Yogyakarta, zekriansyah.com – Pernah nggak sih, kamu merasa déjà vu waktu nonton film superhero? Seolah-olah adegan tertentu itu wajib muncul di setiap reboot atau film origin terbaru. Nah, ternyata sutradara dan bos DC Studios, James Gunn, juga merasakan hal yang sama. Bahkan, ia punya daftar “adegan superhero basi” yang ogah banget ia tampilkan di film Superman versinya yang baru saja tayang perdana pada 11 Juli 2025.
James Gunn membeberkan alasan di balik keputusannya menghindari “adegan superhero basi” yang kerap muncul dalam film-film *origin* pada proyek terbarunya, Superman.
Buat kamu yang penasaran bagaimana James Gunn membawa napas baru ke dalam cerita Manusia Baja ini, artikel ini akan mengupas tuntas kenapa ia berani membuang adegan-adegan ikonik yang sudah kita hafal di luar kepala. Siap-siap, pandangan Gunn ini bakal mengubah caramu melihat film-film superhero ke depan!
Apa Itu “Adegan Basi” Versi James Gunn?
Menurut James Gunn, penonton zaman sekarang itu sudah sangat cerdas dan familiar dengan asal-usul para pahlawan super. Jadi, daripada menghabiskan waktu dengan cerita yang sudah berulang kali disajikan, lebih baik langsung fokus ke inti konflik dan nilai-nilai baru yang ingin disampaikan. Ia ingin filmnya terasa segar dan langsung “gas” ke aksi.
Berikut adalah tiga adegan yang resmi masuk daftar “skip aja” versi James Gunn, seperti yang ia sampaikan dalam wawancaranya dengan The Times:
1. Kematian Orang Tua Batman di Gang Gelap
Ini dia adegan yang seolah jadi ritual wajib di setiap film Batman. Kita selalu disuguhkan momen tragis Thomas dan Martha Wayne ditembak di gang gelap, dengan kalung mutiara yang jatuh satu per satu dalam gerakan lambat yang dramatis.
“Saya nggak perlu lagi lihat kalung mutiara jatuh di gang waktu orang tua Batman dibunuh,” tegas Gunn. Baginya, semua orang sudah tahu betul bagaimana trauma masa kecil membentuk sosok Bruce Wayne menjadi Batman. Cukuplah!
2. Spider-Man Digigit Laba-Laba Radioaktif
Siapa sih yang nggak tahu Peter Parker digigit laba-laba di lab atau museum sains, lalu tiba-tiba punya kekuatan super? Adegan ini sudah muncul di berbagai versi Spider-Man, mulai dari Tobey Maguire, Andrew Garfield, sampai Tom Holland. Bahkan anak SD pun mungkin sudah tahu ceritanya.
“Saya nggak butuh lihat laba-laba radioaktif gigit Spider-Man,” kata Gunn. Sudah jelas banget siapa dia dan kenapa dia punya kekuatan. Lebih baik cerita langsung melaju ke konflik yang lebih segar.
3. Bayi Superman Dikirim dari Krypton
Tentu saja, Superman sendiri nggak luput dari adegan klasiknya. Planet Krypton hancur, lalu bayi Kal-El dikirim ke Bumi dalam kapsul luar angkasa. Adegan ikonik ini sudah diceritakan berkali-kali di film, serial TV, bahkan animasi.
Gunn dengan berani membuang adegan ini dari film barunya. “Saya nggak perlu lihat baby Kal dikirim dari Krypton dalam roket kecil,” ujarnya. Daripada mengulang yang sudah basi, ia memilih untuk langsung menyajikan Clark Kent yang sudah menjadi Superman selama tiga tahun dan sudah beraksi di dunia.
Kenapa James Gunn Menghindari Adegan Klise Ini di Superman?
Keputusan James Gunn ini bukan tanpa alasan. Ia memiliki visi yang jelas untuk DC Universe (DCU) yang baru, dan film Superman adalah langkah awalnya.
Fokus ke Nilai Humanis dan Relevansi
Bagi Gunn, Superman lebih dari sekadar pahlawan super dengan kekuatan luar biasa. Ia adalah simbol, sebuah metafora. “Superman adalah kisah tentang Amerika,” kata Gunn, “tentang imigran yang datang dari tempat lain dan membantu membangun negeri ini. Tapi yang paling penting, ini cerita tentang kebaikan hati manusia. Itu nilai yang sekarang mulai kita lupakan.”
Gunn ingin film ini mempromosikan pesan moral bahwa berbuat baik itu keren, bahkan di dunia yang sering menganggap remeh kebaikan.
Superman yang Lebih Manusiawi dan Rentan
Salah satu hal yang mengejutkan dari trailer film Superman ini adalah penampilannya yang terlihat lebih “lemah” dari biasanya. Ada adegan di mana Superman (diperankan oleh David Corenswet) terlihat berdarah-darah dan kepayahan di atas salju, bahkan harus memanggil anjingnya, Krypto, untuk membantunya.
Ini adalah pendekatan yang disengaja. Gunn ingin menunjukkan sisi Superman yang lebih manusiawi dan rentan. Menurutnya, adegan Superman yang babak belur itu mencerminkan kondisi masyarakat saat ini, di mana “kebaikan dasar manusia sedang diserang oleh suara-suara gelap yang lebih keras.” Ia ingin Superman menjadi pahlawan yang bisa mengalami kegagalan dan luka, bukan hanya mesin kekuatan tanpa cela.
Langsung ke Inti Cerita
Dengan membuang adegan asal-usul yang sudah diketahui, James Gunn bisa langsung membawa penonton ke tengah-tengah aksi. Film ini dimulai dengan Clark Kent yang sudah menjadi Superman selama tiga tahun, terlibat dalam konflik global melindungi negara fiktif Jarhanpur dari invasi Boravia yang bekerja sama dengan Lex Luthor (Nicholas Hoult). Pendekatan ini membuat cerita terasa cepat, dinamis, dan tidak bertele-tele, mengajak penonton langsung menyelami dunia DC dengan cara yang sama seperti anak-anak mengenal komik sejak 1938.
Pendekatan Baru James Gunn untuk DCU: Bukan Sekadar Aksi
Visi James Gunn untuk DCU yang baru memang berbeda. Ia ingin membangun semesta film yang kuat secara narasi, bukan sekadar mengikuti formula yang sudah ada.
Fokus pada Cerita & Karakter, Bukan Teaser Masa Depan
Berbeda dari pendekatan Marvel Cinematic Universe (MCU) yang sering menggunakan adegan post-credit sebagai jembatan ke proyek film berikutnya, Superman versi James Gunn memilih jalur berbeda. Dua adegan tambahan di akhir film lebih berfungsi sebagai pelengkap cerita ringan, bukan pemicu alur DCU selanjutnya.
Gunn secara terbuka mengkritik model post-credit yang “menjebak diri sendiri,” seperti yang ia alami dengan karakter Adam Warlock di Guardians of the Galaxy Vol. 2. Ia ingin film-filmnya berdiri sendiri dengan narasi yang kuat, tanpa terlalu bergantung pada sambungan ke film lain.
Pesan Moral dan Politik yang Kuat
James Gunn tidak menutupi fakta bahwa filmnya adalah “film superhero yang sadar akan dunia tempat ia lahir dan tak segan bersikap politis.” Ia menegaskan bahwa karakter seperti Superman, Wonder Woman, hingga X-Men memang sejak awal dirancang sebagai simbol sosial dan politik.
Dalam Superman, pesan-pesan moral tentang pentingnya hak imigran, bahaya menahan orang tanpa pengadilan, hingga kritik terhadap korporasi teknologi besar menjadi bagian tak terpisahkan dari narasi. Superman digambarkan sebagai sosok penyelamat bagi semua, bahkan mereka yang membencinya, menjadi pahlawan tanpa pandang bulu.
Krypto si Anjing Super: Sentuhan Unik
Film ini juga memperkenalkan Krypto, anjing super berkekuatan luar biasa yang pertama kali muncul dalam komik tahun 1955. Kehadiran Krypto mencerminkan kecintaan Gunn terhadap hewan dan menjadi pembuka sempurna untuk mengajak penonton menerima keanehan khas dunia komik. Ini adalah salah satu elemen yang membuat Superman versi Gunn terasa unik dan berbeda.
Kritik Sosial Dijawab Lewat Aksi
Salah satu poin menarik lainnya adalah adegan Superman dan Mister Terrific yang membantu membersihkan kota setelah pertempuran. Ini adalah tanggapan langsung terhadap kritik umum soal kerusakan kota dalam film superhero. Gunn menyisipkan pesan sosial tanpa mengorbankan sisi hiburan, menunjukkan bahwa para pahlawan juga bertanggung jawab atas dampak aksi mereka.
Kesimpulan
Dengan membuang adegan-adegan yang dianggapnya “basi,” James Gunn berhasil menghadirkan Superman yang segar, manusiawi, dan sangat relevan dengan isu-isu zaman sekarang. Film ini bukan sekadar tontonan aksi, melainkan sebuah pernyataan tentang nilai-nilai, kebaikan, dan harapan di tengah dunia yang kompleks.
Pendekatan James Gunn ini menjadi tonggak baru bagi DCU, menjanjikan film-film superhero yang lebih fokus pada kedalaman cerita dan karakter, tanpa harus terus-menerus mengulang kisah asal-usul yang sudah kita ketahui. Jadi, siapkah Anda menyaksikan era baru Manusia Baja yang lebih dari sekadar otot dan laser mata?