Siap Sedia Hadapi Krisis: **Dinkes Kaltim Perkuat Kapasitas SDM Kesehatan Darurat** Demi Masyarakat Sehat

Dipublikasikan 9 September 2025 oleh admin
Kesehatan

Yogyakarta, zekriansyah.com – Pernahkah Anda membayangkan bagaimana rasanya berada dalam situasi darurat, entah itu bencana alam, wabah penyakit, atau bahkan komplikasi persalinan yang mengancam jiwa? Di momen-momen genting seperti itu, keberadaan tenaga kesehatan yang cekatan, terlatih, dan siap sedia adalah penentu utama. Di Kalimantan Timur, komitmen untuk memastikan kesiapan ini nyata adanya. Dinas Kesehatan (Dinkes) Kaltim memperkuat kapasitas SDM kesehatan darurat sebagai langkah strategis untuk melindungi seluruh warganya.

Siap Sedia Hadapi Krisis: **Dinkes Kaltim Perkuat Kapasitas SDM Kesehatan Darurat** Demi Masyarakat Sehat

Dinkes Kaltim gencarkan pelatihan SDM kesehatan darurat untuk menekan angka kematian ibu dan bayi serta menjamin kesehatan masyarakat.

Artikel ini akan mengupas tuntas bagaimana Dinkes Kaltim membangun fondasi pelayanan kesehatan yang tangguh, mulai dari penanganan kegawatdaruratan ibu dan anak hingga kesiapsiagaan menghadapi berbagai jenis krisis. Mari kita selami lebih dalam upaya heroik ini!

Fokus Utama: Menyelamatkan Ibu dan Anak dalam Kegawatdaruratan

Kesehatan ibu dan anak selalu menjadi cerminan kualitas pelayanan kesehatan suatu daerah. Di Kalimantan Timur, tantangan ini sangat terasa, apalagi dengan karakteristik geografis yang luas dan distribusi tenaga kesehatan yang belum merata. Angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB) bukan sekadar statistik, melainkan kisah tentang nyawa yang harus diselamatkan.

Program TOT Kegawatdaruratan Maternal dan Neonatal

Untuk mengatasi hal ini, Dinkes Kaltim mengambil langkah konkret. Program Training of Trainer (TOT) Kegawatdaruratan Maternal dan Neonatal digulirkan. Ini adalah pelatihan intensif bagi para tenaga kesehatan agar tidak hanya paham teori, tetapi juga menguasai keterampilan praktis berbasis bukti dalam menangani kasus-kasus kritis persalinan, seperti perdarahan pascapersalinan, hipertensi, sepsi, hingga asfiksia pada bayi baru lahir.

Kepala Dinas Kesehatan Kaltim, dr. Jaya Mualimin, menegaskan pentingnya program ini. “Ilmu tersebut dapat menyebar dan memperkuat kemampuan tenaga kesehatan di puskesmas, rumah sakit, hingga jejaring pelayanan di daerah terpencil dan perbatasan Kalimantan Timur,” ujarnya. Bayangkan, satu bidan atau dokter yang terlatih bisa menularkan ilmunya, menciptakan efek domino yang menyelamatkan lebih banyak nyawa di pelosok Kaltim.

Siaga Penuh Hadapi Bencana dan Krisis Kesehatan Lainnya

Lingkup “darurat” tidak hanya terbatas pada persalinan. Kalimantan Timur, seperti wilayah lain di Indonesia, rentan terhadap berbagai bencana, baik alam maupun non-alam. Oleh karena itu, Dinkes Kaltim juga memfokuskan perhatian pada peningkatan kompetensi tenaga kesehatan dalam penanganan bencana dan krisis kesehatan secara umum.

Penguatan Sistem Penanggulangan Bencana

Menurut Kepala Bidang P2P Dinkes Kaltim, Setyo Budi Basuki, tantangan dalam penanganan bencana seringkali meliputi kekurangan data, standar kebutuhan yang belum lengkap, hingga kurangnya kompetensi tenaga yang dimobilisasi. Pengalaman pandemi COVID-19 menjadi pelajaran berharga tentang kesulitan memobilisasi tenaga cadangan.

Untuk itu, pembentukan klaster kesehatan di berbagai tingkatan (nasional, provinsi, kabupaten, kota) menjadi sasaran strategis. Klaster ini bertujuan meningkatkan kerja sama antar individu, komunitas, lembaga, lintas program, dan lintas sektor dalam menghadapi segala jenis bencana.

Perlindungan Kelompok Rentan Melalui PPAM Kesehatan Reproduksi

Saat bencana melanda, kelompok rentan seperti ibu hamil, bayi baru lahir, remaja, dan perempuan menjadi pihak yang paling berisiko. Dinkes Kaltim telah menyiapkan skema perlindungan khusus melalui penguatan Sistem Paket Pelayanan Awal Minimum (PPAM) Kesehatan Reproduksi.

“Melalui PPAM, kita memastikan pelayanan kesehatan reproduksi tetap tersedia, aman, dan berkualitas meski di tengah keterbatasan,” jelas dr. Jaya Mualimin. Layanan ini mencakup pencegahan kekerasan berbasis gender, persalinan aman, perawatan bayi, hingga ketersediaan kontrasepsi darurat. Ini adalah bukti nyata bahwa perlindungan kesehatan tidak boleh terabaikan, bahkan di tengah situasi paling sulit sekalipun.

Respons Cepat Terhadap Bencana Kekeringan di Mahakam Ulu

Salah satu contoh konkret kesiapsiagaan Dinkes Kaltim terlihat saat bencana kekeringan melanda Kabupaten Mahakam Ulu (Mahulu). Tim medis, logistik kesehatan (cairan infus, oralit, alat kebersihan), dan obat-obatan segera dikerahkan ke wilayah yang sulit dijangkau tersebut.

“Fokus utama adalah pencegahan penyakit akibat sanitasi buruk dan dehidrasi,” kata dr. Jaya Mualimin. Selain bantuan fisik, edukasi kesehatan juga diberikan kepada masyarakat agar mereka dapat menjaga kesehatan selama krisis. Upaya ini menunjukkan betapa krusialnya kapasitas SDM kesehatan darurat yang terlatih untuk bergerak cepat dan efektif di lapangan.

Membangun SDM Kesehatan Berkelanjutan untuk Masa Depan Kaltim

Upaya penguatan SDM kesehatan di Kaltim tidak hanya bersifat reaktif terhadap krisis, tetapi juga proaktif untuk masa depan. Dengan hadirnya Ibu Kota Nusantara (IKN), tantangan pelayanan kesehatan akan semakin kompleks.

Program Internsip Dokter dan Dokter Gigi Indonesia (PIDI/PIDGI)

Dinkes Kaltim secara konsisten melaksanakan Program Internsip Dokter Indonesia (PIDI) dan Program Internsip Dokter Gigi Indonesia (PIDGI). Program ini bertujuan memantapkan mutu dan profesi dokter serta dokter gigi, meningkatkan kemahiran, dan kemandirian mereka.

“Amat penting peran SDM kesehatan dalam upaya peningkatan pelayanan kesehatan masyarakat,” ucap dr. Jaya Mualimin. Hingga Agustus 2024, program ini telah menerima ribuan dokter dan ratusan dokter gigi yang bertugas di berbagai wahana di Kaltim, menunjukkan komitmen jangka panjang dalam mencetak tenaga kesehatan profesional dan kompeten.

Academic Health System (AHS) untuk Pemerataan Dokter Spesialis

Tantangan pemerataan SDM kesehatan, terutama dokter spesialis, di Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) dan Fasilitas Kesehatan Rujukan Tingkat Lanjutan (FKRTL) adalah isu nasional. Dinkes Kaltim mengimplementasikan Sistem Kesehatan Akademik (AHS) sebagai solusi.

AHS adalah model kerja sama terpadu antara perguruan tinggi, rumah sakit pendidikan, pemerintah daerah, dan wahana pendidikan kesehatan lainnya. Melalui sistem ini, Dinkes Kaltim berupaya mempercepat pemenuhan dokter spesialis di daerah, sejalan dengan amanat program Transformasi Sistem Kesehatan. Ini adalah investasi jangka panjang untuk memastikan setiap warga Kaltim mendapatkan akses pelayanan kesehatan yang berkualitas.

Kesimpulan

Upaya Dinkes Kaltim memperkuat kapasitas SDM kesehatan darurat adalah fondasi penting dalam membangun sistem kesehatan yang tangguh dan responsif. Dari penanganan kritis ibu dan anak, kesiapsiagaan bencana, hingga pembangunan SDM berkelanjutan melalui program internsip dan AHS, semua langkah ini menunjukkan komitmen kuat untuk melindungi kesehatan masyarakat.

Dengan tenaga kesehatan yang terlatih, inovatif, dan siap sedia menghadapi berbagai skenario, Kalimantan Timur bergerak maju menuju kualitas hidup yang lebih baik. Mari bersama-sama mendukung setiap langkah positif ini, karena kesehatan adalah hak setiap warga, dan kesiapsiagaan adalah kunci.