Dinkes Kaltim Perluas Imunisasi HPV: Langkah Konkret Eliminasi Kanker Serviks di Bumi Etam

Dipublikasikan 22 Juli 2025 oleh admin
Kesehatan

Yogyakarta, zekriansyah.com – Kabar baik datang dari Kalimantan Timur! Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Kalimantan Timur sedang gencar memperkuat strategi imunisasi Human Papillomavirus (HPV) sebagai garda terdepan dalam upaya eliminasi kanker leher rahim atau kanker serviks. Ini adalah langkah serius untuk melindungi perempuan Kaltim dari salah satu penyakit paling mematikan yang bisa dicegah.

Dinkes Kaltim Perluas Imunisasi HPV: Langkah Konkret Eliminasi Kanker Serviks di Bumi Etam

Dinkes Kaltim perkuat imunisasi HPV sebagai langkah krusial eliminasi kanker serviks di Bumi Etam sesuai target nasional 2030.

Anda mungkin bertanya, mengapa imunisasi ini begitu penting? Mari kita bahas lebih lanjut agar kita semua bisa memahami manfaat besar dari program ini.

Mengapa Imunisasi HPV Sangat Penting? Melindungi Perempuan dari Kanker Serviks

Kanker serviks adalah momok yang menakutkan bagi banyak perempuan di Indonesia. Bayangkan, setiap harinya, ada sekitar 101 kasus baru dan 57 kematian akibat kanker ini di tanah air. Di antara semua jenis kanker yang menyerang perempuan, kanker serviks menduduki posisi kedua terbanyak setelah kanker payudara.

Fakta menariknya, hampir 99 persen kasus kanker leher rahim disebabkan oleh infeksi Human Papillomavirus (HPV), terutama tipe 16 dan 18. Virus ini umumnya menyebar melalui hubungan seksual, dan seringkali menginfeksi perempuan di usia subur. Inilah mengapa pencegahan sejak dini melalui vaksin HPV menjadi sangat krusial. Memberikan perlindungan sedini mungkin adalah investasi kesehatan jangka panjang.

Langkah Strategis Dinkes Kaltim: Perluasan Sasaran Imunisasi HPV

Pemerintah pusat melalui Kementerian Kesehatan telah menetapkan Rencana Aksi Nasional (RAN) Eliminasi Kanker Leher Rahim di Indonesia Tahun 2023-2030. Dalam rencana ini, imunisasi HPV menjadi prioritas utama yang dilaksanakan secara bertahap di seluruh Indonesia. Target ambisius yang ingin dicapai adalah 90 persen anak perempuan dan laki-laki mendapatkan imunisasi HPV pada usia 15 tahun di tahun 2030.

Meski Kaltim belum termasuk dalam sembilan provinsi yang memulai imunisasi kejar untuk anak perempuan usia 15 tahun (setara siswi kelas III SMP/MTs/sederajat) di tahun 2024, Dinkes Kaltim tidak tinggal diam. Sejak tahun 2023, mereka sudah mulai memperkenalkan imunisasi HPV dengan sasaran anak perempuan usia 11 dan 12 tahun, atau siswi kelas V dan VI SD.

Kini, program ini diperluas. Dinkes Kaltim akan memperluas cakupan imunisasi HPV hingga anak usia 15 tahun. Ini sejalan dengan program nasional yang semakin gencar. Tujuannya jelas, untuk memastikan semakin banyak anak-anak di Kaltim terlindungi dari ancaman kanker serviks sejak dini.

Vaksin HPV Gratis: Investasi Kesehatan Masa Depan

Program imunisasi HPV ini adalah angin segar, terutama karena vaksin HPV diberikan secara gratis oleh Kementerian Kesehatan untuk anak perempuan usia sekolah dasar.

Mari kita lihat sasaran dan jadwal pemberiannya:

  • Usia Target: Anak perempuan usia 10-13 tahun, atau siswi kelas 5 dan 6 SD.
  • Dosis: Diberikan dalam dua dosis. Dosis pertama biasanya saat kelas 5 SD, dan dosis kedua saat kelas 6 SD, dengan jeda sekitar 6-12 bulan.
  • Penyaluran: Vaksinasi dilakukan secara serentak di sekolah-sekolah dan juga tersedia di puskesmas atau klinik kesehatan yang ditunjuk. Bagi anak-anak yang tidak bersekolah, pemerintah juga berupaya memastikan mereka tetap mendapatkan vaksinasi ini.

Dinkes Kaltim pada tahun 2023 menargetkan sekitar 40 ribu siswi SD di Kaltim mendapatkan vaksin HPV ini. Ini adalah bukti komitmen nyata pemerintah daerah dalam upaya pencegahan kanker serviks. Meskipun vaksin gratis difokuskan pada anak sekolah, orang dewasa yang belum pernah divaksin dan sudah aktif secara seksual juga bisa mendapatkan vaksin HPV secara mandiri (biasanya 3 dosis).

Kolaborasi Lintas Sektor: Kunci Keberhasilan Program Imunisasi HPV

Pelaksanaan imunisasi HPV yang efektif tidak bisa hanya mengandalkan sektor kesehatan saja. Diperlukan sinergi dan dukungan kuat dari berbagai pihak. Kepala Dinkes Kaltim, Jaya Mualimin, menekankan pentingnya advokasi dan sosialisasi lintas program dan lintas sektor.

Beberapa pihak yang berperan penting dalam menyukseskan program ini antara lain:

  • Dinas Pendidikan dan Kebudayaan: Untuk koordinasi pelaksanaan di sekolah.
  • Kementerian Agama Wilayah Provinsi Kaltim: Untuk sosialisasi di lingkungan madrasah dan pesantren.
  • Dinas Kominfo: Untuk menyebarluaskan informasi dan edukasi kepada masyarakat.
  • Masyarakat dan Orang Tua: Peran aktif dan pemahaman orang tua adalah kunci utama agar anak-anak mereka mendapatkan perlindungan ini.

Dengan kerja sama yang solid, seperti keberhasilan vaksinasi COVID-19 sebelumnya, Dinkes Kaltim optimis program imunisasi HPV ini juga akan sukses besar.

Harapan Menuju Kaltim Bebas Kanker Serviks

Upaya Dinkes Kaltim dalam perluasan imunisasi HPV adalah langkah progresif menuju visi eliminasi kanker serviks di masa depan. Dengan semakin banyaknya anak perempuan yang terlindungi sejak dini, kita bisa membayangkan generasi mendatang yang lebih sehat dan bebas dari ancaman penyakit ini.

Ini bukan hanya tentang angka, tapi tentang kehidupan dan kualitas hidup perempuan Kaltim. Mari kita dukung penuh program ini, sebarkan informasi yang benar, dan pastikan anak-anak di sekitar kita mendapatkan hak mereka untuk hidup sehat, bebas dari ancaman kanker serviks. Bersama, kita bisa mewujudkan Kaltim yang lebih sehat!

FAQ

Tanya: Apa itu HPV dan bagaimana hubungannya dengan kanker serviks?
Jawab: HPV adalah virus yang umumnya menyebar melalui hubungan seksual dan hampir 99% kasus kanker serviks disebabkan oleh infeksi HPV, terutama tipe 16 dan 18.

Tanya: Mengapa imunisasi HPV penting dilakukan sejak dini?
Jawab: Memberikan perlindungan sedini mungkin melalui vaksin HPV adalah investasi kesehatan jangka panjang untuk mencegah kanker serviks.

Tanya: Siapa saja yang menjadi sasaran utama program perluasan imunisasi HPV di Kaltim?
Jawab: Program ini bertujuan untuk melindungi perempuan, khususnya di usia subur, dari infeksi HPV yang dapat menyebabkan kanker serviks.