Yogyakarta, zekriansyah.com – Melihat si kecil tumbuh sehat dan aktif adalah impian setiap orang tua. Namun, terkadang ada kondisi bawaan lahir yang mungkin luput dari perhatian, salah satunya adalah clubfoot atau yang lebih dikenal dengan sebutan kaki pengkor. Kondisi ini menyebabkan bentuk kaki bayi tidak normal sejak lahir. Kabar baiknya, dengan deteksi dan penanganan dini, kaki pengkor pada anak bisa dikoreksi sehingga si kecil bisa tumbuh dan beraktivitas layaknya anak-anak lainnya.
Waspadai gejala kaki pengkor (clubfoot) pada anak sejak dini, kondisi bawaan yang dapat diperbaiki dengan deteksi dan penanganan tepat.
Artikel ini akan membantu Anda mengenali gejala clubfoot alias kaki pengkor anak termasuk apa saja, sehingga Anda bisa segera mengambil langkah tepat jika melihat tanda-tandanya. Mari kita pahami bersama!
Apa Itu Clubfoot alias Kaki Pengkor?
Clubfoot atau dalam istilah medis disebut Congenital Talipes Equinovarus (CTEV) adalah kelainan bawaan pada kaki bayi yang menyebabkan kaki dan pergelangan kaki bengkok ke dalam. Kondisi ini terjadi karena tendon (jaringan penghubung otot dan tulang) di kaki bayi terlalu pendek atau tidak berkembang optimal.
Menurut beberapa sumber, clubfoot diperkirakan terjadi pada 1 dari setiap 1.000 kelahiran hidup dan bisa memengaruhi salah satu atau kedua kaki. Meskipun terlihat serius, kaki pengkor umumnya tidak menimbulkan rasa sakit pada bayi. Namun, jika tidak ditangani, kondisi ini bisa menghambat tumbuh kembang anak dan menyebabkan kesulitan berjalan di kemudian hari.
Mengapa Kaki Pengkor Bisa Terjadi?
Penyebab pasti clubfoot hingga kini belum sepenuhnya diketahui. Namun, para ahli menduga kondisi ini merupakan kombinasi dari faktor genetik dan lingkungan.
Berikut beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko seorang anak lahir dengan kaki pengkor:
- Riwayat Keluarga: Jika ada anggota keluarga yang memiliki kondisi clubfoot, risiko bayi mengalaminya akan lebih tinggi.
- Jenis Kelamin: Bayi laki-laki lebih berisiko mengalami kaki pengkor dibandingkan bayi perempuan.
- Kondisi Medis Lain: Clubfoot bisa terjadi bersamaan dengan kelainan bawaan lain seperti spina bifida (kelainan saraf tulang belakang) atau arthrogryposis.
- Faktor Ibu Hamil: Ibu yang merokok, mengonsumsi alkohol, atau menggunakan obat-obatan terlarang selama kehamilan, serta mengalami oligohidramnios (cairan ketuban terlalu sedikit) atau terinfeksi virus Zika, memiliki risiko lebih tinggi melahirkan bayi dengan kaki pengkor.
Gejala Clubfoot alias Kaki Pengkor pada Anak Termasuk Apa Saja?
Gejala clubfoot biasanya sudah terlihat jelas sesaat setelah bayi lahir. Penting bagi orang tua dan tenaga medis untuk mengenali tanda-tanda ini agar penanganan bisa segera dimulai.
Secara umum, gejala clubfoot alias kaki pengkor anak termasuk beberapa ciri khas berikut:
- Kaki Bengkok ke Dalam: Ini adalah gejala utama. Kaki bayi terlihat melengkung ke dalam, baik pada salah satu kaki maupun keduanya.
- Telapak Kaki Terbalik: Bagian telapak kaki bisa terlihat menghadap ke samping atau bahkan ke atas, menyerupai bentuk huruf “C” atau kacang merah.
- Otot Betis Tidak Optimal: Otot betis pada kaki yang terkena clubfoot cenderung tidak berkembang sempurna atau terlihat lebih kecil.
- Kaku pada Pergelangan Kaki: Pergelangan kaki bayi sulit untuk diluruskan atau digerakkan secara normal, menunjukkan keterbatasan rentang gerak.
- Tumit Berukuran Kecil: Bagian tumit pada kaki yang terkena bisa terlihat lebih kecil dari ukuran normal.
- Kaki Lebih Pendek: Jika hanya satu kaki yang terkena, kaki tersebut mungkin terlihat sedikit lebih pendek daripada kaki yang sehat.
- Posisi Kaki Memuntir Parah: Dalam kasus yang lebih parah, posisi kaki bisa berputar sangat ekstrem atau bahkan terbalik.
Meskipun clubfoot tidak menyebabkan rasa sakit pada bayi, penting untuk diingat bahwa jika tidak ditangani, kondisi ini dapat menyebabkan nyeri dan kekakuan di pergelangan kaki saat anak bertambah usia.
Pentingnya Deteksi Dini dan Kapan Harus ke Dokter
Deteksi dini adalah kunci keberhasilan penanganan kaki pengkor. Kelainan ini bahkan bisa terdeteksi sejak dalam kandungan melalui pemeriksaan USG pada usia kehamilan 12–20 minggu. Namun, diagnosis pasti biasanya ditegakkan setelah bayi lahir melalui pemeriksaan fisik oleh dokter.
Kapan harus segera ke dokter?
Jika Anda baru menyadari gejala clubfoot setelah pulang dari rumah sakit, jangan tunda untuk segera memeriksakan si kecil ke dokter spesialis ortopedi anak. Penanganan yang dimulai saat bayi berusia 1–2 minggu akan memberikan hasil yang optimal, sebelum ia mulai belajar berjalan.
Selain itu, jika anak Anda sedang menjalani perawatan clubfoot dan mengalami kondisi seperti:
- Perdarahan atau pembengkakan di jari kaki.
- Jari-jari kaki tidak terlihat dari luar balutan atau gips.
- Penggunaan gips atau penyangga kaki menimbulkan rasa sakit.
- Kaki atau pergelangan kaki berputar kembali setelah penanganan.
Segera cari pertolongan medis. Ini bisa menjadi tanda komplikasi atau perlunya penyesuaian perawatan.
Penanganan Clubfoot: Tidak Selalu Harus Operasi!
Untungnya, kaki pengkor pada anak tidak bisa sembuh dengan sendirinya, tetapi dapat dikoreksi dengan metode penanganan yang tepat. Operasi bukanlah satu-satunya pilihan. Metode yang paling umum dan efektif adalah Metode Ponseti.
Metode Ponseti melibatkan beberapa tahapan:
- Pemasangan Gips Serial: Dokter akan secara perlahan mengembalikan posisi kaki ke arah yang benar, lalu memasang gips. Gips ini diganti setiap minggu selama beberapa minggu (biasanya 5-7 kali) untuk secara bertahap memperbaiki bentuk kaki.
- Prosedur Achilles Tenotomy (jika diperlukan): Setelah pemasangan gips, kadang diperlukan prosedur bedah kecil untuk memanjangkan tendon Achilles yang memendek di tumit.
- Penggunaan Penyangga (Orthosis): Setelah gips dilepas dan kaki mencapai posisi yang benar, bayi akan menggunakan sepatu khusus yang terhubung dengan batang besi (sering disebut sepatu Dennis Brown). Penyangga ini dipakai secara penuh selama beberapa bulan, kemudian hanya saat tidur malam selama beberapa tahun untuk mencegah kaki kembali ke posisi awal.
Operasi biasanya menjadi pilihan terakhir jika metode Ponseti tidak berhasil atau jika kelainan posisi kaki sangat parah. Setelah operasi, anak juga memerlukan gips atau penyangga dan rehabilitasi fisik.
Komplikasi Jika Clubfoot Tidak Ditangani
Meskipun clubfoot pada bayi tidak nyeri, jika tidak ditangani dengan baik, berbagai komplikasi dapat muncul seiring bertambahnya usia anak, seperti:
- Kesulitan Berjalan: Anak mungkin akan berjalan pincang atau dengan pola yang tidak normal.
- Radang Sendi (Arthritis): Posisi kaki yang abnormal dalam jangka panjang dapat menyebabkan kerusakan sendi.
- Kapalan atau Luka: Gesekan berlebihan pada kulit kaki akibat posisi yang salah dapat menimbulkan kapalan atau luka yang nyeri.
- Gangguan Keseimbangan dan Postur Tubuh: Bentuk kaki yang tidak normal dapat memengaruhi keseimbangan dan postur tubuh secara keseluruhan.
- Gangguan Emosional: Penampilan kaki yang berbeda bisa memengaruhi kepercayaan diri anak.
Kesimpulan
Clubfoot alias kaki pengkor pada anak adalah kondisi bawaan lahir yang perlu perhatian serius, namun bukan akhir dari segalanya. Dengan mengenali gejala clubfoot alias kaki pengkor anak termasuk berbagai cirinya sejak dini dan segera mencari bantuan medis, si kecil memiliki peluang besar untuk mendapatkan kaki yang berfungsi optimal. Ingatlah, perawatan yang cepat dan tepat, terutama dengan Metode Ponseti, dapat membantu anak Anda tumbuh dan beraktivitas dengan normal. Jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter spesialis ortopedi anak jika Anda memiliki kekhawatiran tentang bentuk kaki si kecil.
FAQ
Tanya: Kapan clubfoot pertama kali terdeteksi pada bayi?
Jawab: Clubfoot adalah kelainan bawaan lahir, sehingga sudah ada sejak bayi lahir dan dapat terdeteksi sejak dini, bahkan saat pemeriksaan kehamilan.
Tanya: Apakah clubfoot bisa sembuh total?
Jawab: Ya, dengan deteksi dan penanganan dini yang tepat, clubfoot umumnya dapat dikoreksi sehingga anak dapat berjalan normal.
Tanya: Apa saja pilihan penanganan untuk clubfoot?
Jawab: Penanganan clubfoot yang paling umum adalah metode Ponseti yang melibatkan gips dan penyangga kaki, serta terkadang operasi jika diperlukan.
Tanya: Apakah clubfoot hanya disebabkan oleh genetik?
Jawab: Penyebab pasti clubfoot belum sepenuhnya dipahami, namun diduga melibatkan kombinasi faktor genetik dan lingkungan selama kehamilan.