Waspada! **Heboh Warga Pangkep Terinfeksi Penyakit Kencing Tikus**, Status KLB Ditetapkan

Dipublikasikan 6 Agustus 2025 oleh admin
Kesehatan

Yogyakarta, zekriansyah.com – Kabar mengejutkan datang dari Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan (Pangkep), Sulawesi Selatan. Warga Pangkep kini tengah dihebohkan dengan munculnya kasus penyakit kencing tikus atau yang dikenal secara medis sebagai Leptospirosis. Penyakit yang disebabkan oleh bakteri ini telah terinfeksi setidaknya 19 orang, dan yang lebih memprihatinkan, satu di antaranya dilaporkan meninggal dunia.

Tentu saja, berita ini sontak menjadi perhatian serius, mengingat Leptospirosis bisa berakibat fatal jika tidak ditangani dengan cepat dan tepat. Artikel ini akan membahas lebih dalam mengenai apa itu penyakit kencing tikus, bagaimana penyebarannya di Pangkep, hingga langkah-langkah pencegahan yang perlu kita ketahui bersama. Yuk, simak agar kita bisa lebih waspada!

Apa Itu Penyakit Kencing Tikus (Leptospirosis)?

Mungkin sebagian dari kita pernah mendengar nama penyakit kencing tikus, tapi belum banyak yang tahu persis apa itu. Leptospirosis adalah penyakit zoonosis, artinya bisa menular dari hewan ke manusia. Penyebabnya adalah bakteri berbentuk spiral dari genus Leptospira.

Hewan yang sering menjadi pembawa bakteri ini adalah tikus, meskipun unggas, anjing, dan sapi juga bisa menjadi perantara. Bakteri Leptospira biasanya keluar bersama urine hewan yang terinfeksi dan mencemari lingkungan, seperti air, tanah, atau benda-benda di sekitar kita. Nah, penularan ke manusia terjadi saat kulit yang terluka atau selaput lendir (misalnya mata, hidung, mulut) bersentuhan langsung dengan media yang sudah terkontaminasi bakteri ini.

Kasus Heboh di Pangkep: Kronologi dan Temuan Mengejutkan

Kasus heboh warga Pangkep terinfeksi penyakit kencing tikus ini berpusat di Kampung Bontoe, Desa Pitue, Kecamatan Ma’rang. Seorang warga di sana dilaporkan meninggal dunia pada 14 Juli 2025 akibat infeksi bakteri Leptospira. Setelah kejadian ini, tim gabungan dari Balai Laboratorium Kesehatan Masyarakat (Labkesmas) Makassar, Dinas Kesehatan Pangkep, Babinsa, dan Kementerian Kesehatan langsung bergerak cepat.

Mereka melakukan penyelidikan epidemiologi dan surveilans intensif pada 16-18 Juli 2025 di dua dusun di Desa Pitue, yaitu Bontoe dan Gusunge. Hasilnya? Mencengangkan! Dari 12 ekor tikus yang berhasil ditangkap dan diperiksa, tiga di antaranya positif membawa bakteri Leptospira di ginjalnya.

Yang menarik, kemunculan kasus ini terjadi di musim kemarau, padahal penyakit kencing tikus umumnya mewabah saat musim hujan atau banjir. Rustam, Kepala Balai Labkesmas Makassar, menyatakan keprihatinannya atas fenomena ini. Dugaan awal, penularan di Desa Pitue berkaitan erat dengan aktivitas budidaya rumput laut. Tali dan peralatan yang digunakan warga dalam budidaya tersebut diduga terkontaminasi urine tikus, dan saat bersentuhan dengan kulit yang terluka, risiko penularan menjadi sangat tinggi.

Mengenali Gejala dan Bahaya Penyakit Kencing Tikus Ini

Seringkali, gejala penyakit kencing tikus disalahartikan sebagai demam biasa, flu, atau bahkan demam berdarah. Padahal, jika tidak segera ditangani, infeksi ini bisa menyebabkan komplikasi serius dan bahkan kematian. Gejala umum yang perlu diwaspadai antara lain:

  • Demam mendadak tinggi
  • Nyeri otot yang hebat
  • Sakit kepala
  • Mual dan muntah
  • Mata merah (konjungtivitis)

Menurut jurnal The Lancet Infectious Diseases, Leptospirosis menyebabkan jutaan kasus parah per tahun, dengan hampir 60 ribu kematian di seluruh dunia. Penyakit ini umumnya banyak terjadi di daerah tropis dengan sanitasi yang buruk. Jadi, jangan sepelekan jika Anda atau orang terdekat mengalami gejala-gejala di atas, apalagi jika ada riwayat kontak dengan lingkungan yang berisiko.

Langkah Cepat Pemerintah dan Rekomendasi Pencegahan

Merespons kasus ini, Pemerintah Kabupaten Pangkep telah menetapkan status Kejadian Luar Biasa (KLB) untuk Leptospirosis. Ini adalah langkah penting untuk memastikan penanganan yang lebih serius dan terkoordinasi. Labkesmas Makassar bahkan mengusulkan agar Pangkep menjadi lokasi surveilans sentinel nasional mulai tahun 2026, mengingat riwayat kasus yang terus berulang sejak 2023.

Untuk mencegah penyebaran penyakit kencing tikus ini, tim gabungan dan Dinas Kesehatan setempat mengeluarkan sejumlah rekomendasi penting yang wajib kita terapkan:

  • Jaga Kebersihan Diri: Biasakan mencuci tangan dengan sabun setelah beraktivitas di luar rumah, terutama jika bersentuhan dengan tanah atau air.
  • Hindari Kontak Langsung dengan Sumber Penularan: Usahakan tidak bersentuhan langsung dengan air, tanah, atau benda-benda yang dicurigai terkontaminasi urine tikus, apalagi jika ada luka terbuka di kulit.
  • Gunakan Alat Pelindung Diri (APD): Bagi Anda yang bekerja di area berisiko tinggi seperti sawah, tambak, atau area yang sering tergenang air, gunakan sepatu bot dan sarung tangan.
  • Jaga Kebersihan Lingkungan: Pastikan lingkungan sekitar rumah dan tempat kerja bersih untuk menekan populasi tikus. Tutup tempat sampah rapat-rapat dan jangan biarkan ada genangan air.
  • Simpan Makanan dan Minuman dengan Aman: Pastikan makanan dan minuman tersimpan dengan baik dalam wadah tertutup agar tidak menarik perhatian hewan pengerat.
  • Kelola Limbah dengan Baik: Jauhkan limbah, terutama dari aktivitas budidaya, dari area permukiman.
  • Simpan Peralatan dengan Aman: Jika Anda memiliki peralatan pertanian atau budidaya, simpan di tempat yang tertutup dan tidak dapat dijangkau oleh tikus.
  • Segera Periksa ke Fasilitas Kesehatan: Jika mengalami gejala seperti demam mendadak, nyeri otot, atau mata merah, segera konsultasikan ke puskesmas atau rumah sakit terdekat. Lebih cepat ditangani, lebih baik.

Kesimpulan

Kasus heboh warga Pangkep terinfeksi penyakit kencing tikus ini menjadi pengingat bagi kita semua akan pentingnya menjaga kebersihan dan kewaspadaan terhadap lingkungan sekitar. Penyakit kencing tikus atau Leptospirosis memang serius, tetapi bisa dicegah dengan langkah-langkah sederhana namun konsisten. Mari bersama-sama menerapkan gaya hidup bersih dan sehat, serta segera mencari pertolongan medis jika timbul gejala. Dengan begitu, kita bisa melindungi diri dan keluarga dari ancaman penyakit ini.

Baca juga: Heboh Warga Pangkep Meninggal Kencing Tikus, Hasil Lab Konfirmasi Ancaman Leptospirosis!

FAQ

Tanya: Apa itu penyakit kencing tikus dan apa penyebabnya?
Jawab: Penyakit kencing tikus, atau Leptospirosis, adalah penyakit zoonosis yang disebabkan oleh bakteri Leptospira yang dapat menular dari hewan ke manusia.

Tanya: Bagaimana cara penularan penyakit kencing tikus ke manusia?
Jawab: Penularan terjadi ketika kulit yang terluka atau selaput lendir bersentuhan dengan air, tanah, atau benda yang terkontaminasi urine hewan yang terinfeksi bakteri Leptospira.

Tanya: Hewan apa saja yang bisa menjadi perantara penyakit kencing tikus?
Jawab: Hewan yang paling sering menjadi pembawa bakteri ini adalah tikus, namun unggas, anjing, dan sapi juga bisa menjadi perantara.