Dinkes Ajak Warga Giatkan PSN dan Jaga Kebersihan: Kunci Utama Melawan Demam Berdarah Dengue!

Dipublikasikan 16 Agustus 2025 oleh admin
Kesehatan

Yogyakarta, zekriansyah.com – Musim penghujan tiba, dan bersamaan dengan itu, ancaman Demam Berdarah Dengue (DBD) kembali mengintai. Dinas Kesehatan (Dinkes) di berbagai daerah, termasuk Pekalongan, sedang gencar mengajak masyarakat untuk menggiatkan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dan menjaga kebersihan lingkungan. Mengapa ini penting? Karena kasus DBD kembali menunjukkan peningkatan yang mengkhawatirkan dan kita semua punya peran untuk menghentikannya.

Mengapa Kasus DBD Masih Mengancam?

Data dari Dinas Kesehatan Kota Pekalongan menunjukkan peningkatan signifikan kasus DBD. Hingga Juni 2025, tercatat 117 kasus, jauh lebih tinggi dari 75 kasus di periode yang sama tahun 2024. Bahkan, hingga Juli 2025, total kasus sudah mencapai 130! Lonjakan ini tidak hanya terjadi di Pekalongan, tetapi juga di berbagai daerah lain di Indonesia.

Salah satu pemicu utamanya adalah faktor cuaca yang tidak menentu. Hujan dan panas yang silih berganti menciptakan banyak genangan air, tempat favorit nyamuk Aedes aegypti berkembang biak. Genangan air ini tidak hanya di kebun atau halaman, tapi juga di tempat-tempat yang sering luput dari perhatian kita. Sayangnya, partisipasi warga dalam kegiatan PSN masih belum optimal. Banyak yang masih mengandalkan fogging (pengasapan), padahal metode ini punya keterbatasan dan prosedur tersendiri.

PSN: Senjata Pamungkas Melawan DBD, Bukan Hanya Fogging!

Kepala Dinas Kesehatan di berbagai daerah sepakat: PSN adalah senjata pamungkas dalam pencegahan DBD. Mengapa begitu? Karena fogging atau pengasapan, meskipun sering diminta masyarakat, sebenarnya hanyalah langkah terakhir dan bersifat sementara. Bahkan, ada penelitian yang menunjukkan nyamuk di beberapa daerah sudah kebal terhadap insektisida fogging dan justru bisa membuat nyamuk pingsan lalu berpindah ke tempat lain, bahkan menimbulkan risiko kesehatan jangka panjang.

Alih-alih hanya mengandalkan asap, PSN fokus pada sumber masalahnya: sarang nyamuk. Caranya mudah dan bisa dilakukan siapa saja. Yuk, kita kenali kembali gerakan 3M Plus atau 4M Plus yang jadi inti dari PSN:

  • Menguras: Bersihkan bak mandi, ember, tempat penampungan air minum, dan penampung air lemari es minimal seminggu sekali.
  • Menutup: Tutup rapat-rapat semua tempat penampungan air seperti drum, kendi, atau toren air.
  • Mendaur Ulang/Memanfaatkan Kembali: Olah atau buang barang bekas yang berpotensi menampung air (ban bekas, botol, kaleng).
  • Memantau: Rutin periksa wadah penampungan air dan bak sampah di sekitar rumah.

Plus-nya? Ada banyak langkah tambahan yang bisa kita lakukan, seperti menaburkan bubuk larvasida pada tempat yang sulit dibersihkan, menggunakan obat nyamuk atau kelambu saat tidur, memelihara ikan pemakan jentik, menanam tanaman pengusir nyamuk, mengatur cahaya dan ventilasi dalam rumah, serta menghindari kebiasaan menggantung pakaian di dalam rumah yang bisa jadi tempat istirahat nyamuk.

Peran Aktif Warga dan Kebersihan Lingkungan: Kunci Utama Pencegahan

Keberhasilan menekan kasus DBD sangat bergantung pada partisipasi aktif masyarakat. Dinkes tidak bisa bekerja sendiri. Kita semua punya peran, mulai dari rumah masing-masing. Bayangkan saja, kebersihan rumah tidak akan berarti jika lingkungan sekitar masih banyak genangan air atau tumpukan sampah yang bisa jadi sarang nyamuk.

Penting untuk diingat, telur nyamuk bisa bertahan hingga enam bulan di tempat kering! Begitu ada air, langsung menetas. Nyamuk Aedes aegypti paling aktif menggigit di pagi hari (sekitar pukul 07.00-10.00 WIB) dan sore hari (sekitar pukul 15.00 WIB). Setelah menggigit, mereka sering bersembunyi di tempat gelap atau gantungan baju.

Maka dari itu, Dinkes ajak warga giatkan PSN jaga kebersihan secara rutin. Angka bebas jentik nyamuk nasional idealnya 95%, namun kenyataannya di beberapa daerah masih jauh di bawah itu. Ini menunjukkan masih banyak sarang nyamuk yang luput dari perhatian kita. Mari jadikan Pemberantasan Sarang Nyamuk sebagai kebiasaan mingguan, seperti halnya membersihkan rumah. Libatkan seluruh anggota keluarga dan tetangga dalam kegiatan gotong royong. Jika setiap rumah punya satu “Jumantik” (Juru Pemantau Jentik) yang aktif, kita bisa menciptakan lingkungan yang lebih aman dari DBD.

Kesimpulan

Singkatnya, Dinkes ajak warga giatkan PSN jaga kebersihan lingkungan sebagai benteng utama melawan Demam Berdarah Dengue. Ini bukan hanya tugas pemerintah, tapi tanggung jawab kita bersama. Dengan ikhtiar, semangat, rutin, dan kerja sama maksimal, kita bisa menekan angka kasus DBD dan menciptakan lingkungan yang lebih sehat dan nyaman untuk semua. Mari bergerak bersama demi kesehatan kita dan keluarga!

FAQ

Tanya: Apa itu PSN dan mengapa penting untuk melawan Demam Berdarah Dengue (DBD)?
Jawab: PSN adalah Pemberantasan Sarang Nyamuk, yaitu kegiatan memberantas tempat perkembangbiakan nyamuk Aedes aegypti yang merupakan penyebab DBD.

Tanya: Mengapa musim hujan dan cuaca tidak menentu meningkatkan risiko DBD?
Jawab: Cuaca yang tidak menentu menciptakan banyak genangan air yang menjadi tempat favorit nyamuk Aedes aegypti untuk berkembang biak.

Tanya: Apa saja tempat yang sering luput dari perhatian dalam pemberantasan sarang nyamuk?
Jawab: Tempat-tempat seperti bak mandi, ember, vas bunga, tempat minum burung, dan barang bekas yang bisa menampung air adalah contoh sarang nyamuk yang sering terabaikan.

Tanya: Selain PSN, apakah fogging efektif melawan DBD?
Jawab: Fogging hanya membunuh nyamuk dewasa yang ada saat itu dan tidak membasmi jentik atau telur nyamuk, sehingga PSN tetap menjadi metode yang lebih utama.

Dinkes Ajak Warga Giatkan PSN dan Jaga Kebersihan: Kunci Utama Melawan Demam Berdarah Dengue! - zekriansyah.com