Yogyakarta, zekriansyah.com – Dunia sepak bola baru-baru ini dikejutkan oleh kabar duka mendalam atas berpulangnya penyerang Liverpool, Diogo Jota. Kepergian mendadak bintang Timnas Portugal ini menyisakan luka yang tak terlukiskan, terutama bagi rekan-rekan setimnya, termasuk bek Manchester United, Diogo Dalot. Artikel ini akan mengulas bagaimana Dalot terhantui tragedi kematian Diogo Jota dan bagaimana insiden ini menyatukan dunia sepak bola dalam duka.
Ilustrasi Diogo Dalot yang tengah tertunduk, menunjukkan sorot mata yang penuh duka atas kepergian rekan senegaranya, Diogo Jota, melampaui batas rivalitas klub.
Mari kita selami lebih dalam kisah pilu ini dan dampak emosional yang dirasakan oleh Dalot, serta bagaimana tragedi ini menjadi pengingat permanen bagi banyak pihak.
Jejak Duka di Hati Diogo Dalot
Bagi Diogo Dalot, kabar meninggalnya Diogo Jota adalah pukulan telak yang sulit diterima. Jota, yang meninggal dunia dalam kecelakaan mobil tragis di Spanyol pada 3 Juli 2025 bersama adiknya, Andre Silva, bukan hanya rekan setim di Timnas Portugal, tetapi juga seorang sahabat dan panutan bagi Dalot.
Dalot, yang turut hadir di pemakaman Jota bersama kapten Manchester United, Bruno Fernandes, mengungkapkan betapa sulitnya ia membicarakan tragedi ini. “Sulit untuk membicarakannya, tetapi itu adalah minggu yang sulit bagi saya, bagi setiap rekan setim yang bermain dengannya,” ujar Dalot. Ia bahkan mengaku sulit membayangkan apa yang dialami keluarga Jota. Peristiwa ini terus menghantuinya, menjadi pengingat permanen yang ia bawa setiap kali melangkah ke lapangan.
Diogo Jota: Sosok Panutan yang Dirindukan
Diogo Jota dikenang sebagai pribadi yang luar biasa di dalam maupun di luar lapangan. Pemain berusia 28 tahun ini adalah sosok yang selalu mengutamakan tim dan memiliki perilaku yang patut dicontoh. “Dia adalah sosok panutan bagi saya. Saya selalu senang melihat perilaku pemain saat bermain dan saat tidak bermain,” kenang Dalot.
Kisah cinta Jota dengan istrinya, Rute Cardoso, juga tak kalah mengharukan. Mereka adalah teman masa kecil yang bertemu sejak usia 13 tahun dan akhirnya menikah pada 22 Juni 2025, hanya sepuluh hari sebelum tragedi itu merenggut nyawanya. Jota meninggalkan seorang istri dan tiga orang anak, menambah pedih duka yang menyelimuti keluarga dan seluruh penggemar sepak bola.
Duka Bersama, Melampaui Batas Klub
Tragedi kematian Diogo Jota tak hanya dirasakan oleh Diogo Dalot dan rekan-rekan setimnya di Timnas Portugal. Seluruh komunitas sepak bola, bahkan melampaui rivalitas klub, bersatu dalam duka. Bukti nyata terlihat di Anfield, markas Liverpool, di mana para penggemar dari berbagai klub, termasuk Manchester United dan Everton, meletakkan karangan bunga sebagai bentuk penghormatan.
Para bintang sepak bola dunia juga menyampaikan belasungkawa. Cristiano Ronaldo, Jurgen Klopp, Ruben Neves, dan Darwin Nunez adalah beberapa di antaranya yang mengungkapkan rasa kehilangan mendalam melalui media sosial. Momen haru juga terjadi saat Dalot melihat seragam Manchester United didedikasikan untuk mengenang Jota selama laga pramusim. Ini menunjukkan bahwa di balik kerasnya persaingan, kemanusiaan dan rasa hormat tetap menjadi yang utama.
Kesimpulan
Kepergian Diogo Jota adalah kehilangan besar bagi dunia sepak bola, dan bagi Diogo Dalot, duka ini terasa sangat personal. Pengakuan Dalot bahwa ia terhantui tragedi kematian Diogo Jota menunjukkan kedalaman ikatan persahabatan dan rasa kehilangan yang ia alami. Meskipun rivalitas klub sering memisahkan, tragedi ini berhasil menyatukan hati para penggemar dan pemain dalam satu rasa duka. Semoga Jota beristirahat dengan tenang, dan warisannya sebagai pribadi serta pemain hebat akan selalu dikenang.