ASI Pengganti Imunisasi Campak dan Polio? Menguak Mitos Penting Demi Kesehatan Buah Hati Anda

Dipublikasikan 17 Agustus 2025 oleh admin
Kesehatan

Yogyakarta, zekriansyah.com – Di tengah derasnya informasi di media sosial, tak jarang kita menemukan narasi yang mengklaim Air Susu Ibu (ASI) dapat sepenuhnya menggantikan kebutuhan imunisasi campak dan polio. Sebuah video yang menampilkan seorang pemuka agama bahkan sempat viral, menyebut imunisasi bisa berbahaya dan ASI adalah “imunisasi terbaik”. Tentu, sebagai orang tua, informasi semacam ini bisa menimbulkan kebingungan dan kekhawatiran.

ASI Pengganti Imunisasi Campak dan Polio? Menguak Mitos Penting Demi Kesehatan Buah Hati Anda

ASI memang penting untuk kekebalan tubuh bayi, namun bukan pengganti imunisasi campak dan polio yang krusial untuk melindungi buah hati dari penyakit berbahaya.

Lalu, benarkah klaim tersebut? Apakah ASI bisa menggantikan vaksin campak dan polio yang telah lama menjadi bagian dari program kesehatan anak global? Mari kita luruskan fakta dan pahami pentingnya setiap peran dalam menjaga kesehatan si Kecil.

Menguak Klaim Viral: ASI Pengganti Imunisasi?

Narasi yang menyebutkan bahwa ASI dapat menggantikan imunisasi campak dan polio adalah informasi yang salah dan menyesatkan. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), UNICEF, dan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) secara tegas menyatakan bahwa ASI dan imunisasi memiliki peran yang berbeda namun saling melengkapi dalam membangun kekebalan tubuh anak.

Video yang beredar di TikTok, Instagram, dan Facebook pada awal Juni 2025 tersebut menampilkan seorang pemuka agama yang mengklaim imunisasi dapat menyebabkan anak sakit bahkan meninggal, serta menyatakan ASI adalah pengganti imunisasi terbaik. Klaim ini bertentangan dengan konsensus ilmiah dan data kesehatan global.

Kenali Musuh: Mengapa Campak dan Polio Begitu Berbahaya?

Sebelum membahas lebih jauh, penting untuk memahami mengapa campak dan polio menjadi penyakit yang sangat diwaspadai dan membutuhkan perlindungan spesifik melalui imunisasi.

Polio: Ancaman Kelumpuhan Seumur Hidup

Polio adalah penyakit yang sangat menular, umumnya menyerang anak-anak di bawah lima tahun. Virus polio menyebar terutama melalui jalur tinja-oral, atau melalui makanan/air yang tercemar. Setelah masuk tubuh, virus berkembang biak di usus dan dapat menyerang sistem saraf, menyebabkan kelumpuhan permanen pada sekitar 1 dari 200 kasus infeksi. Bahkan, 2-10% dari kasus kelumpuhan ini bisa berujung pada kematian.

Campak: Lebih dari Sekadar Ruam Biasa

Campak adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus dari famili paramyxovirus. Virus ini menyerang saluran pernapasan lalu menyebar ke seluruh tubuh. Campak sangat berbahaya, terutama bagi anak-anak kecil, ibu hamil, dan orang dengan daya tahan tubuh lemah. Penyakit ini dapat menyebabkan komplikasi serius seperti:

  • Diare berat
  • Pneumonia (radang paru-paru)
  • Ensefalitis (radang otak)
  • Kebutaan
  • Hingga kematian

Penularan campak terjadi melalui droplet pernapasan saat orang terinfeksi batuk atau bersin. Data WHO menunjukkan bahwa daerah dengan cakupan vaksinasi rendah sering mengalami epidemi campak, seperti yang terjadi di Jawa Timur pada tahun 2016 dengan 3.765 kasus, dan 4.845 kasus di 32 provinsi di Indonesia pada tahun 2022, dengan 6 kematian dilaporkan.

Peran ASI dan Imunisasi: Saling Melengkapi, Bukan Mengganti

Seringkali, kesalahpahaman muncul karena kurangnya pemahaman tentang bagaimana ASI dan imunisasi bekerja secara berbeda namun harmonis untuk melindungi anak.

Kekuatan ASI: Tameng Alami Si Kecil

ASI eksklusif memang merupakan “emas cair” bagi bayi. Kandungan antibodi IgA sekretori, laktoferin, lisozim, dan faktor bioaktif lainnya dalam ASI sangat berperan dalam meningkatkan kekebalan tubuh anak secara umum. ASI memberikan perlindungan terhadap berbagai penyakit umum dan mengurangi risiko penyakit kronis di masa depan. Ini adalah fondasi kuat bagi kesehatan bayi.

Imunisasi: Perlindungan Spesifik yang Tak Tergantikan

Namun, kekebalan yang diberikan ASI bersifat umum. Untuk perlindungan spesifik terhadap penyakit berbahaya seperti campak dan polio, imunisasi adalah jawabannya. Seperti yang ditegaskan oleh UNICEF dan para ahli, imunisasi melatih tubuh anak untuk membentuk antibodi khusus yang mampu melawan virus atau bakteri penyebab penyakit tertentu.

Dr. Andreas Wilson Setiawan, Wakil Dekan Bidang Akademik Fakultas Kedokteran Universitas Dian Nuswantoro, menjelaskan bahwa kandungan ASI memang meningkatkan kekebalan tubuh anak, tetapi fungsinya berbeda dengan imunisasi. “ASI eksklusif tidak dapat menggantikan fungsi imunisasi. Justru dengan adanya imunisasi itu menunjang agar Pemberian ASI eksklusif lebih baik dalam meningkatkan kekebalan tubuh pada anak,” ujarnya.

Misalnya, imunisasi polio merangsang terbentuknya IgA sekretori di usus, mencegah virus polio berkembang biak di saluran cerna. Sementara imunisasi campak menggunakan virus hidup yang dilemahkan agar tubuh membentuk antibodi netralisasi (IgM dan IgG jangka panjang) yang akan mengikat virus campak jika suatu saat terpapar, mencegah infeksi dan penyebaran virus.

Singkatnya, ASI eksklusif dan imunisasi campak serta imunisasi polio merupakan tiga hal berbeda namun penting untuk tubuh bayi dan fungsinya saling menunjang.

Mitos dan Fakta Seputar Keamanan Imunisasi

Kekhawatiran tentang keamanan imunisasi seringkali menjadi alasan orang tua menunda atau menolak vaksin. Mari kita bahas beberapa mitos yang sering beredar:

  • “Vaksin menyebabkan sakit parah hingga kematian.”
    Faktanya: Tidak ditemukan data resmi yang mendukung klaim ini. Vaksin memang memiliki risiko Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI), namun umumnya bersifat ringan, seperti demam ringan, kemerahan, atau nyeri di area suntikan. Reaksi berat seperti alergi parah (anafilaksis) sangat jarang terjadi, hanya sekitar 3,5-10 kasus per satu juta dosis vaksin campak. Efek samping ini adalah tanda bahwa tubuh sedang membangun kekebalan.
  • “Vaksin menyebabkan autisme.”
    Faktanya: Klaim ini tidak benar. Penelitian yang sering dikutip, seperti studi Dr. Wakefield tentang MMR dan autisme, telah terbukti tidak valid dan ditarik. Lebih dari 26 penelitian lain pada ratusan ribu bayi dan anak menyimpulkan tidak ada hubungan antara imunisasi jenis apapun dengan autisme.
  • “Kandungan vaksin berbahaya bagi kesehatan.”
    Faktanya: Vaksin mengandung antigen (kuman yang dilemahkan/dimatikan) untuk merangsang kekebalan, serta komponen tambahan seperti zat penstabil, antibiotik, pengawet, dan ajuvan dalam kadar yang sangat rendah dan aman. Semua vaksin yang digunakan dalam program imunisasi nasional telah mendapat rekomendasi dari Komite Penasihat Ahli Imunisasi Nasional (NITAG), lulus prakualifikasi WHO, dan uji Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).
  • “Imunisasi melemahkan kekebalan tubuh.”
    Faktanya: Justru sebaliknya. Kadar antibodi (zat kekebalan) bayi dan anak yang telah diimunisasi terbukti jauh lebih tinggi daripada mereka yang tidak diimunisasi atau imunisasi tidak lengkap.

Dampak Nyata Jika Anak Tidak Diimunisasi

Bayi dan balita yang tidak diimunisasi lengkap akan sangat rentan tertular penyakit berbahaya. Mereka tidak memiliki kekebalan spesifik yang cukup, sehingga mudah menderita sakit berat, cacat, bahkan kematian. Selain itu, anak yang tidak diimunisasi juga berisiko menularkan penyakit ke anak-anak lain, memicu penyebaran luas, dan menyebabkan wabah. Konsep kekebalan kelompok (herd immunity) adalah bukti betapa pentingnya cakupan imunisasi yang tinggi dan merata di masyarakat untuk melindungi individu yang tidak bisa divaksinasi (misalnya karena kondisi medis).

Kesimpulan: Imunisasi dan ASI, Keduanya Penting untuk Masa Depan Si Kecil

Sudah jelas bahwa narasi ASI ganti imunisasi campak polio adalah mitos yang perlu diluruskan. ASI dan imunisasi adalah dua pilar penting yang saling melengkapi dalam menjaga kesehatan anak. ASI memberikan perlindungan umum yang tak ternilai, sementara imunisasi campak dan polio menyediakan tameng spesifik terhadap penyakit yang berpotensi melumpuhkan dan mematikan.

Sebagai orang tua, pastikan si Kecil mendapatkan imunisasi lengkap sesuai jadwal yang direkomendasikan oleh Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) dan pemerintah. Jangan biarkan informasi yang tidak akurat menghalangi Anda memberikan perlindungan terbaik bagi buah hati. Dengan ASI dan imunisasi yang optimal, kita bersama membangun generasi yang lebih sehat dan kuat.

FAQ

Tanya: Apakah ASI tidak penting untuk kekebalan tubuh anak?
Jawab: ASI sangat penting untuk kekebalan tubuh anak, namun perannya berbeda dan tidak menggantikan perlindungan dari vaksin campak dan polio.

Tanya: Mengapa ASI tidak bisa menggantikan vaksin campak dan polio?
Jawab: ASI memberikan kekebalan pasif sementara, sedangkan vaksin memberikan kekebalan aktif dan perlindungan jangka panjang yang spesifik terhadap penyakit berbahaya.

Tanya: Apa yang harus saya lakukan jika saya masih ragu tentang imunisasi?
Jawab: Konsultasikan dengan dokter anak atau tenaga kesehatan terpercaya untuk mendapatkan informasi yang akurat dan sesuai dengan kondisi buah hati Anda.