Yogyakarta, zekriansyah.com – Kesehatan hewan ternak, khususnya sapi, adalah aset berharga bagi para peternak dan ketahanan pangan daerah. Di Kabupaten Bintan, Provinsi Kepulauan Riau (Kepri), upaya serius sedang digencarkan untuk melindungi populasi sapi dari ancaman Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) yang kembali merebak. Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Bintan telah mengambil langkah proaktif dengan melakukan vaksinasi 200 ternak sapi sebagai bagian dari strategi besar untuk cegah penyebaran wabah ini.
DKPP Bintan mempercepat vaksinasi 200 sapi sebagai langkah krusial mencegah penyebaran Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) yang mengancam ketahanan pangan ternak daerah.
Mari kita selami lebih dalam mengapa program vaksinasi PMK ini sangat krusial dan bagaimana pelaksanaannya di lapangan.
Mengapa Vaksinasi PMK Begitu Penting untuk Ternak Sapi?
Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) bukanlah penyakit biasa. Ini adalah wabah yang sangat menular dan bisa menyebar dengan cepat, menyebabkan kerugian ekonomi yang besar bagi peternak. Bayangkan saja, seekor sapi yang terjangkit PMK bisa mengalami demam tinggi, lepuh di mulut dan kuku, hingga kesulitan makan dan berjalan. Kondisi ini tentu saja bisa menurunkan produktivitas, bahkan menyebabkan kematian pada hewan ternak.
Kepala Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan DKPP Bintan, drh. Iwan Berri Prima, yang juga menjabat Pejabat Otoritas Veteriner Kabupaten Bintan, menjelaskan bahwa program vaksinasi PMK ini bertujuan utama untuk mencegah meluasnya wabah yang kasusnya kembali merebak di berbagai daerah di Indonesia. “Program vaksinasi PMK ini bertujuan mencegah wabah PMK yang akhir-akhir ini kasusnya kembali merebak di berbagai daerah di Indonesia,” tegasnya. Oleh karena itu, langkah pencegahan seperti vaksinasi adalah tameng terdepan.
Detail Vaksinasi di Bintan: Dua Tahap, Ratusan Dosis!
Kabupaten Bintan tidak main-main dalam upaya pencegahan ini. Sebanyak 200 dosis vaksin PMK telah dialokasikan untuk setiap tahap vaksinasi di Bintan. Vaksin ini merupakan bantuan dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) Kementerian Pertanian (Kementan) RI, yang disalurkan melalui Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Kesehatan Hewan (DKP2KH) Provinsi Kepri.
Pelaksanaan vaksinasi 200 ternak sapi di Bintan dilakukan dalam dua tahap sepanjang tahun 2025, masing-masing dengan alokasi 200 dosis.
Distribusi Dosis Vaksin PMK di Bintan Tahun 2025:
Kecamatan | Dosis Tahap Pertama (Februari 2025) | Dosis Tahap Kedua (Juli 2025) |
---|---|---|
Bintan Utara | 15 | 40 (bersama Seri Kuala Lobam) |
Teluk Sebong | 29 | 10 |
Toapaya | 43 | 40 |
Teluk Bintan | 13 | 10 |
Gunung Kijang | 25 | 31 |
Bintan Timur | 75 | 69 |
Seri Kuala Lobam | – | 40 (bersama Bintan Utara) |
Total | 200 | 200 |
Catatan: Data dosis dapat bervariasi sedikit antar sumber, namun total alokasi per tahap adalah 200 dosis.
Proses vaksinasi ini melibatkan tim yang solid dari DKPP Bintan, terdiri dari empat orang dokter hewan dan belasan tenaga paramedik veteriner serta tenaga kesehatan hewan lainnya. Keberadaan tim ahli ini memastikan setiap dosis vaksin diberikan dengan tepat dan aman.
Syarat Ternak Sehat dan Target Lebih Luas di Kepri
Penting untuk diketahui, tidak semua hewan ternak bisa langsung divaksin. Kepala Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan pada DKP2KH Provinsi Kepri, Honismandri, menegaskan bahwa tim vaksinasi harus memastikan kondisi hewan benar-benar sehat sebelum divaksin. “Tim vaksinasi harus memastikan kondisi hewan betul-betul sehat sebelum divaksin, karena kalau sakit atau bunting tak bisa disuntik vaksin,” ujarnya. Ini adalah prosedur standar untuk memastikan efektivitas vaksin dan keamanan hewan.
Secara keseluruhan, Provinsi Kepulauan Riau menargetkan vaksinasi PMK pada sebanyak 4.120 ekor sapi yang tersebar di tujuh kabupaten/kota. Program ini juga dilaksanakan dalam dua tahap utama di seluruh Kepri, yaitu pada Februari-Maret 2025 untuk tahap pertama dan Agustus-September 2025 untuk tahap kedua. Targetnya, vaksinasi akan dilakukan dua kali setahun atau setiap enam bulan sekali untuk menjaga kekebalan ternak sapi secara berkelanjutan.
Kesimpulan: Bintan Terdepan dalam Menjaga Kesehatan Ternak
Langkah proaktif DKPP Bintan vaksinasi 200 ternak sapi cegah PMK adalah bukti nyata komitmen pemerintah daerah dalam menjaga kesehatan hewan dan mendukung sektor peternakan. Dengan adanya program vaksinasi PMK yang terencana dan melibatkan tim ahli, diharapkan risiko penyebaran wabah PMK dapat ditekan seminimal mungkin.
Upaya ini tidak hanya melindungi populasi sapi di Bintan, tetapi juga berkontribusi pada ketahanan pangan dan kesejahteraan peternak. Mari kita dukung terus program-program seperti ini demi hewan ternak yang sehat dan produktivitas yang optimal!
FAQ
Tanya: Apa tujuan utama dari program vaksinasi PMK yang dilakukan DKPP Bintan?
Jawab: Tujuan utama program ini adalah untuk mencegah meluasnya wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) yang kembali merebak di berbagai daerah di Indonesia.
Tanya: Berapa jumlah sapi yang divaksinasi oleh DKPP Bintan dalam program ini?
Jawab: DKPP Bintan telah melakukan vaksinasi terhadap 200 ekor ternak sapi.
Tanya: Apa saja dampak negatif PMK pada sapi?
Jawab: PMK dapat menyebabkan demam tinggi, lepuh di mulut dan kuku, kesulitan makan dan berjalan, menurunkan produktivitas, bahkan kematian pada sapi.