Yogyakarta, zekriansyah.com – Siapa sih yang tidak kenal ubi? Makanan yang satu ini sering jadi camilan favorit atau bahkan pengganti nasi. Rasanya manis, teksturnya lembut, dan bikin kenyang. Tapi, ada satu “efek samping” yang seringkali bikin kita senyum-senyum sendiri, atau bahkan sedikit malu: perut jadi kembung dan hasrat untuk buang gas meningkat drastis alias sering kentut.
Dosen IPB menjelaskan bahwa karbohidrat kompleks dan serat larut dalam ubi jalar difermentasi oleh bakteri usus, menghasilkan gas yang menyebabkan kentut, namun tetap kaya akan vitamin, mineral, dan serat.
Fenomena ini bukan sekadar mitos belaka, lho! Ada penjelasan ilmiah di baliknya. Dosen gizi IPB University, Annisa Rizkiriani, SGz, MSi, punya jawabannya. Yuk, kita bedah tuntas kenapa ubi bikin kentut dan siapa saja yang perlu lebih waspada saat mengonsumsinya.
Mengapa Ubi Bikin Perut Kembung dan Sering Buang Gas?
Pernahkah Anda bertanya-tanya, apa rahasia di balik perut yang bergemuruh setelah makan ubi? Ternyata, kuncinya ada pada kandungan nutrisi dalam ubi itu sendiri. Annisa Rizkiriani, seorang ahli gizi dari IPB University, menjelaskan bahwa efek peningkatan produksi gas atau flatulensi ini disebabkan oleh keberadaan karbohidrat kompleks dan serat larut.
“Oligosakarida ini tidak dapat dicerna oleh enzim di saluran cerna bagian atas, sehingga difermentasi oleh bakteri usus besar. Proses fermentasi inilah yang menghasilkan gas seperti hidrogen, metana, dan karbon dioksida,” jelas Annisa.
Secara spesifik, ubi mengandung jenis oligosakarida seperti raffinose dan stakiosa. Bayangkan saja, oligosakarida ini seperti tamu istimewa yang tidak dikenali oleh “penjaga gerbang” (enzim pencernaan) di usus halus kita. Akhirnya, mereka terus melaju sampai ke “pesta” di usus besar, di mana bakteri-bakteri usus dengan senang hati mengolahnya. Hasil dari “pesta” bakteri ini? Tentu saja, gas!
Kandungan Gizi Tinggi Ubi Jalar yang Bikin Kagum
Meskipun terkenal sebagai “pemicu gas”, jangan salah sangka dulu! Ubi, terutama ubi jalar (Ipomoea batatas), adalah bintang nutrisi yang patut diacungi jempol. Dalam setiap 100 gramnya, ubi jalar menyimpan segudang kebaikan:
- Karbohidrat Kompleks: Sumber energi utama yang bertahan lama.
- Serat Pangan: Sekitar 3 gram per 100 gram, sangat baik untuk pencernaan.
- Vitamin A: Terutama beta-karoten pada ubi jalar oranye, penting untuk mata dan kekebalan tubuh.
- Vitamin C: Penguat imun alami.
- Kalium: Mineral penting untuk menjaga tekanan darah.
- Vitamin B6: Mendukung metabolisme tubuh.
- Antioksidan: Flavonoid dan fenolik yang melindungi sel dari kerusakan.
- Protein: Meskipun sedikit, sekitar 1-2 gram per 100 gram.
Annisa Rizkiriani menambahkan, “Ubi memiliki banyak manfaat bagi kesehatan seperti menjaga kesehatan pencernaan karena kandungan seratnya serta meningkatkan imunitas tubuh berkat kandungan beta-karoten dan vitamin C.” Selain itu, kandungan kaliumnya juga efektif untuk menurunkan tekanan darah, dan jenis ubi dengan indeks glikemik sedang hingga rendah bisa membantu mengontrol kadar gula darah. Ubi juga punya sifat antioksidan dan antiinflamasi alami, lho!
Siapa Saja yang Dianjurkan Mengonsumsi Ubi?
Dengan segudang manfaatnya, ubi sangat direkomendasikan untuk beberapa kelompok orang. Annisa, yang juga Ketua Program Studi Manajemen Industri Jasa Makanan dan Gizi Sekolah Vokasi IPB University, merekomendasikan ubi untuk:
- Penderita Konstipasi (Sembelit): Seratnya yang tinggi sangat membantu melancarkan pencernaan.
- Penderita Hipertensi: Kandungan kaliumnya berperan dalam menurunkan tekanan darah.
- Pengidap Diabetes Mellitus Tipe 2: Terutama jika memilih ubi jalar dengan indeks glikemik rendah dan dikonsumsi dalam porsi terkontrol.
- Orang dengan Imunitas Rendah: Berkat vitamin A dan C yang memperkuat sistem kekebalan tubuh.
- Mereka yang Berisiko Penyakit Kronis: Antioksidan dalam ubi bisa membantu mencegah penyakit seperti kanker dan penyakit jantung.
Kelompok yang Harus Membatasi Konsumsi Ubi
Meski kaya manfaat, ada beberapa kondisi di mana konsumsi ubi perlu dibatasi atau bahkan dihindari. Menurut Annisa Rizkiriani, kelompok ini perlu lebih berhati-hati:
- Penderita Gangguan Ginjal: Terutama jika fungsi ekskresi kalium terganggu, karena ubi tinggi kalium.
- Penderita Sindrom Iritasi Usus (IBS): Oligosakarida dalam ubi bisa memicu gas, kembung, atau diare.
- Orang dengan Kadar Gula Darah Sangat Tidak Terkendali: Meskipun ada jenis ubi berindeks glikemik rendah, tetap perlu pengawasan ketat.
- Penderita Batu Ginjal Oksalat: Beberapa jenis ubi tinggi oksalat yang bisa memperburuk kondisi ini.
Tips Mengurangi Efek Gas Setelah Makan Ubi
Jika Anda termasuk penggemar ubi tapi sering terganggu oleh efek gasnya, jangan khawatir! Ada beberapa cara untuk mengurangi produksi gas, seperti yang disarankan oleh para ahli:
- Mengolah Ubi dengan Benar: Merebus atau memanggang ubi bisa membantu mengurangi kandungan zat pemicu gas dibandingkan digoreng.
- Konsumsi dalam Jumlah Moderat: Mulai dengan porsi kecil agar tubuh beradaptasi dengan kandungan serat dan pati resistennya.
- Kombinasikan dengan Makanan Lain: Makan ubi bersama makanan lain yang rendah serat atau tidak menyebabkan gas dapat membantu menyeimbangkan pencernaan.
- Asupan Probiotik: Mengonsumsi makanan kaya probiotik seperti yogurt bisa membantu menjaga keseimbangan bakteri baik di usus, sehingga mengurangi produksi gas berlebih.
Jadi, sekarang Anda tahu kan, mengapa dosen IPB ungkap penyebab ubi bikin kentut? Ini adalah proses alami yang terjadi di dalam tubuh kita. Ubi tetaplah makanan sehat yang kaya manfaat. Dengan memahami cara kerjanya dan menerapkan tips di atas, kita bisa tetap menikmati kelezatan ubi tanpa khawatir berlebihan tentang “efek samping” yang satu ini. Selamat menikmati ubi Anda!
FAQ
Tanya: Mengapa ubi bisa menyebabkan perut kembung dan sering kentut?
Jawab: Ubi mengandung oligosakarida yang tidak dapat dicerna oleh enzim tubuh, sehingga difermentasi oleh bakteri usus besar dan menghasilkan gas.
Tanya: Jenis oligosakarida apa yang ada dalam ubi dan menyebabkan produksi gas?
Jawab: Ubi mengandung jenis oligosakarida seperti raffinose dan stakiosa yang berperan dalam proses fermentasi penghasil gas.
Tanya: Apakah semua orang akan mengalami perut kembung setelah makan ubi?
Jawab: Tingkat sensitivitas setiap orang terhadap oligosakarida dalam ubi berbeda-beda, sehingga efeknya bisa bervariasi.