Yogyakarta, zekriansyah.com – Mendengar frasa “amoeba pemakan otak” saja sudah cukup membuat bulu kuduk berdiri, bukan? Apalagi jika ada kisah nyata seorang bocah terinfeksi amoeba pemakan otak setelah asyik berenang di danau atau kolam. Kasus infeksi langka ini memang sangat menakutkan karena dampaknya yang nyaris selalu fatal. Namun, penting bagi kita untuk memahami apa itu amoeba ini, bagaimana ia bisa menginfeksi, dan yang terpenting, bagaimana cara mencegahnya.
Bocah di Yogyakarta terkonfirmasi terinfeksi amoeba pemakan otak usai berenang di danau, sebuah insiden mengerikan yang mengingatkan akan bahaya tersembunyi di perairan terbuka.
Artikel ini akan mengupas tuntas tentang Naegleria fowleri, si amoeba mengerikan yang dijuluki “pemakan otak”, serta kisah-kisah nyata yang menjadi pelajaran berharga. Mari kita selami lebih dalam agar kita lebih waspada saat beraktivitas di air tawar.
Apa Itu Naegleria Fowleri, Si Amoeba Pemakan Otak?
Mungkin Anda pernah mendengar berita tentang seseorang yang meninggal setelah terinfeksi makhluk mikroskopis ini. Nah, “amoeba pemakan otak” sebenarnya adalah julukan seram untuk mikroorganisme bersel tunggal bernama Naegleria fowleri. Parasit ini secara alami ditemukan di air tawar hangat, seperti danau, sungai, mata air panas, kanal, kolam, dan bahkan di tanah.
Prof. Maksum Radji, Guru Besar Prodi Farmasi Universitas Esa Unggul, menjelaskan bahwa mikroorganisme ini mampu menghancurkan jaringan otak dalam waktu relatif singkat. Inilah mengapa ia dijuluki “pemakan otak”. Secara medis, penyakit yang disebabkannya disebut Meningoensefalitis Amoeba Primer (PAM).
Bagaimana Amoeba Ini Menginfeksi Manusia?
Satu hal yang perlu Anda tahu: Anda tidak akan terinfeksi amoeba pemakan otak ini hanya dengan meminum air yang terkontaminasi. Naegleria fowleri punya cara unik untuk masuk ke tubuh manusia, yaitu melalui hidung!
Ketika air yang mengandung amoeba ini masuk ke saluran hidung – misalnya saat seseorang melompat, menyelam, atau terjatuh ke dalam air tawar hangat yang tercemar – amoeba tersebut dapat bergerak melalui saraf penciuman menuju otak. Begitu sampai di otak, Naegleria fowleri mulai menginfeksi dan menghancurkan jaringan otak. Parasit ini menggunakan sel-sel otak untuk berkembang biak, menyebabkan kerusakan parah dalam waktu singkat.
Gejala dan Tingkat Fatalitas yang Mengerikan
Infeksi Naegleria fowleri atau PAM adalah kondisi yang sangat serius dan memiliki tingkat kematian yang sangat tinggi. Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC), tingkat kematiannya mencapai sekitar 97%. Antara tahun 1971 dan 2023, hanya delapan orang di empat negara yang dilaporkan selamat dari penyakit ini.
Gejala awal infeksi biasanya muncul antara 1 hingga 9 hari setelah terpapar amoeba. Gejala-gejala ini seringkali tidak spesifik dan mirip dengan meningitis bakteri, sehingga sulit didiagnosis di tahap awal.
Gejala awal meliputi:
- Sakit kepala parah
- Demam
- Mual dan muntah
- Kehilangan penciuman atau perasa
Jika tidak ditangani, gejala akan cepat memburuk menjadi:
- Leher kaku
- Kebingungan atau disorientasi
- Kehilangan keseimbangan
- Kejang
- Halusinasi
- Koma
Setelah gejala muncul, penyakit ini dapat berkembang sangat cepat, seringkali menyebabkan kematian dalam waktu rata-rata 5 hari. Diagnosa dini sangat penting, tetapi sangat sulit karena gejala yang mirip dengan penyakit lain dan tidak adanya tes cepat.
Kisah Nyata: Antara Harapan dan Tragisnya Kematian
Kasus bocah terinfeksi amoeba pemakan otak berenang danau bukanlah cerita fiksi, melainkan kenyataan pahit yang dialami beberapa keluarga.
Afnan Jasim, Remaja India yang Berhasil Selamat
Ada secercah harapan dari kisah Afnan Jasim, seorang remaja 14 tahun asal India. Ia diperkirakan terjangkit amoeba ini pada Juni lalu setelah berenang di kolam renang di Negara Bagian Kerala. Afnan mulai mengalami gejala lima hari setelah berenang, termasuk kejang dan sakit kepala parah.
Ayah Afnan, MK Siddiqui, berkat informasi yang ia baca di media sosial tentang amoeba pemakan otak, berhasil menghubungkan gejala putranya dengan infeksi tersebut. Informasi yang cepat ini membantu dokter mendiagnosis penyakit Afnan tepat waktu. Afnan mendapatkan kombinasi obat antimikroba dan Miltefosine (obat yang diimpor dari Jerman). Berkat penanganan cepat dan tepat, Afnan berhasil pulih dan menjadi salah satu dari sedikit orang di dunia yang selamat dari infeksi ini. Kisahnya menjadi bukti bahwa deteksi dini dan penanganan yang agresif sangat krusial.
Tanner Wall, Bocah AS yang Meninggal Dunia
Namun, tidak semua kisah berakhir bahagia. Tanner Wall, seorang bocah berusia 13 tahun di Amerika Serikat, meninggal dunia setelah berenang di danau Florida yang tercemar Naegleria fowleri. Ia dan keluarganya menginap di sebuah perkemahan di Florida Utara pada akhir Juli. Beberapa hari setelah berenang di danau, Tanner mengalami mual, muntah, sakit kepala, dan leher kaku.
Awalnya ia didiagnosis radang tenggorokan. Orang tuanya, yang menduga ada sesuatu yang lebih serius, membawanya ke rumah sakit lain. Sayangnya, dokter mengumumkan bahwa Tanner terinfeksi amoeba parasit dan tidak ada obatnya. Orang tua Tanner bahkan mengungkapkan bahwa mereka sebenarnya sudah membaca ulasan tentang keberadaan amoeba pemakan otak di tempat berkemah tersebut, namun mereka tidak menyangka air yang terlihat bersih itu bisa membawa bahaya mematikan.
Kasus di Berbagai Negara
Kasus infeksi amoeba pemakan otak ini tersebar di berbagai belahan dunia. Di Taiwan, seorang wanita berusia 30-an juga meninggal dunia setelah mengunjungi fasilitas rekreasi air indoor dan mengalami gejala radang otak yang cepat memburuk. Bahkan, sebuah danau renang populer di Australia Barat, Drakesbrook Weir, sampai ditutup berkali-kali karena risiko keberadaan Naegleria fowleri.
Pencegahan: Kunci Utama Melindungi Diri
Mengingat betapa berbahayanya infeksi Naegleria fowleri, pencegahan adalah langkah terbaik yang bisa kita lakukan. Meskipun kasusnya jarang, kewaspadaan tetap penting, terutama saat beraktivitas di air tawar hangat.
Berikut adalah beberapa langkah pencegahan yang bisa Anda terapkan:
- Hindari Air Tawar Hangat: Sebaiknya hindari berenang atau menyelam di danau, sungai, atau mata air panas, terutama saat cuaca sedang hangat atau di akhir musim panas, karena suhu air yang tinggi meningkatkan pertumbuhan amoeba.
- Gunakan Penutup Hidung: Saat berenang, melompat, atau menyelam di air tawar, gunakan penjepit hidung atau jepit hidung dengan jari Anda untuk mencegah air masuk ke saluran hidung.
- Hindari Mengaduk Sedimen: Jangan bermain atau menggali lumpur di dasar perairan tawar yang dangkal, karena amoeba kemungkinan besar hidup di dalam sedimen tersebut.
- Perhatikan Kualitas Air Kolam Renang: Pastikan kolam renang yang Anda gunakan dirawat dengan baik dan memiliki klorinasi yang memadai. Naegleria fowleri tidak dapat bertahan hidup di air yang diklorinasi dengan benar.
- Awasi Anak-anak: Saat anak-anak bermain dengan selang air atau aktivitas air lainnya, awasi agar air tidak masuk ke hidung mereka.
- Gunakan Air Steril untuk Irigasi Sinus: Jika Anda biasa membilas hidung (sinus), pastikan untuk hanya menggunakan air yang sudah disterilkan atau direbus, bukan air keran langsung yang mungkin terkontaminasi.
Kesimpulan
Kisah-kisah tentang bocah terinfeksi amoeba pemakan otak berenang danau memang menakutkan, namun juga menjadi pengingat penting bagi kita semua. Naegleria fowleri adalah ancaman nyata, meskipun kasusnya sangat langka. Tingkat kematiannya yang tinggi menjadikan pencegahan sebagai benteng pertahanan terbaik.
Dengan memahami cara penularan dan mengambil langkah-langkah pencegahan yang tepat, terutama saat beraktivitas di danau air tawar atau kolam yang tidak terawat, kita dapat melindungi diri dan keluarga dari risiko infeksi mematikan ini. Selalu utamakan keselamatan dan jangan pernah meremehkan bahaya yang tidak terlihat! Jika Anda atau orang terdekat mengalami gejala mencurigakan setelah beraktivitas di air tawar, segera cari pertolongan medis.
FAQ
Tanya: Apa itu Naegleria fowleri dan mengapa disebut “amoeba pemakan otak”?
Jawab: Naegleria fowleri adalah mikroorganisme bersel tunggal yang ditemukan di air tawar hangat dan mampu menghancurkan jaringan otak, sehingga dijuluki “amoeba pemakan otak”.
Tanya: Bagaimana cara Naegleria fowleri menginfeksi manusia?
Jawab: Amoeba ini menginfeksi manusia ketika air yang mengandungnya masuk ke hidung saat berenang atau menyelam.
Tanya: Apa penyakit yang disebabkan oleh infeksi Naegleria fowleri?
Jawab: Penyakit yang disebabkan oleh infeksi Naegleria fowleri secara medis disebut Meningoensefalitis Amoeba Primer (PAM).