Yogyakarta, zekriansyah.com – Bayangkan sebuah buaya, tapi bukan yang Anda kenal sekarang. Buaya ini hidup puluhan juta tahun lalu, berjalan di daratan, dan yang paling mencengangkan, punya gigi tajam bergerigi mirip Tyrannosaurus rex! Penemuan fosil luar biasa ini baru-baru ini mengguncang dunia paleontologi, memberikan gambaran baru tentang kehidupan purba di era dinosaurus.
Fosil buaya purba bergigi gergaji seperti T-Rex ditemukan di Patagonia, Argentina, memunculkan dugaan sebagai pemburu dinosaurus di daratan.
Para ilmuwan menemukan fosil buaya purba ini di Patagonia, Argentina. Bukan hanya sekadar buaya, spesies baru yang diberi nama Kostensuchus atrox ini diduga merupakan predator puncak pada masanya, bahkan mungkin memburu dinosaurus kecil. Mari kita selami lebih dalam kisah penemuan fantastis ini dan apa artinya bagi pemahaman kita tentang masa lalu Bumi.
Menguak Sosok Kostensuchus Atrox: Predator Purba Bergigi Tajam
Sekitar 70 juta tahun lalu, ketika dinosaurus masih merajai Bumi, seekor predator ganas berkeliaran di dataran banjir Patagonia. Dialah Kostensuchus atrox, buaya purba dengan senyum sinis yang dipenuhi lebih dari 50 gigi tajam bergerigi. “Giginya bisa dibandingkan dengan T. rex, berbentuk kerucut dan tajam seperti pisau,” kata Diego Pol, seorang paleontolog dan peneliti National Geographic Explorer yang ikut dalam penemuan ini.
Kostensuchus atrox adalah hypercarnivore, artinya pemakan daging murni. Rahangnya yang besar dan giginya yang kuat memungkinkannya “membelah tubuh mangsanya menjadi dua bagian hanya dengan satu gigitan.” Ini menunjukkan betapa menakutkannya predator ini di ekosistem purba. Penemuan fosil tengkorak dan sebagian kerangkanya ini dipublikasikan pada 27 Agustus di jurnal PLOS One.
Buaya Darat yang Mungkin Memburu Dinosaurus Kecil
Berbeda dengan buaya modern yang lebih banyak di air, Kostensuchus atrox diduga memiliki kaki yang lebih panjang dan postur lebih tegak. Para peneliti berspekulasi bahwa fitur ini membuatnya lebih lincah dan efektif dalam berburu mangsa di darat. Siapa mangsanya? Kemungkinan besar termasuk dinosaurus herbivora kecil yang hidup di wilayah tersebut.
Namun, tidak semua ahli sepakat sepenuhnya. Eric Willberg, paleontolog dari Stony Brook University, berpendapat bahwa bukti untuk gerak di darat masih bisa diperdebatkan. Bentuk panggulnya mungkin masih mendukung gaya berjalan menyamping, seperti buaya modern. Meski begitu, potensi Kostensuchus atrox sebagai pemburu dinosaurus di daratan tetap menjadi hipotesis yang menarik dan sedang terus diteliti.
Jejak Iklim Purba di Patagonia
Penemuan fosil buaya purba ini juga memberikan petunjuk berharga tentang iklim Bumi di masa lalu. Fosil ini ditemukan di ujung selatan Patagonia, wilayah yang kini dingin dan sering tertutup salju serta es. Namun, keberadaan Kostensuchus atrox menunjukkan bahwa pada zaman Kapur, wilayah tersebut memiliki iklim hangat dan lembap yang mendukung kehidupan buaya darat. “Ini memberi gambaran betapa dramatis perubahan iklim sejak zaman itu,” ujar Pol.
Keluarga Peirosaurid: Cabang Jauh Pohon Buaya Purba
Dalam pohon keluarga buaya purba, yang dikenal sebagai crocodyliforms, Kostensuchus atrox termasuk dalam kelompok peirosaurid. Kelompok ini adalah kerabat jauh dari buaya, aligator, dan kaiman modern, tapi bukan nenek moyang langsungnya. Penemuan ini sangat istimewa karena menjadikannya peirosaurid paling selatan yang pernah ditemukan, sekaligus salah satu yang paling lengkap.
Stephanie Drumheller-Horton, seorang paleontolog dari University of Tennessee, menyebut fosil ini sebagai “spesimen indah dari bagian pohon keluarga buaya yang jarang dipahami.” Ini membuka jendela baru untuk mempelajari evolusi dan keragaman reptil purba ini.
Kisah Penemuan yang Penuh Tantangan
Penemuan ini bermula pada Maret 2020, saat tim paleontolog Argentina yang dipimpin Fernando Novas dan Marcelo Isasi melakukan ekspedisi. Di hari pertama, Isasi menemukan potongan tulang berwarna hitam. “Rekan saya langsung berkata, ‘Marcelo, itu gigi—dan sangat besar!’ Saat melihat lebih dekat, saya menemukan bentuk yang tak salah lagi dan berkata, ‘Itu tengkorak!’” kenangnya.
Tantangan belum berakhir. Saat penggalian berlangsung, pandemi COVID-19 melanda, memaksa tim menghentikan ekspedisi dan sempat terjebak lockdown. Fosil yang sudah dievakuasi kemudian dibawa sejauh 2.400 km ke Buenos Aires. Karena laboratorium museum ditutup, fosil berukuran besar itu akhirnya dipindahkan ke rumah Isasi. Dibantu istri dan anak-anaknya, ia menghabiskan enam bulan menyingkirkan batu dengan palu pneumatik, hingga akhirnya gigi runcing berkilau muncul dari moncong fosil.
Fosil yang Menyingkap Rahasia Pertarungan Purba
Fosil Kostensuchus atrox tidak hanya mengungkap fitur fisiknya, tetapi juga cerita kehidupannya. Beberapa tulang belakangnya menunjukkan bekas patah yang sudah sembuh. Ini diduga akibat pertarungan antar sesama buaya purba, mungkin untuk memperebutkan makanan atau wilayah. “Pertarungan demi makanan atau teritorial adalah salah satu kemungkinan,” jelas Pol. Ilmuwan bahkan merekonstruksi video yang menggambarkan dua buaya purba ini saling menyerang dengan berdiri di kaki belakang, mirip pertarungan komodo modern.
Keanekaragaman Buaya Purba yang Mencengangkan
Banyak dari kita mungkin membayangkan buaya purba seperti buaya modern yang mengintai di sungai. Namun, pada Zaman Kapur, buaya memiliki bentuk dan gaya hidup yang jauh lebih beragam. Ada yang menjadi pemakan tumbuhan, ada yang raksasa karnivora, bahkan ada yang berlapis perisai mirip armadillo.
“Kostensuchus atrox memberi gambaran betapa luar biasanya keragaman buaya purba sebelum punah,” ujar Pol. “Mereka sangat beragam sampai akhir.” Stephanie Drumheller-Horton menambahkan, “Meski sering disebut ‘fosil hidup,’ kenyataannya buaya punya banyak variasi bentuk unik di masa lalu. Itu pengingat bahwa di ‘Zaman Dinosaurus,’ dinosaurus bukanlah satu-satunya penguasa.”
Kesimpulan
Penemuan fosil buaya purba bergigi T-rex di Patagonia ini adalah bukti nyata betapa menakjubkannya kehidupan di masa lampau. Kostensuchus atrox bukan hanya sekadar spesies baru, melainkan jendela menuju ekosistem purba yang kompleks, di mana predator dengan gigi T-rex ini mungkin saja bersaing langsung dengan dinosaurus. Kisah penemuan ini juga mengingatkan kita akan perubahan iklim drastis yang telah terjadi di Bumi, serta keragaman luar biasa yang pernah ada di antara makhluk-makhluk purba. Setiap fosil adalah potongan puzzle yang membantu kita memahami sejarah panjang dan penuh misteri planet kita.