IHSG Dibayangi Berita Besar, Saham-Saham Ini Jadi Sorotan Investor

Dipublikasikan 6 Juli 2025 oleh admin
Finance

Yogyakarta, zekriansyah.com – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) belakangan ini memang bikin investor deg-degan. Pergerakannya sering fluktuatif, kadang menguat tapi tak jarang juga melemah. Bukan tanpa alasan, ada banyak “berita besar” alias sentimen kuat dari dalam maupun luar negeri yang terus membayangi pasar saham kita.

IHSG Dibayangi Berita Besar, Saham-Saham Ini Jadi Sorotan Investor

Ilustrasi: Investor memantau pergerakan pasar saham yang bergejolak di tengah bayang-bayang berita besar yang memengaruhi sentimen global dan domestik.

Nah, artikel ini akan bantu Anda memahami apa saja sentimen-sentimen yang sedang memengaruhi IHSG, bagaimana kinerja pasar terkini, dan saham-saham apa saja yang sedang jadi perhatian para investor. Dengan begitu, Anda bisa lebih siap dan bijak dalam mengambil keputusan investasi. Yuk, kita bedah satu per satu!

Sentimen yang Mempengaruhi Gerak IHSG

Pergerakan IHSG sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik dari kancah global maupun domestik. Ini dia beberapa di antaranya:

Faktor Global

  1. Ketegangan Geopolitik: Konflik di Timur Tengah, seperti antara Iran dan Israel, seringkali memicu sentimen “risk-off” di pasar global. Artinya, investor cenderung menarik modalnya dari aset berisiko (seperti saham) dan beralih ke aset yang lebih aman.
  2. Kebijakan Tarif Dagang AS: Rencana penerapan tarif impor oleh Amerika Serikat terhadap negara mitra dagang, seperti yang pernah diisyaratkan Presiden AS Donald Trump terhadap mobil Eropa, Meksiko, dan Kanada, bisa menciptakan ketidakpastian di pasar global.
  3. Data Ekonomi Global: Rilis data-data ekonomi penting dari negara-negara besar seperti AS (misalnya, data sentimen konsumen), Jerman (inflasi), atau Jepang (produksi industri) juga punya pengaruh besar. Jika datanya kurang bagus, bisa jadi sentimen negatif bagi pasar saham dunia, termasuk Indonesia.

Faktor Domestik

  1. Data Makroekonomi:
    • Pertumbuhan Ekonomi: Jika pertumbuhan ekonomi melambat atau bahkan minus, seperti yang pernah terjadi beberapa waktu lalu, ini bisa jadi sinyal pasar kehilangan kepercayaan terhadap fundamental ekonomi.
    • Inflasi dan Neraca Perdagangan: Angka inflasi yang tinggi atau neraca perdagangan yang kurang memuaskan bisa memberikan tekanan pada IHSG.
    • Penerimaan Pajak dan APBN: Penerimaan pajak yang lemah atau defisit APBN yang membengkak bisa memicu kekhawatiran investor terhadap kemampuan pemerintah menopang ekonomi.
    • Daya Beli Masyarakat: Pelemahan daya beli juga menjadi indikator penting yang bisa menekan kinerja perusahaan dan, pada akhirnya, saham-sahamnya.
  2. Indeks Keyakinan Konsumen (IKK): Penurunan IKK menandakan masyarakat kurang optimistis terhadap kondisi ekonomi ke depan, yang bisa menekan konsumsi domestik.
  3. Evaluasi Lembaga Internasional: Keputusan lembaga investasi global seperti Morgan Stanley yang menurunkan peringkat saham MSCI Indonesia bisa membuat investor asing mengalihkan portofolio mereka ke negara lain yang dinilai lebih prospektif.
  4. Perkembangan Danantara: Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara) sempat menciptakan ketidakpastian di pasar terkait efektivitas dan transparansinya. Namun, kabar positif mengenai jajaran pengurusnya yang profesional dan non-politis, sempat memicu respons positif dan membuat IHSG melesat.

Kinerja IHSG di Tengah Badai Sentimen

Dalam beberapa waktu terakhir, IHSG cenderung bergerak sideways dalam kisaran sempit, bahkan beberapa kali mengalami pelemahan signifikan. Contohnya, pada Jumat (4/7/2025), IHSG ditutup melemah 0,19% ke level 6.865,1. Bahkan, di momen lain, IHSG pernah anjlok lebih dari 7% hingga Bursa Efek Indonesia (BEI) terpaksa memberlakukan trading halt sementara.

Volume, nilai, dan frekuensi perdagangan juga seringkali relatif lebih rendah dari rata-rata harian, menunjukkan kehati-hatian investor.

Investor asing juga menunjukkan pola yang menarik. Sepanjang tahun 2025, nilai jual bersih (net sell) investor asing terus membengkak, menembus angka puluhan triliun rupiah. Ini menunjukkan investor asing cenderung menarik dananya dari pasar saham Indonesia. Meskipun begitu, ada kalanya investor asing juga terlihat melakukan aksi beli bersih (net buy) pada saham-saham tertentu, terutama saham berkapitalisasi besar.

Saham-Saham yang Menarik Perhatian Investor

Di tengah kondisi pasar yang dinamis ini, beberapa saham menjadi sorotan. Ada yang direkomendasikan analis, ada yang jadi target beli/jual asing, dan ada pula yang justru bersinar saat pasar lesu.

Rekomendasi Analis

Beberapa sekuritas memberikan rekomendasi saham untuk dicermati:

  • Phintraco Sekuritas: INCO, ANTM, UNVR, SMGR, PTPP, ADHI, INTP, CPIN.
  • BRI Danareksa Sekuritas: PGEO, TOBA, INDY (beli); MTEL (jual).
  • BNI Sekuritas: SMBR, CUAN, BREN, AMRT, MDKA, PANI.

Aksi Investor Asing

Investor asing memiliki peran besar dalam pergerakan pasar. Berikut saham-saham yang sempat dibeli dan dilepas oleh investor asing:

Aksi Investor Asing Saham yang Dibeli/Dilepas (Contoh)
Dibeli Asing BMRI, BBRI, TLKM, PGAS, TPIA, AMMN, ISAT, MDKA, MLPT, DKFT, AKRA, BBTN, UNTR, KLBF
Dilepas Asing ADRO, PGAS, PGEO, BBRI, ASII, BMRI, EXCL, ICBP, INDF, HMSP

Data ini bisa berubah sewaktu-waktu tergantung kondisi pasar dan sentimen terkini.

Saham “Sakti” di Tengah Pelemahan Pasar

Menariknya, saat IHSG rontok, ada beberapa saham yang justru melonjak tinggi dan menduduki posisi top gainers. Ini menunjukkan bahwa di tengah koreksi pasar, selalu ada peluang bagi saham-saham tertentu untuk bersinar, mungkin karena sentimen positif spesifik atau valuasi yang menarik.

Berikut 10 saham yang melonjak tinggi saat pasar saham melemah pada periode 30 Juni – 4 Juli 2025:

No. Kode Saham Kenaikan Harga
1. KRYA 126%
2. KRAS 45,3%
3. MINA 42,5%
4. COCO 34,5%
5. GTBO 34,1%
6. ARGO 32,2%
7. FAST 29,1%
8. SHID 28,3%
9. NASI 21%
10. BAJA 21%

Tips untuk Investor Menghadapi Ketidakpastian Pasar

Meskipun pasar saham terlihat penuh tantangan, Anda tidak perlu panik. Justru, kondisi ini bisa jadi peluang jika Anda punya strategi yang tepat. Berikut beberapa tips dari para ahli:

  • Fokus Jangka Panjang: Jangan mudah terpengaruh oleh gejolak pasar harian. Pertimbangkan fundamental perusahaan dan prospek jangka panjangnya.
  • Selektif Memilih Saham: Carilah saham perusahaan dengan fundamental yang kuat, valuasi yang menarik (misalnya, harganya sedang murah), dan prospek bisnis yang cerah ke depan.
  • Manfaatkan Koreksi sebagai Peluang: Saat harga saham turun, ini bisa jadi momen untuk membeli saham-saham bagus dengan harga diskon.
  • Diversifikasi Portofolio: Jangan taruh semua telur dalam satu keranjang. Sebarkan investasi Anda ke beberapa sektor atau jenis saham untuk mengurangi risiko.
  • Pantau Kebijakan dan Transparansi: Perhatikan kebijakan pemerintah yang bisa memengaruhi iklim investasi, serta transparansi dan akuntabilitas perusahaan-perusahaan yang Anda incar.

Seperti kata Listya Endang Artiani, dosen dan peneliti dari Universitas Islam Indonesia (UII),

“Dalam kondisi seperti ini, dampak negatif tidak hanya berhenti di pasar saham, tetapi juga menyebar ke sektor ekonomi lainnya, menciptakan eksternalitas negatif yang lebih luas.”
Oleh karena itu, peran otoritas dan pemerintah sangat penting untuk menjaga kepercayaan pasar dengan stimulus dan kepastian kebijakan.

Kesimpulan

Pasar saham memang selalu dinamis, penuh dengan sentimen yang bisa datang kapan saja. IHSG yang dibayangi berbagai “berita besar” ini adalah hal yang wajar. Yang terpenting, sebagai investor, kita perlu terus belajar, melakukan riset yang mendalam, dan tidak mudah panik.

Dengan memahami sentimen global dan domestik, serta jeli melihat saham-saham yang berpotensi, Anda bisa tetap tenang dan mengambil langkah investasi yang cerdas. Ingat, setiap tantangan selalu menyisakan peluang bagi mereka yang siap!