Yogyakarta, zekriansyah.com – Kasus infeksi virus Hanta yang belakangan ini ditemukan di beberapa wilayah Indonesia mungkin membuat sebagian dari kita khawatir. Namun, jangan panik berlebihan! Kementerian Kesehatan (Kemenkes) telah membagikan informasi penting tentang bagaimana kita bisa mencegah penularan virus ini.
Ilustrasi: Waspadai ancaman virus Hanta di Indonesia, Kemenkes bagikan jurus ampuh pencegahan penularan.
Dengan membaca artikel ini, Anda akan tahu langkah-langkah sederhana tapi efektif untuk melindungi diri dan keluarga dari ancaman virus Hanta. Yuk, simak penjelasannya agar kita bisa lebih waspada dan tetap aman.
Apa Itu Virus Hanta? Kenali Penyebab dan Penularannya
Virus Hanta adalah jenis virus yang ditularkan dari hewan (zoonosis), khususnya hewan pengerat atau rodensia seperti tikus dan celurut. Virus ini sudah ditemukan di beberapa provinsi di Indonesia, seperti DI Yogyakarta, Jawa Barat, Nusa Tenggara Timur, dan Sulawesi Utara.
Penting untuk diketahui: Penularan virus Hanta ke manusia biasanya terjadi melalui kontak dengan air liur, urine, atau kotoran tikus yang sudah terinfeksi. Bisa juga lewat debu atau partikel halus di udara yang terkontaminasi oleh cairan tubuh tikus. Sampai saat ini, belum ada laporan penularan virus Hanta dari manusia ke manusia.
Jenis tikus yang terkonfirmasi membawa virus Hanta di Indonesia antara lain tikus got (Rattus norvegicus) dan tikus rumah (R. tanezumi). Mereka bisa ditemukan di lingkungan rumah, sawah, ladang, hingga hutan.
Gejala Virus Hanta yang Perlu Diwaspadai
Infeksi virus Hanta bisa menimbulkan gejala yang berbeda, tergantung jenisnya. Ada dua jenis gejala klinis utama yang disebabkan oleh virus Hanta:
-
Haemorrhagic Fever with Renal Syndrome (HFRS)
Tipe ini lebih sering ditemukan di Asia dan Eropa, termasuk di Indonesia. Gejalanya umumnya muncul 1-2 minggu setelah terpapar virus, meliputi:- Demam
- Sakit kepala
- Nyeri badan atau punggung
- Lemas (malaise)
- Mual
- Mata kemerahan
- Ruam
- Tubuh menguning (ikterik/jaundice)
Pada kasus yang lebih parah, bisa terjadi gangguan ginjal, perdarahan di saluran pencernaan, hingga masalah sistem saraf dan pernapasan.
-
Hantavirus Pulmonary Syndrome (HPS)
Tipe ini lebih umum terjadi di benua Amerika. Gejala biasanya muncul 14-17 hari setelah terpapar, seperti:- Demam
- Nyeri badan
- Lemas
- Batuk
- Sesak napas
- Sakit perut
- Muntah dan diare
Jika tidak segera ditangani, HPS bisa menyebabkan penumpukan cairan di paru-paru, kerusakan paru dan jantung, tekanan darah rendah, dan detak jantung tidak teratur.
Di Indonesia, kasus virus Hanta yang ditemukan sejauh ini adalah tipe HFRS. Kabar baiknya, dari 8 kasus yang dilaporkan Kemenkes hingga 19 Juni 2025, semua pasien sudah dinyatakan sembuh total.
Langkah Efektif Mencegah Penularan Virus Hanta
Meskipun virus Hanta bisa menyebabkan penyakit serius, pencegahannya cukup sederhana dan berfokus pada kebersihan lingkungan. Kemenkes mengimbau masyarakat untuk tidak panik, melainkan lebih waspada.
Untuk informasi lebih mendalam, Anda bisa merujuk ke artikel berikut: Waspada Virus Hanta: Kenali Gejala, Penularan, dan Cara Pencegahannya.
Berikut adalah beberapa langkah penting yang bisa Anda lakukan untuk mencegah penularan virus Hanta:
-
Jaga Kebersihan Rumah dan Lingkungan:
- Rutin bersihkan rumah, terutama area yang jarang digunakan seperti gudang, loteng, atau ruang bawah tanah. Area ini sering menjadi tempat favorit tikus bersarang.
- Pastikan tidak ada sampah menumpuk yang bisa menarik hewan pengerat. Kelola sampah dengan benar dan tempatkan di wadah tertutup rapat.
- Tutup semua celah atau lubang di dinding, pintu, atau fondasi rumah yang bisa menjadi jalan masuk tikus.
-
Hindari Kontak Langsung dengan Tikus:
- Jangan menyentuh tikus, baik yang masih hidup maupun yang sudah mati, secara langsung.
- Jika menemukan kotoran, urine, atau bangkai tikus, bersihkan dengan hati-hati. Gunakan sarung tangan, masker, dan alas kaki pelindung. Semprot area tersebut dengan disinfektan sebelum membersihkannya.
-
Pasang Perangkap Tikus:
- Tempatkan perangkap tikus di sekitar rumah atau tempat kerja Anda untuk mengurangi populasi rodensia.
-
Gunakan Alat Pelindung Diri (APD) Jika Berisiko Tinggi:
- Bagi Anda yang memiliki pekerjaan atau aktivitas yang sering bersinggungan dengan hewan pengerat, seperti petani, buruh bangunan, tenaga laboratorium, atau dokter hewan, sangat disarankan untuk selalu menggunakan APD (masker, sarung tangan, kacamata pelindung) saat bekerja.
-
Praktikkan Kebersihan Diri:
- Selalu cuci tangan pakai sabun dan air mengalir (minimal 40-60 detik) setelah beraktivitas, terutama setelah bersentuhan dengan benda-benda di area yang mungkin dilewati tikus.
- Simpan bahan makanan di wadah yang tertutup rapat untuk mencegah kontaminasi tikus.
Saat ini, belum ada pengobatan spesifik untuk virus Hanta. Penanganan yang diberikan bersifat suportif, yaitu sesuai dengan gejala yang dialami pasien, seperti pemberian cairan, oksigen, atau obat-obatan untuk mengatasi demam dan nyeri.
Meskipun virus Hanta terdengar menakutkan, penularannya bisa dicegah dengan langkah-langkah sederhana yang berfokus pada kebersihan lingkungan dan menghindari kontak dengan tikus. Ingat, kunci utamanya adalah kewaspadaan dan perilaku hidup bersih dan sehat. Mari kita jadikan kebersihan sebagai prioritas untuk menjaga kesehatan kita bersama dan meminimalkan risiko penularan virus Hanta.
FAQ
Tanya: Bagaimana cara penularan virus Hanta ke manusia?
Jawab: Penularan terjadi melalui kontak dengan air liur, urine, atau kotoran tikus yang terinfeksi, baik secara langsung maupun melalui debu di udara.
Tanya: Apakah virus Hanta bisa menular dari manusia ke manusia?
Jawab: Hingga saat ini, belum ada laporan mengenai penularan virus Hanta dari manusia ke manusia.
Tanya: Jenis hewan pengerat apa yang berpotensi membawa virus Hanta di Indonesia?
Jawab: Jenis tikus yang terkonfirmasi membawa virus Hanta di Indonesia antara lain tikus got (Rattus norvegicus) dan tikus rumah (R. tanezumi).