Kabar mengejutkan datang dari dunia maya. Baru-baru ini, informasi mengenai dugaan kebocoran 700 ribu data pribadi dari lingkungan Kementerian Pertahanan (Kemenhan) ramai diperbincangkan. Tentu saja, berita ini sontak membuat banyak pihak bertanya-tanya, bagaimana bisa data sepenting itu bocor dan siapa sebenarnya dalang di balik insiden ini? Artikel ini akan mengupas tuntas kronologi, tanggapan resmi dari Kemenhan, hingga mencari tahu sedikit tentang sosok di balik peretasan ini agar Anda tidak salah informasi dan tetap tenang.
Awal Mula Kabar Kebocoran Data Kemenhan Terkuak
Kisah dugaan kebocoran data ini bermula pada Rabu, 9 Juli 2025, saat sebuah akun pengamat keamanan siber di platform X (dulu Twitter), @H4ckmanac, mengunggah informasi mengejutkan. Akun tersebut menyoroti klaim dari seorang peretas misterius dengan nama samaran ‘DigitalGhost’. Peretas ini mengklaim telah berhasil membocorkan basis data yang berisi 700.000 data pribadi dari individu yang terkait dengan Kementerian Pertahanan Republik Indonesia (KEMHAN RI).
Data yang disebut-sebut bocor ini bukanlah informasi sembarangan. Menurut unggahan @H4ckmanac, detail yang terungkap mencakup informasi sensitif seperti Nomor Induk Kependudukan (NIK), nomor peserta, nama lengkap, tanggal dan sesi ujian, lokasi ujian, hingga posisi atau jabatan yang dilamar beserta unit penempatan. Seluruh informasi ini diduga kuat berkaitan dengan proses seleksi Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) di lingkungan Kemenhan pada tahun 2021.
Tanggapan Resmi Kemenhan: Data Lama dan Website Usang
Menanggapi kabar yang beredar luas ini, Kementerian Pertahanan tidak tinggal diam. Kepala Biro Informasi Pertahanan Kemenhan, Brigjen Frega Ferdinand Wenas, memberikan klarifikasi penting. Ia membenarkan adanya peretasan, namun menegaskan bahwa data yang diduga bocor berasal dari website internal lama Biro Humas yang aplikasi keamanannya sudah berakhir sejak awal tahun lalu, bukan dari portal utama Kemhan. Ini ibarat menemukan celah di gudang lama yang jarang dipakai, bukan di brankas utama yang dijaga ketat.
Brigjen Frega juga menjelaskan bahwa data tersebut sejatinya bersifat publik. Itu adalah lampiran surat dari Badan Kepegawaian Negara (BKN) terkait hasil pengolahan nilai Seleksi Kompetensi Dasar (SKD) CPNS Kemhan tahun 2021. Data ini memang pernah diunggah di website Kemenhan sebagai bentuk transparansi saat itu. Namun, untuk mencegah potensi penyalahgunaan, data tersebut sudah lama diturunkan oleh Biro Kepegawaian Kemenhan. Pihak Kemenhan juga membantah keras jumlah data yang bocor mencapai ratusan ribu seperti yang diklaim peretas. Mereka memastikan bahwa website utama Kemenhan, email resmi, dan data-data strategis lainnya saat ini dalam kondisi aman dan tidak terdampak secara signifikan.
Langkah Antisipatif dan Komitmen Kemenhan
Sebagai bentuk tanggung jawab dan upaya antisipatif, Kemenhan telah mengambil langkah cepat. Brigjen Frega menyatakan bahwa pihaknya telah melakukan audit internal secara menyeluruh, memperkuat sistem pengamanan siber, dan berkoordinasi aktif dengan satuan kerja keamanan siber terkait. Ini adalah bagian dari komitmen Kemenhan untuk menjaga integritas dan keamanan informasi.
Dalam kesempatan ini, Kemenhan juga menegaskan komitmen penuh mereka terhadap Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2022 tentang Pelindungan Data Pribadi (UU PDP). Mereka berjanji akan terus melakukan pembaruan dan peningkatan prosedur keamanan siber secara berkelanjutan untuk mencegah gangguan serupa di masa depan. Masyarakat diimbau untuk tetap tenang, tidak mudah terprovokasi, dan menunggu informasi resmi lebih lanjut dari hasil penelusuran internal yang sedang dikebut.
Siapa di Balik “DigitalGhost”? Misteri Peretas Anonim
Pertanyaan besar yang masih menggantung di benak banyak orang adalah: siapa sebenarnya sosok di balik nama samaran ‘DigitalGhost’ ini? Hingga saat ini, identitas asli peretas tersebut masih menjadi misteri. ‘DigitalGhost’ sendiri bukanlah nama yang dikenal luas di kalangan komunitas keamanan siber atau peretasan.
Istilah ‘DigitalGhost’ cenderung samar dan bisa merujuk pada individu atau kelompok anonim yang beroperasi di ranah digital tanpa mengungkapkan jati diri mereka. Mereka mungkin saja adalah ‘hantu’ digital yang muncul dan menghilang tanpa jejak, membuat pelacakan dan identifikasi menjadi tantangan besar bagi pihak berwenang.
Kesimpulan
Dugaan kebocoran 700 ribu data Kemenhan ini memang sempat menimbulkan kekhawatiran publik. Namun, dengan klarifikasi dari Kemenhan yang menjelaskan bahwa data tersebut berasal dari website lama yang bersifat publik dan sudah diturunkan, serta komitmen mereka untuk terus memperkuat sistem keamanan siber, diharapkan kecemasan ini bisa mereda. Insiden ini menjadi pengingat penting bagi kita semua akan krusialnya keamanan siber dan perlindungan data pribadi di era digital ini. Mari kita dukung upaya pemerintah dalam menjaga ruang siber yang aman bagi seluruh masyarakat.
FAQ
Tanya: Apa saja jenis data pribadi yang diduga bocor dari Kemenhan?
Jawab: Data yang diduga bocor mencakup NIK, nomor peserta, nama lengkap, tanggal dan sesi ujian, lokasi ujian, serta posisi atau jabatan yang dilamar beserta unit penempatan.
Tanya: Siapa pihak yang pertama kali menginformasikan dugaan kebocoran data Kemenhan?
Jawab: Akun pengamat keamanan siber di platform X, @H4ckmanac, yang pertama kali mengunggah informasi mengenai dugaan kebocoran data ini.
Tanya: Siapa nama samaran peretas yang mengklaim membocorkan data Kemenhan?
Jawab: Peretas yang mengklaim membocorkan data Kemenhan menggunakan nama samaran ‘DigitalGhost’.
Tanya: Kapan kabar dugaan kebocoran data Kemenhan ini pertama kali terkuak?
Jawab: Kabar dugaan kebocoran data ini pertama kali terkuak pada Rabu, 9 Juli 2025.