Yogyakarta, zekriansyah.com – Halo Sahabat Cirebon! Kabar terbaru dari Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Cirebon membawa sedikit angin segar di tengah kekhawatiran akan Demam Berdarah Dengue (DBD). Hingga bulan Agustus 2025 ini, Dinkes Kabupaten Cirebon telah menangani 789 pasien DBD. Angka ini menunjukkan tren penurunan yang cukup signifikan dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Penasaran bagaimana Dinkes Cirebon berupaya menekan kasus DBD dan apa peran kita sebagai masyarakat? Yuk, kita bedah informasinya bersama!
Dinkes Kabupaten Cirebon catat 789 pasien DBD hingga Agustus 2025, menunjukkan penurunan signifikan berkat intensifikasi program pencegahan.
Tren Kasus DBD di Kabupaten Cirebon: Penurunan yang Melegakan
Demam Berdarah Dengue (DBD) memang selalu menjadi ancaman, terutama saat musim pancaroba. Namun, ada kabar baik dari Kabupaten Cirebon. Kepala Dinkes Kabupaten Cirebon, Ibu Eni Suhaeni, mengungkapkan bahwa sejak awal Januari hingga Agustus 2025, total pasien DBD yang ditangani mencapai 789 orang. Dari jumlah tersebut, dua pasien dilaporkan meninggal dunia.
Yang menarik, angka ini jauh lebih rendah dibandingkan periode yang sama di tahun sebelumnya, yang mencatat 1.833 kasus. “Data terbaru sampai Agustus 2025 ini ada 789 pasien DBD yang dilaporkan, dua di antaranya meninggal. Tahun lalu pada minggu yang sama jumlahnya 1.833 kasus,” ujar Ibu Eni. Ini tentu menjadi indikasi positif dari upaya pencegahan dan penanganan yang terus digencarkan. Semua pasien yang terjangkit telah mendapatkan perawatan intensif di rumah sakit umum daerah (RSUD) maupun fasilitas kesehatan lainnya di Kabupaten Cirebon.
Strategi Dinkes Cirebon dalam Melawan DBD: Fokus pada PSN Serentak
Penurunan kasus DBD ini bukanlah kebetulan. Dinkes Cirebon terus mengintensifkan berbagai langkah pencegahan dan pengendalian. Salah satu strategi utamanya adalah menggelar Gerakan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) secara serentak di seluruh wilayah Kabupaten Cirebon.
Bupati Cirebon sendiri sudah menerbitkan surat edaran sejak Maret 2025 tentang kewaspadaan Kejadian Luar Biasa (KLB) DBD. Bahkan, pada bulan Agustus ini, edaran kembali dikeluarkan untuk mengajak masyarakat melakukan PSN secara masif.
“Langkah paling efektif adalah PSN yang dilakukan bersama-sama. Membersihkan lingkungan dan menutup tempat penampungan air akan memutus siklus hidup nyamuk,” kata Ibu Eni. Beliau menekankan bahwa banyak masyarakat masih menganggap fogging (pengasapan) sebagai solusi utama. Padahal, fogging hanya membunuh nyamuk dewasa, sementara jentik-jentik nyamuk tetap hidup dan berpotensi menjadi ancaman baru. Ibarat memadamkan api, fogging itu seperti menyiramkan air ke api yang sudah membesar, sementara PSN adalah mencegah percikan api jadi besar sejak awal dengan menghilangkan sumbernya.
Kegiatan PSN serentak ini melibatkan seluruh puskesmas, camat, kepala desa, dan tentu saja, masyarakat. Pencegahan DBD memang harus dilakukan secara kolektif, mengingat pola penularannya yang sangat cepat, apalagi di momen peralihan musim.
Bagaimana dengan Kota Cirebon? Perbedaan dan Kesamaan Upaya Pencegahan
Mungkin Anda bertanya-tanya, bagaimana situasi di tetangga, yaitu Kota Cirebon? Ternyata, Dinkes Kota Cirebon juga menghadapi tantangan serupa, bahkan mencatat peningkatan kasus di awal 2025. Kepala Dinkes Kota Cirebon, dr. Siti Maria Listiawaty, mengungkapkan bahwa hingga Februari 2025, tercatat lebih dari 140 kasus DBD di Kota Cirebon, dan angka ini masih terus bertambah. Sebagai perbandingan, di tahun 2024, Kota Cirebon mencatat 597 kasus DBD dengan 2 kematian.
Sama seperti di Kabupaten Cirebon, Dinkes Kota Cirebon juga sangat menggiatkan Gerakan Serentak Pemberantasan Sarang Nyamuk (Gertak PSN). Mereka bahkan punya program menarik bernama Sipetik (Siswa Pemantau Jentik) untuk melibatkan siswa dalam memantau dan memberantas jentik nyamuk di lingkungan sekolah dan rumah mereka. Ini menunjukkan bahwa upaya penanganan DBD yang paling efektif adalah dari hulu, yaitu dengan memberantas sarang nyamuk.
Peran Masyarakat Sangat Penting: Cegah DBD dari Rumah Kita
Dari semua penjelasan di atas, satu hal yang jelas: peran serta masyarakat sangatlah vital dalam menekan kasus DBD. Meskipun Dinkes Cirebon menangani 789 pasien DBD hingga Agustus 2025 dengan segala upaya, keberhasilan pencegahan ada di tangan kita semua.
Berikut beberapa langkah sederhana namun berdampak besar yang bisa kita lakukan:
- Melakukan PSN 3M Plus secara rutin: Menguras tempat penampungan air (bak mandi, vas bunga), Menutup rapat tempat penampungan air, dan Mendaur ulang atau Memanfaatkan barang bekas yang bisa menampung air. Plus, bisa dengan menaburkan bubuk larvasida, memelihara ikan pemakan jentik, menggunakan kelambu, atau memakai lotion anti nyamuk.
- Menjaga kebersihan lingkungan: Pastikan tidak ada genangan air di sekitar rumah, got lancar, dan semak-semak dibersihkan.
- Segera periksakan diri: Jika ada anggota keluarga yang menunjukkan gejala DBD seperti demam tinggi mendadak, nyeri otot dan sendi, atau bintik merah di kulit, jangan tunda untuk segera memeriksakan diri ke puskesmas atau fasilitas kesehatan terdekat. Penanganan yang cepat dan tepat sangat krusial.
Kesimpulan
Meskipun Dinkes Kabupaten Cirebon telah menangani 789 pasien DBD hingga Agustus 2025 dengan tren penurunan yang menggembirakan, kewaspadaan tetap harus dijaga. Penyakit Demam Berdarah Dengue adalah tanggung jawab bersama. Dengan terus aktif dalam Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN), menjaga kebersihan lingkungan, dan segera mencari pertolongan medis jika sakit, kita bisa menciptakan Cirebon yang lebih sehat dan bebas dari ancaman DBD. Mari bersama-sama menjadi bagian dari solusi!