Yogyakarta, zekriansyah.com – Pernah dengar soal Telkom mau dirombak besar-besaran? Nah, ini bukan sekadar gosip. Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara atau yang biasa disebut Danantara, punya rencana besar untuk PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk. Mereka ingin Telkom berubah dari sekadar “induk operasional” menjadi “induk strategis” yang lebih gesit dan menguntungkan.
Ilustrasi: Transformasi besar Telkom menuju holding strategis, bersiap pangkas struktur dan anak usaha.
Mungkin Anda bertanya, apa sih artinya ini buat kita sebagai masyarakat atau pelaku bisnis? Artikel ini akan menjelaskan kenapa perubahan ini penting, apa saja yang akan Telkom lakukan, dan bagaimana dampaknya bagi masa depan telekomunikasi di Indonesia. Jadi, baca terus sampai habis ya!
Mengapa Telkom Harus Berubah Jadi Holding Strategis?
Telkom, sebagai salah satu BUMN terbesar di Indonesia, menghadapi berbagai tantangan. Menurut Direktur Utama Telkom Indonesia, Dian Siswarini, arahan dari Danantara ini bertujuan untuk:
- Mempercepat pertumbuhan perusahaan.
- Meningkatkan nilai perusahaan (value).
- Menciptakan struktur yang lebih efisien.
- Menarik lebih banyak investor.
Perubahan ini juga merupakan respons terhadap kondisi industri telekomunikasi global yang terus berubah, seperti persaingan ketat, keuntungan yang makin tipis, dan kebutuhan belanja modal (capex) yang terus meningkat. Dengan menjadi holding strategis, Telkom diharapkan bisa lebih lincah dan kuat dalam menghadapi tantangan ini.
Apa Saja yang Akan Dilakukan Telkom untuk Berbenah?
Untuk mewujudkan Telkom sebagai holding strategis, ada beberapa langkah besar yang akan diambil. Dian Siswarini menjelaskan bahwa Telkom perlu:
- Merampingkan Struktur: Struktur perusahaan induk dan lini bisnis lainnya akan dirampingkan. Ini berarti Telkom akan mengevaluasi secara ketat anak dan cucu perusahaan mereka.
- Menyehatkan Anak Usaha: Anak-anak perusahaan harus lebih sehat dan tidak ada lagi bisnis yang tumpang tindih. Jika ada anak atau cucu perusahaan yang dalam lima tahun terakhir tidak berkontribusi atau terus merugi, ada kemungkinan akan ditutup atau digabungkan.
> “Jadi, saat ini kami sedang mengevaluasi anak perusahaan atau cucu perusahaan, mana saja yang di dalam lima tahun terakhir itu tidak memberikan kontribusi, dalam masa penurunan, tidak memberikan value kepada kami, itu tentu akan mulai untuk di-swap,” ujar Dian Siswarini. - Fokus pada Kompetensi Utama: Pengembangan bisnis akan lebih difokuskan pada kompetensi inti Telkom. Ini akan membantu meningkatkan nilai perusahaan dan produktivitas.
Langkah-langkah ini masih dalam tahap diskusi dan penyusunan dengan Danantara untuk menemukan skema terbaik bagi Telkom. Sebelumnya, Telkom juga sudah melakukan beberapa inisiatif seperti integrasi Telkomsel dan IndiHome, serta spin-off Mitratel dan InfraCo.
Danantara: Rencana Besar Perampingan BUMN Nasional
Transformasi Telkom ini adalah bagian dari rencana besar Danantara untuk merampingkan keseluruhan BUMN di Indonesia. Kepala Operasional (COO) Danantara, Dony Oskaria, mengungkapkan target ambisius:
- Jumlah BUMN Dirampingkan: Dari 888 perusahaan BUMN (termasuk anak dan cucu usaha), targetnya akan dirampingkan menjadi di bawah 200 perusahaan saja.
- Konsolidasi Sektor: Danantara akan mengkonsolidasikan perusahaan-perusahaan BUMN yang bergerak di sektor yang sama, agar lebih efisien dan kompetitif.
- Asuransi: Ada 16 perusahaan asuransi BUMN yang dinilai terlalu kecil dan tidak kompetitif, akan digabungkan menjadi tiga entitas besar (asuransi jiwa, umum, dan kredit).
- Logistik: Dari 18 perusahaan logistik BUMN, akan dijadikan satu raksasa logistik nasional.
- Properti/Hotel: Contoh lain, 130 hotel milik berbagai BUMN akan ditarik menjadi satu holding hotel.
Langkah ini dimungkinkan karena Danantara, melalui PT Biro Klasifikasi Indonesia (BKI) sebagai holding operasionalnya, kini menjadi pemilik saham mayoritas di hampir semua BUMN strategis, termasuk Telkom. Hal ini diatur dalam Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 15 Tahun 2025 tentang inbreng saham BUMN ke dalam Danantara Asset Management.
Tabel: Contoh Pengalihan Saham Seri B ke BKI (Holding Operasional Danantara)
Perusahaan (Kode Saham) | Jumlah Lembar Saham Dialihkan | Persentase Kepemilikan |
---|---|---|
PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM) | 51.602.353.559 | 52,09% |
PT Jasa Marga (Persero) Tbk (JSMR) | 5.080.509.839 | 70,00% |
PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (SMGR) | 3.457.023.004 | 51,20% |
Dan beberapa BUMN lainnya seperti Bank Mandiri, BRI, BNI, BTN, WIKA, WSKT, ADHI, PP, KRAS. |
Sumber: Keterbukaan Informasi BEI, SolusiHarian.com
Selain itu, Danantara juga melarang BUMN untuk mengubah struktur kepengurusan dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) sampai evaluasi menyeluruh oleh Danantara Asset Management (DAM) selesai.
Kesimpulan
Transformasi Telkom menjadi holding strategis dan perampingan BUMN secara keseluruhan oleh Danantara adalah langkah ambisius yang bertujuan untuk menjadikan perusahaan-perusahaan negara lebih efisien, kompetitif, dan bernilai tinggi. Ini bukan hanya soal restrukturisasi internal, tapi juga upaya besar untuk memastikan BUMN bisa bersaing di kancah global dan memberikan kontribusi maksimal bagi perekonomian nasional.
Bagi masyarakat, harapannya adalah layanan yang lebih baik dan efisien dari Telkom dan BUMN lainnya. Sementara bagi investor, ini bisa menjadi sinyal positif tentang potensi pertumbuhan dan keuntungan di masa depan. Kita tunggu saja bagaimana aksi korporasi ini akan berjalan dan membawa Telkom serta BUMN lainnya menuju era baru yang lebih gemilang.