Yogyakarta, zekriansyah.com – Kanker, sebuah penyakit yang seringkali menakutkan, kini menjadi salah satu penyebab kematian tertinggi di dunia. Gejalanya yang kerap muncul terlambat membuat banyak orang merasa khawatir. Namun, tahukah Anda bahwa ada cara turunkan risiko kanker yang bisa kita mulai dari piring makan dan kebiasaan sehari-hari?
Ilustrasi: Dokter Harvard mengungkap rahasia menurunkan risiko kanker melalui fokus pada makanan kaya antioksidan dan gaya hidup sehat.
Seorang ahli gastroenterologi lulusan Harvard University, Dr. Saurabh Sethi, telah membagikan panduan praktis yang sangat berharga. Ia menekankan bahwa perubahan pola makan dan gaya hidup memegang peranan kunci dalam pencegahan kanker. Artikel ini akan mengupas tuntas rekomendasi dari dokter Harvard tersebut, agar kita bisa lebih bijak dalam menjaga kesehatan dan menekan risiko kanker sejak dini. Mari kita simak!
Peran Penting Pola Makan: Apa yang Harus Dikonsumsi?
Dr. Sethi sangat menekankan pentingnya asupan nutrisi yang tepat untuk memperkuat pertahanan tubuh dari serangan sel kanker. Beberapa jenis makanan dan minuman memiliki sifat antioksidan serta anti-inflamasi yang sangat membantu.
Perbanyak Sayuran Hijau Kaya Antioksidan
Mulai dari brokoli, kubis, kembang kol, kubis brussel, hingga kangkung, semua adalah pahlawan di piring Anda. Sayuran-sayuran ini kaya akan sulforafan, senyawa alami yang terkenal dengan khasiatnya melawan kanker. Sulforafan membantu proses detoksifikasi tubuh, mendukung fungsi hati, dan mengurangi stres oksidatif yang bisa merusak sel dan meningkatkan risiko kanker.
Jangan Lupakan Bawang Putih di Hidangan Anda
Bawang putih bukan hanya bumbu dapur biasa. Di dalamnya terkandung allicin, senyawa yang bersifat anti-kanker dan anti-mikroba. Mengonsumsi bawang putih secara teratur, baik mentah maupun dimasak, dapat membantu melindungi lapisan lambung, meningkatkan kesehatan usus, dan menghambat pertumbuhan bakteri berbahaya seperti Helicobacter pylori (H. pylori) yang dikenal sebagai faktor risiko kanker lambung.
Minuman Sehat yang “Dibenci” Sel Kanker
Menurut Dr. Sethi, beberapa minuman memiliki sifat anti-inflamasi dan antioksidan tinggi yang berperan penting dalam menurunkan risiko kanker. Penting diingat, tidak ada satu minuman pun yang bisa jadi “perisai ajaib” tunggal, namun kombinasi kebiasaan baik akan sangat membantu.
- Teh Hijau: Minuman ini kaya akan antioksidan, terutama katekin seperti epigallocatechin gallate (EGCG). Senyawa ini dipercaya dapat melawan kerusakan sel dan mengurangi risiko kanker tertentu, seperti kanker payudara, prostat, dan kolorektal. Manfaat utamanya adalah mengurangi peradangan kronis dan stres oksidatif, dua pemicu utama pertumbuhan sel abnormal.
- Smoothie Hijau Penuh Nutrisi: Bayam, mentimun, seledri, dan jahe adalah kombinasi ajaib. Bayam dan seledri menyediakan folat dan serat yang dapat menurunkan risiko kanker gastrointestinal. Mentimun menambah hidrasi dan antioksidan, sementara jahe menghadirkan senyawa anti-inflamasi seperti gingerol. Campuran ini menciptakan lingkungan di mana sel-sel sehat berkembang dan peradangan tetap terkendali.
- Latte Kunyit dan Lada Hitam: Kunyit mengandung senyawa kurkumin yang mampu memperlambat pertumbuhan sel kanker. Menariknya, lada hitam mengandung piperin yang secara signifikan meningkatkan penyerapan kurkumin dalam tubuh. Rutin mengonsumsi kombinasi ini dapat berkontribusi pada gaya hidup anti-inflamasi.
Waspada! Makanan dan Minuman Pemicu Risiko Kanker
Selain mengetahui apa yang harus dimakan, Dr. Sethi juga mengingatkan kita untuk mengurangi atau bahkan menghindari beberapa jenis makanan dan minuman yang bisa memicu perkembangan sel kanker.
Daging Olahan: Ancaman Tersembunyi di Piring Anda
Daging olahan seperti sosis, hot dog, bacon, atau nugget seringkali menjadi pilihan praktis. Namun, Dr. Sethi memperingatkan bahwa daging ini mengandung nitrat dan pengawet yang dapat merusak lapisan usus dan memicu kanker. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengklasifikasikan daging olahan sebagai karsinogen Kelompok 1, yang berarti ada bukti kuat dapat menyebabkan kanker, terutama kanker kolorektal. Sebaiknya ganti dengan protein rendah lemak seperti ayam, ikan, kacang-kacangan, atau alternatif nabati.
Minuman Manis Berlebihan dan Makanan Ultra-Proses
Minuman manis seperti soda, minuman berenergi, atau minuman berperasa tidak hanya meningkatkan kadar gula darah, tetapi juga memicu peradangan kronis dan dapat mempercepat perkembangan sel kanker. Konsumsi rutin minuman manis dikaitkan dengan peningkatan risiko kanker terkait obesitas, seperti kanker payudara, pankreas, dan usus besar.
Begitu pula dengan makanan ultra-proses seperti mi instan atau makanan ringan kemasan. Makanan ini minim nutrisi alami, justru mengandung aditif buatan, gula olahan, dan lemak tidak sehat yang memicu peradangan kronis, salah satu faktor utama dalam proses kanker.
Hati-hati dengan Gorengan dan Daging Bakar/Gosong
Siapa yang tidak suka gorengan atau daging bakar? Sayangnya, makanan ini juga menyimpan risiko. Dr. Sethi mengingatkan bahwa proses menggoreng dengan banyak minyak, apalagi yang digunakan berulang, bisa menghasilkan akrilamida dan lemak trans yang berisiko kanker.
Sementara itu, daging yang dimasak pada suhu tinggi, terutama sampai gosong, menghasilkan senyawa seperti amina heterosiklik (HCA) dan hidrokarbon aromatik polisiklik (PAH) yang dapat merusak DNA. Kerusakan DNA yang berulang ini merupakan langkah kunci menuju perkembangan kanker. Untuk itu, pilihlah metode memasak dengan api kecil, mengukus, atau memanggang. Jika memanggang, coba rendam daging terlebih dahulu untuk mengurangi pembentukan senyawa berbahaya.
Bahaya Alkohol, Bahkan dalam Jumlah Sedang
Dr. Sethi menunjukkan bahwa konsumsi minuman beralkohol, bahkan dalam jumlah sedang (sekitar 1-2 gelas), dapat meningkatkan risiko kanker. Alkohol dapat meningkatkan kadar estrogen dan menghambat penyerapan folat, yang keduanya bisa mengganggu perbaikan DNA. Minuman ini juga dikaitkan dengan kanker yang terkait hormon, seperti kanker payudara dan kanker hati.
Deteksi Dini dan Gaya Hidup Sehat Lainnya
Selain fokus pada makanan dan minuman, ada beberapa langkah tambahan yang direkomendasikan untuk turunkan risiko kanker.
- Lakukan Tes Infeksi Helicobacter pylori (H. pylori): Bakteri ini dapat menginfeksi lapisan lambung dan merupakan faktor risiko yang diketahui untuk gastritis, tukak lambung, dan kanker lambung. Jika Anda mengalami gejala seperti nyeri perut atas, kembung, atau mual, segera konsultasikan dengan dokter.
- Pentingnya Aktivitas Fisik dan Berat Badan Ideal: Penelitian membuktikan bahwa olahraga teratur dapat menurunkan risiko berbagai jenis kanker. Obesitas juga secara signifikan meningkatkan risiko kanker, jadi menjaga berat badan ideal sangatlah krusial.
- Berhenti Merokok dan Hindari Paparan Berbahaya: Jauhi tembakau dalam bentuk apapun, termasuk asap rokok. Selain itu, batasi paparan radiasi yang tidak perlu dan hindari racun industri.
- Cukup Vitamin D dan Tidur Berkualitas: Pastikan tubuh mendapatkan vitamin D yang cukup, baik dari sinar matahari maupun suplemen. Tidur malam yang berkualitas juga memengaruhi kesehatan secara keseluruhan dan dapat mengurangi risiko obesitas.
Penting untuk diingat, seperti yang disampaikan oleh ahli gizi Harvard Dr. Frank B. Hu, hal yang lebih penting adalah makan lebih banyak buah dan sayuran, terlepas dari apakah itu organik atau tidak. Fokuslah pada kuantitas dan variasi untuk mendapatkan manfaat maksimal.
Mulai Langkah Kecil untuk Kesehatan Jangka Panjang
Melihat berbagai rekomendasi dari dokter Harvard ini, jelas bahwa cara turunkan risiko kanker tidak serumit yang dibayangkan. Kuncinya ada pada komitmen untuk membuat perubahan kecil namun konsisten dalam pola makan dan gaya hidup kita.
Mulailah dengan menambahkan lebih banyak sayuran dan buah, mengurangi daging olahan, serta memilih minuman sehat. Setiap langkah kecil yang Anda ambil hari ini adalah investasi berharga untuk kesehatan Anda di masa depan. Ingat, informasi ini bersifat edukatif, selalu konsultasikan dengan tenaga medis profesional sebelum membuat perubahan besar pada pola makan atau gaya hidup Anda. Mari hidup lebih sehat, bebas dari kekhawatiran kanker!
FAQ
Tanya: Bagaimana cara menurunkan risiko kanker menurut Dokter Harvard?
Jawab: Dokter Harvard, Dr. Saurabh Sethi, menekankan perubahan pola makan dan gaya hidup sehat sebagai kunci utama pencegahan kanker.
Tanya: Makanan apa saja yang direkomendasikan untuk mencegah kanker?
Jawab: Direkomendasikan untuk memperbanyak konsumsi sayuran hijau kaya antioksidan seperti brokoli, kubis, dan kangkung.
Tanya: Apa manfaat sulforafan yang terkandung dalam sayuran hijau?
Jawab: Sulforafan membantu proses detoksifikasi tubuh, mendukung fungsi hati, dan mengurangi stres oksidatif yang dapat meningkatkan risiko kanker.