Yogyakarta, zekriansyah.com – Dunia sepak bola memang penuh kejutan, dan kali ini datang dari salah satu penjaga gawang terbaik dunia, Gianluigi Donnarumma. Setelah empat tahun menjadi pilar penting di Paris Saint-Germain (PSG), ia kini resmi menuntaskan kepindahannya ke Manchester City. Keputusan ini tak lepas dari peran pelatih PSG, Luis Enrique, yang punya visi berbeda. Lalu, bagaimana perasaan Donnarumma yang mendapati dirinya “dibuang” dari tim raksasa Prancis itu? Apakah ia menyimpan kekecewaan terhadap Enrique? Mari kita selami lebih dalam kisah menarik ini.
Gianluigi Donnarumma tinggalkan PSG setelah tak lagi masuk skema Luis Enrique, kini fokus tantang diri di Manchester City.
Kehilangan Tempat di PSG: Sebuah Perubahan Mengejutkan
Siapa sangka, kiper yang baru saja mengantarkan PSG meraih treble musim lalu, termasuk gelar Liga Champions, kini harus mencari pelabuhan baru. Gianluigi Donnarumma selama ini dikenal sebagai kiper utama yang punya peran besar dalam setiap kesuksesan Les Parisiens. Bahkan, ia masih dipercaya mengawal gawang tim di Piala Dunia Antarklub 2025.
Namun, awal musim ini membawa angin perubahan yang cukup drastis. PSG tiba-tiba mendatangkan kiper baru, Lucas Chevalier dari Lille, yang langsung diproyeksikan sebagai kiper utama. Keputusan ini sontak membuat posisi Donnarumma tergeser, bahkan namanya tak masuk dalam skuad untuk Piala Super UEFA. Situasi ini memang mengejutkan banyak pihak, mengingat kontribusi dan kualitas Donnarumma yang tak terbantahkan.
Gaya Main Luis Enrique yang Berbeda: Mengapa Donnarumma Tak Sesuai?
Di balik keputusan besar ini, ada strategi dan filosofi permainan yang diusung oleh pelatih anyar PSG, Luis Enrique. Mantan pelatih Barcelona itu memang dikenal dengan gaya permainan yang menuntut kiper untuk aktif terlibat dalam membangun serangan dari lini belakang, atau yang biasa disebut ball-playing goalkeeper.
Menurut Enrique, Donnarumma yang lebih cenderung sebagai shot-stopper atau ahli dalam menahan tembakan, dinilai kurang cocok dengan profil kiper yang ia inginkan. Enrique menegaskan bahwa keputusannya ini murni berdasarkan strategi permainan, bukan masalah personal. Ia bahkan secara blak-blakan menyampaikan hal ini sejak awal pramusim.
“Ini selalu menjadi keputusan yang sulit diambil. Saya hanya bisa berbicara hal-hal positif tentang Donnarumma. ‘Gigio’ tidak diragukan lagi salah satu pemain terbaik di posisinya. Dia bahkan pribadi yang lebih baik, tetapi kami sedang mencari tipe kiper yang berbeda,” ujar Luis Enrique, menjelaskan alasannya.
Reaksi Donnarumma: Antara Kecewa dan Profesionalisme
Awalnya, setelah mengetahui dirinya tak lagi masuk rencana PSG, Gianluigi Donnarumma tak bisa menyembunyikan rasa kecewanya. Melalui unggahan di media sosial, ia bahkan mengungkapkan perasaan “kecewa dan patah hati”. Ia merasa sudah memberikan segalanya sejak hari pertama tiba di Paris.
“Sayangnya, seseorang memutuskan bahwa saya tidak lagi bisa menjadi bagian dari grup ini dan berkontribusi pada kesuksesan tim. Saya kecewa dan patah hati,” tulis Donnarumma.
Namun, seiring berjalannya waktu, Donnarumma menunjukkan sikap yang sangat profesional. Ia memahami bahwa setiap pelatih memiliki wewenang untuk membuat pilihan. Ia juga menegaskan bahwa hubungannya dengan Luis Enrique tetap baik.
“Saya selalu punya hubungan yang bagus dengan pelatih. Dia blak-blakan sejak awal latihan. Kecewa? Saya tidak tahu. Setiap orang punya pilihannya sendiri. Pelatih punya kuasa untuk memutuskan,” ungkap Donnarumma, menunjukkan kedewasaannya.
Dukungan dari rekan-rekan setim dan para penggemar juga menjadi penguat baginya. Ia merasa bangga dengan apa yang telah ia berikan untuk PSG dan kenangan manis yang ditinggalkan.
Babak Baru Bersama Manchester City: Optimisme di Bawah Pep Guardiola
Kini, Gianluigi Donnarumma telah memulai babak baru dalam kariernya. Ia resmi bergabung dengan raksasa Premier League, Manchester City, di bawah asuhan pelatih jenius, Pep Guardiola. Transfer ini menjadi angin segar bagi kiper timnas Italia itu untuk kembali menunjukkan kualitasnya di liga yang berbeda.
Donnarumma sendiri menyambut kepindahan ini dengan penuh antusiasme. Ia merasa tersanjung karena Pep Guardiola sangat menginginkannya.
“Saya menantikan kesempatan ke City karena mereka benar-benar menginginkan saya. Guardiola sangat menginginkan saya, dan itu membuat saya merasa tersanjung,” kata Donnarumma.
Di Manchester City, Donnarumma diharapkan bisa berkembang lebih jauh, terutama dalam aspek distribusi bola yang menjadi salah satu tuntutan modern sepak bola. Ia akan menggantikan posisi Ederson yang hengkang ke Fenerbahce, dan siap memberikan kontribusi maksimal untuk meraih kesuksesan bersama The Citizens.
Kesimpulan
Keputusan Luis Enrique untuk “membuang” Gianluigi Donnarumma dari PSG memang menjadi sorotan. Namun, di balik itu, Donnarumma menunjukkan sikap profesionalisme yang patut diacungi jempol. Dari rasa kecewa, ia bangkit dan kini siap menatap masa depan cerah bersama Manchester City di bawah asuhan Pep Guardiola. Kisah ini mengingatkan kita bahwa dalam sepak bola, perubahan adalah hal yang tak terhindarkan, dan adaptasi adalah kunci untuk terus bersinar. Kita tunggu saja bagaimana Donnarumma akan menuliskan sejarah baru di Premier League!