Yogyakarta, zekriansyah.com – Belakangan ini, nama Wapres Gibran Rakabuming Raka ramai jadi perbincangan publik. Bukan karena urusan politik, melainkan karena pernyataannya yang cukup menyentil terkait bahan baku parfum mahal. Gibran menyebut bahwa parfum dari merek-merek ternama seperti Louis Vuitton (LV) dan Gucci ternyata berbahan dasar kemenyan.
Wapres Gibran Rakabuming Raka angkat bicara mengenai dugaan bahan baku parfum mewah Gucci dan Louis Vuitton yang terbuat dari kemenyan.
Pernyataan ini sontak memicu beragam reaksi. Banyak yang terkejut, mengingat kemenyan di Indonesia seringkali identik dengan hal-hal mistis atau ritual tertentu. Nah, kira-kira, apakah klaim Wapres Gibran ini benar adanya? Yuk, kita telusuri fakta soal bahan parfum Gucci disebut Wapres ini lebih dalam!
Klaim Mengejutkan dari Wapres Gibran: Kemenyan Setara Nikel?
Dalam sebuah pidato, Wapres Gibran sempat menyentil para ibu-ibu yang gemar memakai parfum mahal. Ia mengatakan, “Ibu-ibu yang pakai parfum LV, Gucci dan lain-lain itu dari kemenyan loh.” Pernyataan ini bukan tanpa alasan. Gibran mengaku sering ditertawakan saat membahas hilirisasi kemenyan, karena banyak yang menganggap kemenyan hanya untuk dukun.
“Kemenyan itu sama berharganya dengan nikel,” tegas Gibran, membandingkan nilai komoditas yang sering diremehkan ini dengan nikel yang sedang gencar didorong hilirisasinya. Inti dari pesannya adalah kritik terhadap kebiasaan Indonesia yang selalu menjual bahan mentah, termasuk kemenyan, tanpa mengolahnya menjadi produk bernilai tambah. Ia pun mendorong anak-anak muda untuk melakukan riset dan inovasi di bidang ini.
Mengapa Kemenyan Identik dengan Hal Mistis di Indonesia?
Di benak sebagian besar masyarakat Indonesia, kemenyan memang erat kaitannya dengan hal-hal supernatural atau ritual adat. Getah kering dari pohon Styrax benzoin ini sering dibakar sebagai dupa dalam berbagai upacara keagamaan atau tradisi lokal, seperti ritual Marhottas dalam adat Batak, sesajen di Jawa dan Bali, atau bahkan untuk ‘mensucikan ruangan’. Asapnya dipercaya dapat mengusir energi negatif dan menciptakan suasana khusyuk. Inilah mengapa klaim Gibran tentang kemenyan sebagai bahan parfum mewah terdengar begitu mengejutkan.
Fakta Ilmiah: Kemenyan di Dunia Parfum dan Industri Global
Meskipun identik dengan hal mistis di Indonesia, di kancah global, kemenyan (yang dalam bahasa Inggris dikenal sebagai benzoin atau frankincense) adalah bahan baku yang sangat dihargai.
Apa Itu Kemenyan dalam Industri Parfum?
Kemenyan adalah resin aromatik yang diperoleh dari kulit batang pohon genus Styrax, terutama Styrax benzoin. Resin ini menghasilkan aroma manis, lembut, dan tahan lama yang sangat dicari dalam dunia wewangian.
- Bahan Dasar Parfum Mewah: Faktanya, sebagian besar parfum kelas atas memang menggunakan frankincense (kemenyan) atau myrrh (mur) sebagai salah satu bahan dasar atau base note. Aroma khas kemenyan mampu menambah kedalaman dan meningkatkan daya tahan parfum.
- Contoh Parfum Ternama: Beberapa merek ternama seperti Ombre Nomade Louis Vuitton, Gucci A Midnight Stroll, Hermès L’Ombre Des Merveilles, hingga Giorgio Armani Acqua di Giò Profumo, diketahui menggunakan resin kemenyan dalam komposisi parfum mereka. Ini membuktikan bahwa klaim Gibran memiliki dasar yang kuat.
- Indonesia Produsen Utama: Menariknya, Indonesia adalah produsen utama kemenyan di dunia, menyumbang sekitar 70-80 persen dari total produksi global. Kemenyan Indonesia, khususnya Styrax benzoin dari Sumatera, dikenal memiliki kualitas aroma paling tinggi.
Selain untuk parfum, kemenyan juga dimanfaatkan luas di berbagai industri lain:
- Kosmetik: Sabun, lotion, dan produk perawatan kulit lainnya.
- Farmasi: Sebagai ekspektoran untuk meredakan batuk, bronkitis, asma, serta antiseptik untuk luka atau peradangan kulit.
- Makanan dan Minuman: Sebagai perasa dalam permen karet, puding, hingga minuman.
- Lilin Aromaterapi: Untuk menciptakan suasana relaksasi.
Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2024, volume ekspor kemenyan Indonesia mencapai 43.000 ton dengan nilai ekspor USD 52 juta. Negara-negara tujuan ekspor utama meliputi Tiongkok, Prancis, Bangladesh, Mesir, dan India.
Pentingnya Hilirisasi: Bukan Sekadar Jual Bahan Mentah
Pernyataan Wapres Gibran tentang kemenyan sebagai bahan baku parfum Gucci dan LV bukan sekadar fakta menarik tentang wewangian. Lebih dari itu, ini adalah sentilan tajam tentang pentingnya hilirisasi produk lokal. Indonesia selama ini terbiasa menjual bahan mentah seperti kemenyan, yang kemudian diolah oleh negara lain menjadi produk mewah bernilai tinggi.
Gibran berharap, dengan adanya dorongan riset dan inovasi, anak-anak muda Indonesia bisa mengolah kemenyan menjadi produk akhir yang berkualitas, sehingga nilai tambahnya tetap dinikmati di dalam negeri. Ini adalah langkah krusial untuk meningkatkan perekonomian dan daya saing bangsa di pasar global.
Kesimpulan
Jadi, apakah parfum Gucci dan LV benar-benar memakai kemenyan? Jawabannya adalah ya, sebagian besar parfum kelas atas memang menggunakan resin kemenyan (atau benzoin/frankincense) sebagai salah satu komponen penting untuk menghasilkan aroma yang kaya dan tahan lama. Klaim Wapres Gibran ini bukan hoaks, melainkan fakta yang mungkin belum banyak diketahui publik.
Lebih dari sekadar informasi tentang bahan baku parfum, pernyataan ini menjadi pengingat penting bagi kita semua tentang potensi besar komoditas lokal dan urgensi hilirisasi. Bayangkan jika Indonesia, sebagai produsen kemenyan terbesar, bisa menjadi pemain utama dalam industri parfum global. Tentu ini akan membawa dampak ekonomi yang luar biasa bagi negara kita!
FAQ
Tanya: Benarkah parfum mewah seperti Louis Vuitton (LV) dan Gucci menggunakan kemenyan sebagai bahan dasar?
Jawab: Ya, Wapres Gibran menyatakan bahwa parfum merek-merek mewah tersebut memang berbahan dasar kemenyan.
Tanya: Mengapa kemenyan disamakan nilainya dengan nikel oleh Wapres Gibran?
Jawab: Gibran menyamakannya untuk menekankan potensi ekonomi kemenyan yang sering diremehkan dan mendorong hilirisasi produk olahannya.
Tanya: Apa maksud Wapres Gibran dengan pernyataan tentang kemenyan dan parfum mahal?
Jawab: Maksudnya adalah mengkritik kebiasaan Indonesia menjual bahan mentah tanpa mengolahnya menjadi produk bernilai tambah, seperti parfum dari kemenyan.