Yogyakarta, zekriansyah.com – Dunia bulutangkis Indonesia sedang hangat-hangatnya membicarakan perombakan pasangan ganda putri. Keputusan mengejutkan datang dari Pelatih Kepala Ganda Putri Pelatnas PBSI, Karel Mainaky, yang memutuskan untuk memisahkan duet Febriana Dwipuji Kusuma dan Amalia Cahaya Pratiwi, atau yang akrab disapa Ana/Tiwi. Apa sih yang sebenarnya terjadi di balik layar sehingga pelatih kian mantap rombak Ana/Tiwi? Yuk, kita bedah tuntas alasannya!
Kejuaraan Dunia 2025 Jadi Titik Balik, Pelatih Karel Mainaky Putuskan Rombak Duet Ganda Putri Ana/Tiwi dengan Strategi Baru PBSI.
Artikel ini akan membawa Anda menyelami drama di Kejuaraan Dunia 2025 yang menjadi titik balik keputusan besar ini, serta seperti apa formasi baru ganda putri Indonesia yang siap unjuk gigi di turnamen selanjutnya.
Drama di Kejuaraan Dunia: Ketika Ana/Tiwi Bikin Pelatih Sempat Ragu
Awalnya, perjalanan Ana/Tiwi di Kejuaraan Dunia 2025 terbilang menjanjikan. Mereka berhasil menunjukkan penampilan yang impresif, bahkan mampu menaklukkan pasangan kuat Korea Selatan, Baek Ha Na/Lee So Hee, di babak 16 besar dengan dua game langsung. Kemenangan ini tentu saja menjadi angin segar, mengingat ganda putri Korea seringkali menjadi lawan yang sulit bagi Indonesia.
Penampilan gemilang ini bahkan sempat membuat Coach Karel Mainaky sedikit goyah dengan keputusannya untuk merombak pasangan. “Tadinya saat Ana/Tiwi main dan akhirnya bisa melewati Korea, termasuk baguslah. Ada sempat (pemikiran) ’oh kalau ini dia juara, apa saya masih begini atau bagaimana? gitu kan. Saya sempat seperti itu,” ungkap Karel, menunjukkan betapa performa Ana/Tiwi saat itu memang membuat ia berpikir ulang.
Kekalahan Tak Terduga yang Bikin Pelatih Kian Mantap Rombak Ana/Tiwi
Namun, keraguan Karel tidak berlangsung lama. Di babak perempat final, Ana/Tiwi justru tumbang di tangan pasangan Jepang, Rin Iwanaga/Kie Nakanishi. Kekalahan ini menjadi pukulan telak, bukan hanya karena menghentikan langkah mereka, tapi juga karena pasangan Jepang tersebut secara peringkat dan performa sebenarnya dianggap berada di bawah Ana/Tiwi.
“Terus terang, pasangan Jepang ini kan di antara lainnya, sebenarnya paling bawah. Saya memang yakin sekali sih, ketemu ini untuk kalah kemungkinannya karena kecil sekali. Tapi, ya kenyataannya malah (kalah),” tutur Karel dengan nada kecewa.
Setelah diselidiki, Karel menduga bahwa ketegangan mental menjadi faktor utama kekalahan tersebut. Meski Ana/Tiwi tidak mengatakannya secara langsung, dari cara mereka bicara, Karel menyimpulkan bahwa mereka terlalu tegang setelah berhasil mengalahkan Korea. Ini menunjukkan bahwa kemampuan teknis saja tidak cukup, kestabilan mental juga sangat krusial di level tertinggi. Inilah momen yang bikin pelatih kian mantap rombak Ana/Tiwi.
Strategi Baru Ganda Putri Indonesia: Siapa Berpasangan dengan Siapa?
Melihat hasil dan evaluasi menyeluruh dari Kejuaraan Dunia, Karel Mainaky akhirnya memfinalisasi perombakan empat pasang ganda putri utama. Tujuannya jelas, mencari kombinasi terbaik untuk mendongkrak prestasi bulutangkis Indonesia di kancah internasional. Berikut adalah formasi baru yang siap bertanding:
- Febriana Dwipuji Kusuma (Ana) akan berpasangan dengan Meilysa Trias Puspitasari.
- Amalia Cahaya Pratiwi (Tiwi) akan berduet dengan Lanny Tria Mayasari.
- Apriyani Rahayu kembali dengan pasangan lamanya, Siti Fadia Silva Ramadhanti.
- Rachel Allessya Rose akan tandem dengan Febi Setianingrum.
Perombakan ini bukan tanpa pertimbangan matang. Apriyani/Fadia, misalnya, sempat terpisah dan kini kembali berduet. Apriyani Rahayu sendiri mengaku senang dan bersemangat bisa kembali bersama Fadia, berharap mereka bisa lebih kuat dan dewasa dari sebelumnya.
Harapan dan Tantangan di Hong Kong Open 2025
Para pasangan baru ini dijadwalkan akan segera menjalani debut mereka di Hong Kong Open 2025 yang bergulir mulai 9 September ini. Ini akan menjadi ujian pertama yang penting untuk melihat sejauh mana chemistry dan adaptasi mereka di lapangan.
Karel Mainaky mengakui bahwa proses ini masih dalam tahap percobaan, namun ia sudah memiliki perencanaan jangka panjang. “Untuk sementara masih sambil saya coba tapi saya tetap punya planning lah untuk berikutnya,” kata Karel. Tantangan terbesar bagi pasangan baru tentu saja adalah membangun komunikasi yang solid dan menemukan ritme permainan yang pas dalam waktu singkat.
Perombakan Ana/Tiwi dan pasangan lainnya adalah langkah berani yang diambil PBSI demi kemajuan bulutangkis Indonesia. Harapannya, strategi ini dapat melahirkan lebih banyak juara dan mengembalikan kejayaan ganda putri di panggung dunia. Mari kita dukung terus perjuangan mereka!