Yogyakarta, zekriansyah.com – Kesehatan adalah harta paling berharga, dan di Buleleng, Dinas Kesehatan (Dinkes) tak mau main-main dalam menjaga harta ini. Mereka sadar betul, tantangan kesehatan zaman sekarang itu makin kompleks, bukan lagi masalah satu dua penyakit saja. Itulah kenapa, baru-baru ini Dinas Kesehatan Buleleng galang kolaborasi lintas sektor besar-besaran. Pertemuan ini jadi bukti komitmen serius Pemerintah Kabupaten Buleleng untuk menghadirkan solusi kesehatan yang menyeluruh. Penasaran bagaimana upaya kolaboratif ini akan membawa Buleleng lebih sehat? Mari kita selami lebih dalam!
Dinas Kesehatan Buleleng jalin kolaborasi lintas sektor demi strategi optimalisasi kesehatan masyarakat.
Mengapa Kolaborasi Lintas Sektor Begitu Penting?
Bayangkan jika setiap masalah kesehatan ditangani sendiri-sendiri, tanpa koordinasi. Pasti hasilnya kurang maksimal, bukan? Nah, inilah mengapa Dinas Kesehatan Buleleng menginisiasi Rapat Koordinasi, Advokasi, dan Sosialisasi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit untuk Triwulan III Tahun 2025 pada Selasa, 29 Juli 2025.
Pertemuan penting ini melibatkan seluruh Kepala Puskesmas se-Kabupaten Buleleng dan perwakilan kunci dari berbagai Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait. Kehadiran lintas sektor ini menegaskan pendekatan holistik dalam mengatasi masalah kesehatan. OPD yang turut serta antara lain:
- Dinas Pendidikan
- Dinas Sosial
- Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)
- Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda)
- Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP)
- Dinas Komunikasi, Informatika, Persandian dan Statistik (Kominfosanti)
Pelaksana Tugas (Plt.) Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Buleleng, I Gede Artamawan, menekankan pentingnya forum ini. Beliau menyatakan, “Tantangan implementasi program kesehatan di lapangan memerlukan solusi bersama. Kegiatan ini bertujuan untuk mengevaluasi langkah-langkah pencegahan penyakit dan pengendalian penyakit yang telah dilakukan, sekaligus secara kolaboratif menyusun strategi baru yang lebih efektif.”
Tantangan Kesehatan Buleleng: Musuh yang Kian Beragam
Kesehatan masyarakat Buleleng kini dihadapkan pada dua ancaman utama yang sama-sama serius.
Penyakit Tidak Menular: Ancaman dari Gaya Hidup Modern
Seiring perubahan gaya hidup, penyakit tidak menular (PTM) kini menjadi momok serius. PTM seperti diabetes melitus, hipertensi, stroke, penyakit jantung, gangguan pendengaran dan penglihatan, hingga masalah kesehatan jiwa, kini kian mengancam. Artamawan menegaskan bahwa penanganan PTM memerlukan pendekatan serius dan berkelanjutan. “Kunci utamanya adalah pencegahan dini melalui program skrining yang masif dan edukasi masyarakat yang intensif,” tegasnya.
Penyakit Menular: Kewaspadaan yang Tak Boleh Kendur
Di sisi lain, penyakit menular juga tetap menjadi fokus utama. Dinkes Buleleng menyoroti kewaspadaan terhadap lonjakan kasus beberapa penyakit, termasuk yang tergolong Penyakit Infeksius Baru (PIB) atau emerging diseases. Penyakit endemis seperti Tuberkulosis (TBC), Demam Berdarah Dengue (DBD), rabies, dan HIV/AIDS masih memerlukan penanganan intensif. “Kita tidak hanya membahas penyakit yang sudah ada, tetapi juga ancaman penyakit menular baru yang perlu diantisipasi bersama secara cepat dan tepat,” papar Artamawan.
Membangun Sinergi Kuat untuk Buleleng yang Lebih Sehat
Dalam rapat koordinasi tersebut, Dinas Kesehatan Buleleng mendorong keterlibatan aktif dari seluruh sektor. Tujuannya jelas: memperkuat upaya bersama dalam menekan angka kesakitan dan kematian akibat penyakit, baik menular maupun tidak menular.
- Dinas Pendidikan berperan dalam edukasi kesehatan sejak dini di sekolah.
- Dinas Sosial membantu penanganan kelompok rentan dan kasus kesehatan jiwa.
- BPBD terlibat dalam penanganan kesehatan saat bencana.
- Bappeda memastikan perencanaan program kesehatan terintegrasi dalam pembangunan daerah.
- Satpol PP mendukung penegakan aturan terkait kesehatan masyarakat.
- Dinas Kominfosanti membantu penyebaran informasi dan edukasi kesehatan yang masif.
Pendekatan kolaboratif lintas sektor ini menjadi kunci dalam menyusun kebijakan dan program intervensi yang tepat sasaran. Harapannya, strategi kesehatan Buleleng akan semakin tangguh dan responsif terhadap berbagai tantangan.
Contoh Nyata Kolaborasi: Mengatasi HIV/AIDS dengan PPCP
Selain rapat koordinasi umum, Dinas Kesehatan Buleleng juga telah menunjukkan komitmen kolaborasi melalui pertemuan spesifik. Misalnya, pada Rabu, 25 Juni 2025, Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular (P2PM) Dinkes Buleleng melaksanakan pertemuan Public Private Community Partnership (PPCP).
Kegiatan ini bertujuan untuk memperkuat pengembangan jejaring layanan HIV/AIDS dan IMS dengan melibatkan semua penyedia layanan kesehatan dan non-kesehatan. Pihak-pihak yang terlibat antara lain:
- Rumah Sakit Pemerintah dan Swasta
- Puskesmas Buleleng
- Klinik
- Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM)
- Organisasi profesi seperti IDI dan IBI
- Perwakilan dari bidang SDK dan Kesmas
Melalui kolaborasi kuat ini, PPCP diharapkan dapat mencapai tujuan “Three Zero” dalam penanggulangan HIV/AIDS, yaitu:
- Zero infeksi baru HIV
- Zero kematian akibat HIV
- Zero stigma/diskriminasi terhadap ODHIV
Kesimpulan
Dari berbagai upaya yang dilakukan, jelas terlihat bahwa Dinas Kesehatan Buleleng galang kolaborasi lintas sektor bukan hanya sekadar slogan, tapi sebuah komitmen nyata. Dengan melibatkan berbagai pihak, mulai dari Puskesmas hingga OPD terkait, harapan untuk menekan angka kesakitan dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat Buleleng semakin besar. Mari kita dukung bersama setiap langkah ini, karena kesehatan adalah tanggung jawab kita bersama. Bersama, kita wujudkan Buleleng yang lebih sehat dan sejahtera!