Yogyakarta, zekriansyah.com – Siapa sangka, di usia muda, karier seorang bintang sepak bola bisa secepat itu mengalami pasang surut? Itulah yang mungkin sedang dirasakan Alejandro Garnacho saat ini. Winger muda berbakat dari Manchester United ini tengah menghadapi cobaan bertubi-tubi, bak pepatah “sudah jatuh tertimpa tangga, dibuang tak”. Dari masalah di klub, tarik-ulur transfer, hingga dicoret dari Timnas Argentina, Garnacho kini berada di persimpangan jalan. Mari kita selami lebih dalam apa yang sebenarnya terjadi pada talenta muda yang satu ini.
Alejandro Garnacho dikabarkan mengalami penurunan performa di Manchester United, berpotensi pindah ke Chelsea, dan menghadapi drama di timnas Argentina.
Terpinggirkan di Manchester United: Hubungan Dingin dengan Ruben Amorim
Sejak insiden di final Liga Europa 2024/2025, hubungan Alejandro Garnacho dengan pelatih baru Manchester United, Ruben Amorim, dikabarkan memburuk drastis. Situasi ini membuat Garnacho seperti diasingkan. Ia bahkan dilaporkan berlatih sendirian di Carrington selama sebulan terakhir, sebuah pemandangan yang jarang terjadi untuk pemain seusianya.
Akibatnya, Garnacho sama sekali tak dilibatkan dalam partai perdana Premier League kontra Arsenal di Old Trafford. Ini jelas menjadi pukulan telak bagi pemain muda yang sebelumnya menjadi andalan di bawah Erik ten Hag, bahkan sempat mencetak gol cepat di Liga Champions. Amorim sendiri enggan memperkeruh suasana, hanya menyebut perpisahan sebagai sesuatu yang lumrah dalam sepak bola.
Drama Transfer ke Chelsea: Harga Tak Sepakat?
Di tengah “pengasingan” ini, Chelsea melihat peluang emas. Klub asal London Barat itu disebut-sebut sudah mencapai kesepakatan personal dengan Garnacho. Namun, proses transfernya tidak semudah membalik telapak tangan. Manchester United kabarnya siap melepas sang winger jika tawaran finansial yang masuk dianggap sesuai.
Berikut adalah gambaran singkat negosiasi yang sedang berlangsung:
- Harga Patokan MU: Manchester United telah menetapkan harga Alejandro Garnacho sebesar £60 juta (sekitar Rp1,2 triliun).
- Tawaran Chelsea: Chelsea dikabarkan hanya bersedia membayar separuh dari harga tersebut, yakni sekitar £30 juta (sekitar Rp600 miliar).
Perbedaan harga yang signifikan ini membuat negosiasi diprediksi akan berjalan alot, bahkan sempat ada rumor bahwa Chelsea gagal mendapatkannya karena “nego terlalu sadis”. Menariknya, meskipun ada tawaran menggiurkan dari Al-Nassr untuk bermain bersama idolanya, Cristiano Ronaldo, Garnacho dikabarkan menolaknya. Ia memprioritaskan untuk tetap berkarier di Eropa dan membuktikan diri. Klub lain seperti Napoli juga disebut-sebut tertarik pada jasanya.
Dicueki Timnas Argentina: Pukulan Bertubi-tubi
Pukulan bagi Alejandro Garnacho tak hanya datang dari level klub, tetapi juga dari level internasional. Pelatih Timnas Argentina, Lionel Scaloni, yang sebelumnya rutin memanggilnya sepanjang 2024, kini tak menyertakan namanya untuk laga kualifikasi Piala Dunia 2026. Sementara itu, Argentina justru menurunkan lima wajah Premier League lain, termasuk Emiliano Martinez dan Alexis Mac Allister.
Ini adalah penurunan signifikan bagi Garnacho yang pernah dianggap prospek paling menjanjikan Argentina setelah debut di usia muda pada 2023. Ironisnya, beberapa waktu lalu, Garnacho sempat memohon kepada Erik ten Hag agar diizinkan membela Argentina di Piala Dunia U-20 2023, namun permintaannya ditolak oleh MU kala itu karena jadwal yang tumpang tindih. Kini, ia justru berada di titik terendah kariernya di level timnas.
Dilema Finansial MU: Jual Bintang Muda Demi Bertahan?
Situasi Alejandro Garnacho juga tak lepas dari kondisi finansial Manchester United yang sedang tidak baik-baik saja. Kekalahan di final Liga Europa dan kegagalan lolos ke Liga Champions dua musim beruntun, membuat MU harus membayar kompensasi £10 juta (sekitar Rp200 miliar) kepada sponsor apparel mereka, Adidas. Kesepakatan dengan Adidas menetapkan bahwa klub harus tampil di Liga Champions secara konsisten.
Seorang petinggi klub bahkan mengakui kepada BBC bahwa absennya dari kompetisi Eropa bisa merusak model bisnis mereka secara menyeluruh. “Tanpa kemenangan, semua bisa runtuh. Pendapatan sponsor adalah ‘darah’ yang menjaga klub tetap hidup,” ujarnya. Ia juga memperingatkan bahwa, tanpa arus kas yang stabil, klub bisa saja terpaksa menjual bintang muda seperti Alejacho Garnacho dan Kobbie Mainoo demi menyeimbangkan neraca. Ini adalah gambaran nyata bagaimana “sudah jatuh tertimpa tangga” juga berlaku bagi klub sekelas Manchester United.
Kesimpulan
Karier Alejandro Garnacho saat ini memang sedang diuji. Dari pemain muda yang menjanjikan, kini ia harus menghadapi kenyataan pahit “dibuang tak” di klub, tarik-ulur transfer yang belum jelas ujungnya, hingga tidak dipanggil Timnas Argentina. Meski demikian, potensi dan bakatnya tetap tak terbantahkan. Jika kepindahan ke Chelsea benar terwujud, ini bisa menjadi panggung baru bagi Garnacho untuk membuktikan kualitasnya dan menyelamatkan karier yang nyaris mandek. Kita tunggu saja, babak baru seperti apa yang akan dijalani winger muda penuh talenta ini. Semoga badai ini segera berlalu dan ia bisa kembali bersinar!