AC Milan Ogah Buang Waktu di Bursa Transfer: Rossoneri Gercep, Siap Pecahkan Rekor Demi Bintang Baru!

Dipublikasikan 31 Juli 2025 oleh admin
Olahraga

Yogyakarta, zekriansyah.com – Musim panas ini, bursa transfer AC Milan terasa begitu dinamis dan penuh kejutan. Bagaimana tidak? Klub berjuluk Rossoneri ini benar-benar menunjukkan bahwa mereka ogah buang waktu. Dari perburuan pemain baru hingga melepas nama-nama lama, Milan bergerak cepat dan strategis. Ini bukan lagi era menunggu di menit-menit akhir, tapi era aksi nyata untuk membangun skuad yang lebih tangguh di bawah arahan pelatih baru, Paulo Fonseca.

AC Milan Ogah Buang Waktu di Bursa Transfer: Rossoneri Gercep, Siap Pecahkan Rekor Demi Bintang Baru!

AC Milan tancap gas di bursa transfer, siap pecahkan rekor €38 juta demi Ardon Jashari demi memperkuat skuad arahan Paulo Fonseca.

Bagi Anda penggemar sepak bola, khususnya Serie A, artikel ini akan membongkar tuntas langkah-langkah berani Milan di jendela transfer kali ini. Kita akan melihat siapa saja yang diincar, siapa yang dilepas, dan bagaimana strategi ini diharapkan membawa Milan kembali ke puncak performa. Yuk, kita selami lebih dalam!

Perburuan Bintang Baru: Milan Serius Dekati Ardon Jashari

Salah satu bukti keseriusan AC Milan dalam strategi “ogah buang waktu” adalah perburuan gelandang muda Swiss, Ardon Jashari. Ketertarikan Milan pada Jashari sudah bukan rahasia lagi, dan kini mereka melangkah lebih jauh.

Dilansir dari media Belgia Nieuwsblad, Milan baru saja melayangkan tawaran resmi yang nilainya bikin mata melotot: total 38 juta euro! Rinciannya, 33,5 juta euro sebagai nilai transfer tetap, ditambah 2 juta euro bonus “mudah”, serta 2,5 juta euro bonus tambahan yang bergantung pada pencapaian tertentu. Angka ini bahkan berpotensi memecahkan rekor transfer terbesar dalam sejarah sepak bola Belgia. Ini menunjukkan betapa seriusnya Rossoneri ingin mendapatkan talenta ini dan tak ingin berlama-lama dalam negosiasi.

Perpisahan yang Tak Terelakkan: Deretan Pemain yang Siap Dilepas Rossoneri

Selain berburu, Milan juga sangat aktif merampingkan skuad. Ini adalah bagian penting dari filosofi “ogah buang waktu”, yaitu segera melepas pemain yang tidak masuk rencana atau yang kurang berkontribusi. Langkah ini juga krusial untuk menyeimbangkan neraca keuangan klub.

Masa Depan Samuel Chukwueze yang Kian Abu-abu

Samuel Chukwueze, winger asal Nigeria yang didatangkan dengan ekspektasi tinggi, kini berada di persimpangan jalan. Sejak tiba musim lalu, performanya belum mampu konsisten. Kedatangan Christian Pulisic juga membuat persaingan di sayap semakin ketat, sehingga Chukwueze kerap menghuni bangku cadangan. Menurut Gazzetta dello Sport, AC Milan siap melepasnya di bursa transfer musim panas ini. Ini adalah keputusan tegas untuk tidak “membuang waktu” pada pemain yang belum menunjukkan kontribusi optimal.

Mike Maignan Ingin Hengkang, Milan Tak Halangi?

Situasi kiper utama, Mike Maignan, menjadi sorotan. Kabar terbaru dari media Prancis L’Equipe menyebutkan bahwa Maignan secara pribadi telah memutuskan untuk mencari tantangan baru. Ia bahkan disebut-sebut menolak semua tawaran perpanjangan kontrak dari Rossoneri.

Alasannya cukup jelas dan bisa dipahami dari sudut pandang seorang pemain top: Maignan merasa tidak ingin “membuang-buang waktu” di klub yang absen dari kompetisi Eropa pada musim 2025-2026, apalagi usianya mendekati 30 tahun. Meskipun pelatih Massimiliano Allegri (yang baru) ingin meyakinkannya bertahan, posisi tawar Milan melemah karena keinginan Maignan sudah diketahui publik. Ini adalah contoh lain bagaimana Milan harus bersikap realistis dan segera mencari solusi terbaik, entah mempertahankan atau melepas dengan harga maksimal.

Simon Kjaer dan Kebijakan Peremajaan Skuad

Bek senior Simon Kjaer juga disebut-sebut bakal segera meninggalkan San Siro. Pemain asal Denmark ini tidak lagi masuk dalam rencana Stefano Pioli (pelatih sebelumnya) dan kini Massimiliano Allegri. Ia kalah bersaing dengan bek-bek muda seperti Fikayo Tomori, Malick Thiaw, Pierre Kalulu, dan bahkan Jan-Carlo Simic yang baru berusia 18 tahun. Kerentanan cedera juga menjadi faktor. Ini adalah bagian dari strategi Milan untuk meremajakan skuad dan memastikan setiap posisi memiliki kedalaman serta prospek masa depan, tanpa “membuang-buang waktu” dengan pemain yang performanya menurun.

Ter Stegen Dicoret: Prioritas Milan di Pasar Domestik

Meskipun Mike Maignan berpotensi hengkang, AC Milan menunjukkan sikap tegas dalam mencari pengganti. Mereka dilaporkan menolak kesempatan merekrut kiper Barcelona, Marc-Andre ter Stegen, yang juga masuk daftar jual.

Kenapa ditolak? Laporan Diario AS menyebutkan bahwa Milan mencari pengganti di pasar domestik dan Ter Stegen tidak ada dalam rencana mereka. Selain itu, gaji Ter Stegen yang tinggi (sekitar Rp117,3 miliar per musim) dan performanya yang anjlok pasca-cedera juga menjadi pertimbangan. Ini membuktikan bahwa Rossoneri tidak sembarangan dalam memilih dan ogah buang waktu untuk pemain yang tidak sesuai kriteria, baik dari segi finansial maupun filosofi tim.

Mesin Uang Rossoneri: Raup Triliunan dari Penjualan Pemain

Strategi “ogah buang waktu” AC Milan juga terlihat dari kesibukan mereka melepas banyak pemain yang tak lagi masuk rencana. Dari penjualan tujuh pemain, Rossoneri diperkirakan telah meraup lebih dari €140 juta atau sekitar Rp2,44 triliun! Ini adalah langkah cerdas untuk mendapatkan dana segar yang bisa digunakan untuk mendatangkan amunisi baru yang lebih sesuai.

Berikut adalah rincian beberapa penjualan besar yang dilakukan Milan:

Pemain Klub Tujuan Nilai Transfer (Estimasi)
Tijjani Reijnders Manchester City €70 Juta
Theo Hernandez Al Hilal €25 Juta
Emerson Royal Flamengo €10 Juta
Tommaso Pobega Bologna €8 Juta
Alvaro Morata Como €9 Juta
Ismaël Bennacer Al Ittihad (tertunda) €10 Juta

Angka-angka ini menunjukkan betapa agresifnya AC Milan dalam menyeimbangkan neraca klub sambil merombak skuad. Mereka tidak “membuang-buang waktu” dengan mempertahankan pemain yang tidak lagi produktif atau tidak cocok dengan sistem.

Belajar dari Masa Lalu: Milan Tak Ingin Terlambat

Meskipun terlihat agresif, ada juga kritik yang muncul terkait kecepatan Milan dalam mendatangkan pemain baru. Jurnalis Antonio Vitiello mengingatkan AC Milan untuk tidak mengulangi kesalahan musim panas sebelumnya, di mana pemain baru datang terlambat sehingga mengganggu persiapan pramusim.

Vitiello menyoroti bahwa per 15 Juli, baru ada Samuele Ricci dan Luka Modric (jika jadi) sebagai rekrutan baru, padahal skuad masih butuh dua bek sayap utama, satu gelandang lagi, dan seorang penyerang tengah. Namun, perlu diingat bahwa proses penjualan pemain besar-besaran ini juga membutuhkan waktu.

Kritik ini menjadi semacam alarm bagi Rossoneri agar tidak terjebak dalam moto “tidak terburu-buru” yang justru bisa merugikan. Filosofi “ogah buang waktu” harus diterapkan secara konsisten, baik dalam penjualan maupun pembelian, agar skuad Massimiliano Allegri bisa lengkap sebelum musim dimulai. Klub kini dituntut untuk lebih efisien dan segera menuntaskan negosiasi agar pemain baru bisa segera beradaptasi.

Kesimpulan: Rossoneri yang Proaktif dan Penuh Perhitungan

Bursa transfer AC Milan musim panas ini benar-benar mencerminkan semangat “ogah buang waktu” yang diusung Rossoneri. Dari tawaran fantastis untuk Ardon Jashari hingga keputusan berani melepas pemain-pemain kunci seperti Samuel Chukwueze dan Simon Kjaer, bahkan potensi perginya Mike Maignan, semua menunjukkan upaya keras untuk merombak tim secara fundamental.

Pendekatan proaktif dalam penjualan pemain, yang berhasil meraup triliunan rupiah, membuktikan bahwa Milan tidak hanya ingin belanja, tetapi juga pintar dalam mengelola keuangan dan merampingkan skuad. Tantangan selanjutnya adalah bagaimana manajemen bisa segera menuntaskan pembelian pemain yang dibutuhkan agar skuad baru bisa terbentuk dan beradaptasi dengan cepat. Dengan langkah-langkah yang berani dan perhitungan matang ini, AC Milan berharap dapat kembali bersaing di level tertinggi dan membuktikan bahwa waktu yang dihemat di bursa transfer akan berbuah manis di lapangan hijau.