuah kecurigaan dari sosok senior di paddock MotoGP, Carlo Pernat. Menurut Pernat, ada andil besar dari legenda MotoGP yang juga dikenal sebagai “musuh bebuyutan” Valentino Rossi. Siapa dia? Tak lain adalah Max Biaggi.
Mengapa Max Biaggi? Peran Sang ‘Roman Emperor’
Carlo Pernat menunjuk beberapa indikasi yang membuatnya yakin akan peran Biaggi. Salah satunya adalah momen pertukaran helm antara Biaggi dan Martin menjelang GP Ceko. Selain itu, Pernat juga mengamati seringnya “The Roman Emperor” (julukan Max Biaggi) berhubungan dengan Martinator.
Lalu, mengapa Biaggi begitu berpengaruh?
- Legenda Aprilia: Max Biaggi adalah duta penting bagi Aprilia. Ia memenangkan empat gelar juara dunia GP250 (1994, 1995, 1996, 1997) di atas motor legendaris Aprilia RSV250. Tentu saja, perkataannya memiliki bobot besar di tim ini.
- Pengalaman dan Karakter: Pernat, yang mengenal Biaggi secara personal, percaya bahwa pengalaman panjang dan latar belakang Biaggi sebagai pembalap juara, serta sifatnya yang dulu “keras kepala” namun kini lebih bijak, membuat kalimatnya lebih didengar oleh Martin.
- Dukungan di Masa Sulit: Pernat meyakini bahwa Biaggi bertindak bukan dengan memaksakan sugesti, melainkan memberikan dukungan moral terhadap Martin yang sedang diuji musibah berat. Bayangkan seorang juara muda di titik terendah kariernya, lalu seorang legenda menawarkan bahu untuk bersandar dan membuka pikirannya.
Dukungan dari sosok sekaliber Biaggi, apalagi di tengah keraguan dan cedera Martin, bisa jadi merupakan faktor penentu yang membuat Martin kembali menemukan keyakinan untuk melanjutkan petualangannya bersama Aprilia.
Rivalitas Legendaris: Max Biaggi vs. Valentino Rossi
Bagi penggemar MotoGP, nama Max Biaggi tentu tak asing lagi. Ia adalah salah satu rival paling sengit dan melegenda bagi Valentino Rossi. Persaingan mereka bukan hanya di lintasan, tapi juga kerap diwarnai drama dan ketegangan di luar sirkuit. Rivalitas panas antara dua pembalap Italia ini pada awal milenium menjadi salah satu babak paling ikonik dalam sejarah Grand Prix.
Meskipun kini keduanya sudah pensiun dan fokus pada peran berbeda di dunia balap, jejak rivalitas Rossi dan Biaggi masih kuat dalam ingatan para penggemar. Kehadiran Biaggi sebagai penasihat atau pemberi dukungan untuk Jorge Martin ini seolah menambah bumbu cerita di paddock MotoGP, membuktikan bahwa pengaruh para legenda masih sangat terasa.
Kesimpulan
Keputusan Jorge Martin untuk bertahan di Aprilia pada MotoGP 2025 dan 2026, setelah sempat ingin hengkang, memang menjadi sorotan. Di balik tekanan Dorna dan minimnya pilihan tim, kecurigaan musuh bebuyutan Rossi bikin Martin mau bertahan ini menambah intrik yang menarik.
Peran Max Biaggi sebagai mentor atau pemberi dukungan di masa sulit Martin menunjukkan bahwa di dunia balap, dukungan emosional dan pengalaman dari para legenda bisa sangat berharga. Ini bukan hanya tentang kecepatan dan strategi, tapi juga tentang mentalitas dan dukungan di saat-saat paling rentan. Kita tunggu saja bagaimana perjalanan Jorge Martin bersama Aprilia ke depannya, dengan “restu” tak langsung dari sang Roman Emperor.