Yogyakarta, zekriansyah.com – Musim panas ini, gemuruh bursa transfer sepak bola tak pernah sepi dari sorotan, apalagi jika menyangkut klub raksasa seperti AC Milan. Di balik hiruk pikuk pergerakan pemain, ada satu nama yang selalu menjadi pusat perhatian: Direktur Olahraga Igli Tare. Sosoknya dikenal dengan tangan dingin dalam negosiasi dan strategi transfer yang seringkali mengejutkan. Namun, siapa sangka, di balik reputasi geniusnya, bursa transfer AC Milan bikin pusing Igli Tare juga, lho!
Igli Tare hadapi dilema triliunan rupiah di bursa transfer AC Milan, antara raup cuan besar dan drama negosiasi yang alot.
Artikel ini akan mengupas tuntas bagaimana Tare berhasil menyulap AC Milan menjadi mesin cuan, sekaligus menghadapi drama dan tantangan yang tak kalah pelik di meja negosiasi. Siap-siap terkejut dengan fakta-fakta menarik di balik layar Rossoneri!
Sentuhan Ajaib Igli Tare: Milan Jadi Mesin Cuan!
Sejak ditunjuk sebagai Direktur Olahraga pada 26 Mei lalu, Igli Tare tak butuh waktu lama untuk menunjukkan “sihirnya”. Ia langsung merombak skuad dan, yang paling mencengangkan, berhasil menghadirkan pemasukan fantastis bagi AC Milan. Dalam waktu tiga bulan saja, Tare sukses mengumpulkan dana segar hingga €200 juta, atau sekitar Rp3,6 triliun, bahkan berpotensi mencapai €220 juta (Rp3,96 triliun)!
Angka ini jelas bukan main-main. Bagaimana tidak, Tare berhasil menjual beberapa pemain dengan harga yang melampaui ekspektasi pasar. Ambil contoh:
- Malick Thiaw dilepas ke Newcastle United seharga €40 juta (sekitar Rp721 miliar). Ini menjadi keuntungan modal bersih yang signifikan.
- Tijjani Reijnders juga berpindah ke Manchester City dengan nilai lebih dari €70 juta.
- Noah Okafor dikabarkan siap ditebus Leeds United dengan harga lebih dari €20 juta, termasuk bonus.
- Samuel Chukwueze kian dekat merapat ke Fulham, menambah pundi-pundi Rossoneri.
- Bahkan, penjualan Theo Hernandez ke Al-Hilal senilai €25 juta dan Yunus Musah turut menyumbang dana melimpah.
Strategi Igli Tare yang jitu ini membuat sang pemilik klub dan pelatih Massimiliano Allegri puas. Allegri bahkan secara terbuka memuji kinerja Tare:
“Saya pikir Igli Tare bekerja sangat baik, baik dalam perekrutan maupun penjualan. Yang penting adalah kami mempertahankan antusiasme dan hasrat ini, keyakinan akan kemampuan skuad ini,” ujar Allegri.
Keberhasilan ini membuktikan bahwa Tare tidak hanya piawai dalam merekrut pemain, tetapi juga cerdik dalam menjual tanpa merusak keseimbangan tim.
Di Balik Cuan Melimpah, Ada Pusingnya Igli Tare
Meski sukses besar dalam urusan penjualan, bursa transfer AC Milan bikin pusing Igli Tare saat harus mengamankan target incaran dan menghadapi negosiasi yang alot. Tak semua berjalan mulus seperti yang terlihat.
Saga Transfer Conrad Harder yang Tersendat
Salah satu contoh paling nyata adalah saga transfer striker muda Denmark, Conrad Harder. Meskipun AC Milan sudah mencapai kesepakatan personal dengan sang pemain dan Sporting selaku klub pemilik, transfer ini justru tersendat di detik-detik akhir. Sporting belum menemukan sosok pengganti Harder, membuat rencana kedatangan sang striker ke Milan molor. Padahal, Milan sangat berharap Harder bisa segera merapat.
Drama Gaji Oleksandr Zinchenko: Bek Kiri Impian Allegri Terganjal Angka
Kebutuhan akan bek kiri baru mencuat setelah rumor kepergian Theo Hernandez. Oleksandr Zinchenko dari Arsenal menjadi target utama. Namun, negosiasi AC Milan untuk memboyong bek Ukraina ini kandas gara-gara gaji. Gaji Zinchenko yang mencapai £150.000 per minggu (sekitar €180.000) menjadi batu sandungan besar. Milan kabarnya hanya sanggup membayar €5 juta per tahun, jauh di bawah angka yang diminta Zinchenko. Situasi ini tentu membuat Igli Tare pusing tujuh keliling.
Perburuan Striker “Nomor 9 Sejati”: Vlahovic, Hojlund, dan Boniface
Kebutuhan akan striker “nomor 9 sejati” menjadi prioritas utama AC Milan. Setelah kegagalan dalam perburuan Dusan Vlahovic dan Rasmus Hojlund, Tare akhirnya berhasil mengamankan Victor Boniface dari Leverkusen. Boniface didatangkan dengan formula pinjaman (€5 juta) disertai opsi pembelian (€24 juta), sebuah langkah cepat dan konkret dari Tare.
Namun, sebelumnya, Igli Tare sempat sangat fokus pada Rasmus Hojlund dari Manchester United dan Dusan Vlahovic dari Juventus. Tare bahkan tetap berada di Inggris usai laga pramusim demi melanjutkan pembicaraan transfer Hojlund. Jika Milan berhasil mendapatkan Hojlund, Juventus akan menghadapi skenario sulit terkait masa depan Vlahovic. Perburuan ini semakin mendesak setelah Rafael Leao yang sempat diuji sebagai penyerang tengah, justru menderita cedera.
Tantangan Lain di Lini Pertahanan dan Tengah
Selain striker dan bek kiri, AC Milan juga menghadapi kesulitan dalam merekrut pemain di posisi lain. Negosiasi untuk gelandang Ardon Jashari dari Club Brugge terhenti karena perbedaan harga sekitar €2 juta. Begitu pula dengan upaya merekrut bek kanan Guéla Doué dari Strasbourg, di mana tawaran Milan (€18 juta) jauh di bawah harga yang diminta (€28 juta). Tidak menutup kemungkinan, manajemen Milan juga mempertimbangkan untuk menambah bek tengah lain seperti Okoli di hari-hari terakhir bursa transfer.
Kerja Tim Solid di Balik Layar “Pusingnya” Tare
Meskipun bursa transfer AC Milan bikin pusing Igli Tare, sang Direktur Olahraga tidak bekerja sendirian. Ia selalu menekankan bahwa kesuksesan transfer adalah hasil kerja tim yang solid di belakang layar. Bersama Furlani, Zlatan Ibrahimovic, Moncada, dan pelatih Massimiliano Allegri, Tare bahu-membahu membangun tim yang kompetitif.
Prinsip penting yang dipegang teguh oleh Tare adalah: “Keputusan terbaik lahir dari evaluasi yang tenang, bukan dari tekanan sesaat.” Pendekatan ini terbukti efektif, terutama dalam mengamankan para pemain kunci. Misalnya, Igli Tare memberikan pernyataan tegas bahwa kiper Mike Maignan dan bintang penyerang Rafael Leão akan tetap bertahan di Milan, mengakhiri spekulasi liar yang beredar. Ini memberikan fondasi yang solid bagi Allegri untuk membangun skuadnya.
Kesimpulan
Tak bisa dimungkiri, bursa transfer AC Milan bikin pusing Igli Tare adalah kenyataan yang tak terhindarkan dalam dunia sepak bola modern. Di balik gelontoran cuan triliunan rupiah dari penjualan pemain, ada drama negosiasi yang alot, target yang tersendat, dan tantangan gaji yang menguras pikiran. Namun, justru di sinilah letak kehebatan Igli Tare. Dengan strategi cerdas dan kerja tim yang solid, ia mampu menyeimbangkan neraca keuangan klub sambil terus berupaya membentuk skuad Rossoneri yang tangguh dan penuh tekad.
Musim ini akan menjadi ujian nyata bagi hasil kerja keras Igli Tare dan tim manajemen AC Milan. Mampukah mereka mengatasi segala rintangan dan membawa Milan kembali ke puncak sepak bola Italia dan Eropa? Hanya waktu yang bisa menjawabnya!