Boeing 787 Dreamliner: Dari Mahakarya Inovasi Hingga Badai Isu Keamanan

Dipublikasikan 30 Juni 2025 oleh admin
Teknologi Dan Gadget

Yogyakarta, zekriansyah.com – Bayangkan Anda sedang duduk nyaman di dalam pesawat modern, bersiap untuk penerbangan jarak jauh. Pesawat itu adalah Boeing 787 Dreamliner, yang selama ini dikenal sebagai salah satu pesawat paling aman dan inovatif di dunia. Namun, belakangan ini, reputasi gemilang Dreamliner mulai diuji dengan serangkaian insiden dan tuduhan serius.

Boeing 787 Dreamliner: Dari Mahakarya Inovasi Hingga Badai Isu Keamanan

Ilustrasi: Pesawat Boeing 787 Dreamliner mengudara, simbol inovasi yang kini dibayangi badai isu keamanan.

Artikel ini akan membawa Anda menyelami kisah Boeing 787 Dreamliner, mulai dari awal mula inovasinya hingga berbagai tantangan keamanan yang kini menghantuinya. Anda akan memahami mengapa pesawat ini begitu spesial, mengapa ia sempat dianggap “teraman”, dan apa saja masalah yang kini menjadi sorotan publik dan regulator penerbangan. Mari kita bahas tuntas agar Anda bisa melihat gambaran lengkapnya.

Kisah Awal Dreamliner: Inovasi yang Mengubah Penerbangan

Boeing 787 Dreamliner pertama kali mengudara pada Desember 2009 dan mulai beroperasi komersial pada Oktober 2011. Pesawat ini lahir dari kebutuhan industri penerbangan akan efisiensi bahan bakar yang lebih baik, terutama setelah harga minyak melonjak di awal tahun 2000-an. Berbeda dengan pendekatan Airbus yang saat itu mengembangkan pesawat super jumbo A380 untuk rute padat, Boeing memilih jalur “point-to-point” dengan Dreamliner.

Ini artinya, Dreamliner dirancang untuk membawa penumpang dalam jumlah sedang (sekitar 200-330 orang) langsung dari satu kota ke kota lain, tanpa perlu transit di bandara hub besar. Konsep ini terbukti lebih bijak dan diminati maskapai.

Dreamliner adalah pesawat radikal pada masanya, dengan banyak inovasi:

  • Material Komposit: Lebih dari 50% struktur pesawat terbuat dari material komposit ringan seperti serat karbon, bukan aluminium. Ini mengurangi bobot pesawat secara signifikan.
  • Efisiensi Bahan Bakar: Kombinasi material ringan, aerodinamika canggih, dan mesin modern dari General Electric atau Rolls Royce membuat Dreamliner 20% lebih efisien bahan bakar dibanding pendahulunya, Boeing 767.
  • Sistem Kelistrikan: Banyak sistem mekanis dan pneumatik diganti dengan sistem kelistrikan yang lebih ringan dan efisien.
  • Kenyamanan Penumpang: Pesawat ini juga dirancang untuk kenyamanan maksimal dengan tekanan kabin yang lebih tinggi (setara 1.800 meter di atas permukaan laut, lebih rendah dari pesawat biasa), kelembapan udara lebih baik, dan jendela yang lebih besar, mengurangi keluhan sakit kepala atau mata kering.

Selama hampir satu setengah dekade beroperasi, Dreamliner telah mengangkut lebih dari satu miliar penumpang tanpa insiden fatal yang signifikan, menjadikannya salah satu pesawat dengan rekam jejak keselamatan yang sangat baik. Ada lebih dari 1.100 unit Dreamliner yang beroperasi di seluruh dunia.

Dari ‘Paling Aman’ ke Isu Baterai dan Penangguhan Terbang

Meski memiliki reputasi yang sangat baik, perjalanan Dreamliner tidak selalu mulus. Tak lama setelah beroperasi, pada Januari 2013, serangkaian masalah serius muncul:

  • Insiden Baterai: Baterai lithium-ion terbakar di sebuah 787 saat menunggu di gerbang Bandara Internasional Logan Boston. Seminggu kemudian, baterai yang terlalu panas memaksa 787 lain melakukan pendaratan darurat di Jepang.
  • Penangguhan Global: Akibat insiden ini, semua pesawat 787 di seluruh dunia dihentikan operasinya (grounded) selama beberapa bulan. Boeing harus merancang ulang baterai, wadah baterai, dan melakukan pengujian ekstensif sebelum Dreamliner diizinkan terbang kembali pada April 2013.

Meskipun penyebab pasti masalah baterai tidak pernah sepenuhnya terungkap, FAA dan Boeing akhirnya menyatakan bahwa desain pesawat itu “aman” setelah perbaikan dilakukan. Namun, masalah produksi terus menghantui. Pada 2019, Boeing menemukan serangkaian cacat produksi yang memengaruhi cara bagian-bagian pesawat saling terhubung. Pengiriman Dreamliner pun sempat terganggu parah, bahkan dihentikan total antara Mei 2021 hingga Juli 2022.

Suara-suara Peringatan dari Dalam: Tuduhan Whistleblower

Mungkin tuduhan paling merusak terhadap program 787 datang dari karyawan Boeing sendiri, baik yang masih aktif maupun yang sudah pensiun. Mereka dikenal sebagai whistleblower.

John Barnett: Peringatan yang Tragis

Salah satu yang paling vokal adalah mendiang John Barnett, mantan manajer kontrol kualitas di pabrik 787 di South Carolina. Pada 2019, ia mengungkapkan kekhawatiran serius:

  • Tekanan Produksi: Barnett menuduh bahwa tekanan untuk memproduksi pesawat secepat mungkin telah mengikis standar keselamatan.
  • Bagian Cacat: Ia mengklaim pekerja di pabrik sengaja memasang suku cadang di bawah standar dari tempat sampah ke pesawat untuk menghindari penundaan jalur produksi.
  • Serpihan Logam: Barnett juga menyebut adanya serpihan logam tajam yang terakumulasi di bawah dek pesawat, di area yang banyak berisi kabel kelistrikan, akibat penggunaan pengencang yang cacat.

Klaimnya ini sempat diselidiki oleh regulator AS, Federal Aviation Administration (FAA), yang sebagian membenarkannya. FAA menemukan setidaknya 53 bagian yang “tidak sesuai” hilang di pabrik dan mengonfirmasi adanya serpihan logam di bawah lantai sejumlah pesawat. Boeing membantah hal ini menimbulkan masalah keselamatan penerbangan, meskipun pengencang tersebut kemudian didesain ulang. Sayangnya, John Barnett ditemukan meninggal dunia karena bunuh diri pada awal 2024, saat ia sedang memberikan kesaksian dalam gugatan whistleblower terhadap perusahaan.

Cynthia Kitchens: Kisah Serupa

Tuduhan Barnett ini menggemakan klaim sebelumnya dari mantan manajer kualitas lain di pabrik yang sama, Cynthia Kitchens. Pada 2011, ia melaporkan kepada regulator tentang bagian-bagian di bawah standar yang sengaja diambil dari tempat karantina dan dipasang ke pesawat untuk menjaga jalur produksi tetap berjalan. Kitchens juga mengklaim karyawan diinstruksikan untuk mengabaikan pekerjaan di bawah standar dan bahwa bundel kabel yang cacat, berisi serpihan logam di lapisannya, sengaja dipasang di pesawat, menciptakan risiko korsleting berbahaya.

Sam Salehpour: “Efek Tarzan”

Baru-baru ini, pada April 2024, seorang whistleblower ketiga, Sam Salehpour, yang masih menjadi karyawan Boeing, memberikan kesaksian di hadapan komite senat AS. Ia mengatakan:

  • Jalan Pintas Perakitan: Boeing mengambil jalan pintas dalam proses perakitan 787 pada akhir 2020 untuk mempercepat produksi dan pengiriman.
  • Celah Fuselage: Salehpour mengklaim bahwa bagian-bagian badan pesawat (fuselage) 787 tidak disatukan dengan benar, dengan celah yang bisa menyebabkan pesawat robek di udara setelah ribuan penerbangan.
  • “Efek Tarzan”: Ia bahkan mengatakan melihat pekerja melompat-lompat di bagian pesawat untuk membuat mereka sejajar, yang ia sebut sebagai “efek Tarzan”. Tindakan ini, menurutnya, bisa menyebabkan deformasi pada bagian-bagian vital.

Klaim Salehpour ini memicu penyelidikan lebih lanjut oleh FAA, yang memerintahkan Boeing untuk memeriksa ulang semua pesawat 787 yang masih dalam sistem produksi dan membuat rencana untuk mengatasi armada yang sudah beroperasi.

Insiden Terbaru dan Dampaknya pada Kepercayaan Publik

Meskipun Boeing 787 Dreamliner belum pernah mengalami kecelakaan fatal yang melibatkan hilangnya lambung pesawat atau korban jiwa dalam operasional komersialnya hingga tahun 2025, serangkaian insiden dan tuduhan ini telah menciptakan kekhawatiran.

Pada 12 Juni 2025, sebuah pesawat Boeing 787 Air India dengan nomor penerbangan AI171 mengalami kecelakaan fatal tak lama setelah lepas landas dari Ahmedabad, India, menuju London Gatwick. Insiden ini, yang menewaskan 241 penumpang dan kru, menjadi kecelakaan fatal pertama bagi model 787 Dreamliner. Penyebab kecelakaan masih dalam tahap investigasi oleh pihak berwenang, dengan fokus pada data perekam penerbangan (kotak hitam).

Selain itu, pada Maret 2024, penerbangan LATAM Airlines dari Sydney ke Auckland, Selandia Baru, mengalami penurunan ketinggian mendadak yang melukai sekitar 50 penumpang. Insiden ini diduga akibat pergeseran kursi pilot secara tak terduga.

Semua insiden dan tuduhan ini, ditambah dengan masalah yang juga menimpa seri Boeing 737 MAX sebelumnya, telah berdampak signifikan pada kepercayaan publik terhadap Boeing. Data terbaru dari Statista menunjukkan bahwa tingkat kepercayaan bersih (net trust) terhadap Boeing telah menurun drastis, terutama di kalangan pelancong bisnis dan sering terbang.

Apa Kata Boeing dan Regulator?

Boeing secara konsisten membela proses produksi pesawat 787 dan 777 mereka, menepis klaim dan tuduhan whistleblower.

“Kami sepenuhnya yakin tentang pesawat berbadan lebar ini dan menyatakan bahwa klaim tentang integritas struktural 787 tidak benar dan tidak mencerminkan pekerjaan ekstensif yang telah kami lakukan untuk memastikan kualitas dan keamanan jangka panjang pesawat,” ujar perwakilan Boeing.

Perusahaan juga menyatakan bahwa masalah yang diangkat telah diperiksa secara cermat oleh FAA dan tidak menimbulkan masalah keamanan saat ini.

Di sisi lain, FAA (Federal Aviation Administration) AS telah mengambil langkah-langkah untuk menyelidiki klaim whistleblower Sam Salehpour. Meskipun belum ada pesawat yang di-grounded akibat klaim terbaru ini, FAA telah memerintahkan Boeing untuk melakukan inspeksi menyeluruh pada pesawat 787 yang masih dalam produksi dan menyusun rencana untuk armada yang sudah beroperasi.

Penyelidikan mendalam terhadap kecelakaan Air India AI171 dan insiden-insiden lainnya akan menjadi kunci untuk menentukan apakah ada masalah sistemik yang perlu diatasi atau apakah insiden tersebut bersifat terisolasi.

Kesimpulan

Boeing 787 Dreamliner, yang awalnya dipuji sebagai terobosan dalam efisiensi dan kenyamanan penerbangan, kini menghadapi badai kepercayaan akibat serangkaian insiden, masalah produksi, dan tuduhan serius dari para whistleblower. Meskipun Boeing dan FAA menegaskan keamanan pesawat ini setelah perbaikan sebelumnya, insiden fatal terbaru dan klaim tentang masalah perakitan menuntut perhatian serius.

Keamanan penerbangan adalah prioritas utama, dan investigasi yang sedang berlangsung diharapkan dapat memberikan kejelasan dan memastikan bahwa setiap Dreamliner yang mengudara benar-benar aman bagi miliaran penumpang di seluruh dunia. Kita semua berharap agar industri penerbangan terus belajar dan berbenah demi keselamatan kita bersama.

FAQ

Tanya: Apa yang membuat Boeing 787 Dreamliner inovatif dibandingkan pesawat lain?
Jawab: Dreamliner menggunakan material komposit canggih untuk bobot lebih ringan dan efisiensi bahan bakar yang lebih baik. Desainnya juga memungkinkan penerbangan “point-to-point” yang lebih efisien bagi penumpang.

Tanya: Mengapa Boeing 787 Dreamliner disebut sebagai pesawat yang “teraman” di awal pengembangannya?
Jawab: Inovasi material komposit dan sistem pesawat yang canggih pada awalnya memberikan persepsi keunggulan teknis dan keamanan. Namun, reputasi ini kini diuji oleh isu-isu keamanan yang muncul belakangan.

Tanya: Apa saja tantangan keamanan yang dihadapi Boeing 787 Dreamliner saat ini?
Jawab: Serangkaian insiden dan tuduhan serius telah muncul, menguji reputasi keamanan pesawat ini di mata publik dan regulator penerbangan. Rincian spesifik mengenai isu-isu ini dibahas lebih lanjut dalam artikel.