Yogyakarta, zekriansyah.com – Dunia sepak bola memang tak pernah kehabisan cerita, apalagi kalau sudah menyangkut klub raksasa seperti Chelsea. Kali ini, Stamford Bridge kembali jadi sorotan dengan manuver transfer yang bikin dahi mengernyit: Chelsea melepas Ben Chilwell ke RC Strasbourg secara permanen dan gratis, lalu secara mengejutkan memulangkan pemain baru, Ishe Samuels-Smith, hanya dalam kurun waktu 33 hari setelah menjualnya!
Keputusan ini bukan sekadar jual-beli pemain biasa. Ada strategi besar di baliknya, termasuk peran manajer Enzo Maresca dan kebijakan kepemilikan multi-klub BlueCo. Yuk, kita bedah lebih dalam apa sebenarnya yang terjadi di balik layar transfer yang penuh drama ini!
Ben Chilwell: Akhir Kisah Empat Tahun Penuh Tantangan di Stamford Bridge
Ben Chilwell, bek kiri yang didatangkan dengan harapan besar dari Leicester City pada tahun 2020 dengan mahar fantastis £45 juta (sekitar Rp 996,4 miliar), kini resmi berpisah dengan Chelsea. Setelah empat tahun membela The Blues, Chilwell kini memulai babak baru bersama RC Strasbourg, klub yang juga berada di bawah naungan grup kepemilikan BlueCo, sama seperti Chelsea.
Tentu banyak yang bertanya, mengapa pemain sekaliber Chilwell dilepas, apalagi secara gratis?
Strategi Baru di Bawah Enzo Maresca
Salah satu alasan utama di balik kepergian Chilwell adalah perubahan taktik di bawah manajer baru, Enzo Maresca. Pelatih asal Italia ini secara terang-terangan menegaskan bahwa Ben Chilwell tidak masuk dalam rencana taktiknya. Maresca memang dikenal dengan visinya yang tegas dan ingin membangun skuad sesuai keinginannya.
“Ketika Anda berlatih setiap hari dan tidak mendapatkan menit bermain, itu tidak baik bagi mereka atau bagi saya dan saya perlu membuat keputusan,” ungkap Maresca, mengisyaratkan bahwa kepergian adalah pilihan terbaik bagi pemain yang tidak mendapat jaminan bermain. Ini adalah bagian dari upaya Chelsea untuk merampingkan skuad dan mematuhi aturan Profit and Sustainability dari Premier League.
Badai Cedera dan Persaingan Ketat
Perjalanan Chilwell di Chelsea juga banyak diwarnai cobaan cedera. Petaka terbesarnya datang saat ia mengalami cedera ACL (Anterior Cruciate Ligament) pada November 2021 yang membuatnya menepi selama kurang lebih enam bulan. Cedera ini sangat memengaruhi performa dan konsistensinya di lapangan.
Setelah itu, cedera-cedera kambuhan terus menghantuinya. Ia bahkan sempat dipinjamkan ke Crystal Palace musim lalu. Akibatnya, posisinya di bek kiri kian tergeser oleh performa apik Marc Cucurella, Malo Gusto, dan Renato Veiga yang lebih dipercaya Maresca. Meski sempat mengantarkan Chelsea juara Liga Champions pada 2021 dan mencatatkan 42 penampilan di musim debutnya, ia hanya mampu menorehkan total 64 penampilan setelah dilanda cedera.
Kejutan Transfer Ishe Samuels-Smith: Pulang Cepat ke Chelsea
Jika kepergian Chilwell sudah cukup mengejutkan, kabar kembalinya Ishe Samuels-Smith jauh lebih mencengangkan. Pemain muda berusia 19 tahun ini awalnya dijual Chelsea ke Strasbourg pada 30 Juli 2025 dengan harga sekitar £6,5 juta (sekitar Rp 143,9 miliar). Namun, hanya sebulan kemudian, tepatnya pada 2 September 2025, Chelsea mengumumkan bahwa Samuels-Smith kembali ke Stamford Bridge!
Transfer Kilat dalam Sebulan
Kepulangan Samuels-Smith hanya dalam waktu 33 hari setelah penjualannya tentu menjadi pertanyaan besar. Setelah kembali, ia langsung dipinjamkan ke Swansea City untuk musim 2025/2026. Alasan di balik keputusan ini adalah menipisnya peluang bermain Samuels-Smith di Strasbourg, terutama setelah kedatangan Ben Chilwell. Selain itu, Chelsea melihat sang pemain sebagai aset penting untuk masa depan dan tak ragu mengaktifkan klausul pembelian kembali yang mereka miliki.
Sorotan pada Model Kepemilikan Multi-Klub BlueCo
Langkah Chelsea ini tak pelak menuai kritik dari berbagai pihak, terutama di media sosial. Banyak penggemar dan pengamat menyoroti sistem kepemilikan multi-klub di bawah konsorsium BlueCo, yang memungkinkan transaksi internal seperti ini. Strasbourg, yang juga dimiliki oleh BlueCo, dianggap sebagai “klub satelit” yang mempermudah transfer pemain antar kedua tim.
Model ini, di satu sisi, memberikan fleksibilitas bagi Chelsea untuk mengelola skuad dan mengembangkan pemain muda. Namun, di sisi lain, menimbulkan pertanyaan etika dan fair play, karena seolah-olah klub bisa “memindahkan” pemain sesuai kebutuhan strategis tanpa hambatan pasar yang biasa.
Apa Selanjutnya untuk The Blues?
Dengan Ben Chilwell lepas dan Ishe Samuels-Smith dipulangkan pemain baru ini, Chelsea di bawah Enzo Maresca jelas menunjukkan pendekatan yang sangat proaktif dalam membangun tim. Mereka tak segan membuat keputusan besar demi mencapai visi yang diinginkan.
Musim panas ini menjadi bukti bagaimana Chelsea ingin menciptakan skuad yang lebih efisien dan terfokus, sambil tetap mengawasi bakat-bakat muda untuk masa depan. Perombakan besar-besaran ini diharapkan bisa membawa The Blues kembali ke puncak performa di Liga Inggris dan kompetisi Eropa.
Kesimpulan
Drama transfer antara Chelsea lepas Ben Chilwell dan pulangkan pemain baru Ishe Samuels-Smith ini menjadi salah satu kisah paling menarik di bursa transfer. Ini menunjukkan betapa dinamisnya dunia sepak bola modern, di mana keputusan strategis, cedera, hingga model kepemilikan multi-klub saling berkelindan.
Bagi Chilwell, ini adalah babak baru. Bagi Samuels-Smith, ini adalah kesempatan kedua yang datang lebih cepat. Dan bagi Chelsea, ini adalah langkah berani dalam upaya mereka untuk kembali menjadi kekuatan dominan. Mari kita nantikan bagaimana langkah-langkah berani ini akan memengaruhi perjalanan The Blues di musim mendatang!