Yogyakarta, zekriansyah.com – Pernah membayangkan bisa jadi pahlawan keamanan digital dan langsung kaya raya? Nah, kabar terbaru dari Meta, induk perusahaan WhatsApp, bisa bikin mimpi itu jadi kenyataan! Mereka benar-benar serius mencari celah keamanan di aplikasi pesan favorit kita, sampai-sampai Meta siapkan hadiah miliar Rupiah bagi siapa saja yang berhasil temukan bug WhatsApp yang paling sulit dideteksi. Bukan main-main, angkanya mencapai puluhan miliar!
Ini bukan sekadar sayembara biasa, lho. Langkah Meta ini adalah komitmen nyata untuk menjaga keamanan data miliaran penggunanya di seluruh dunia. Kalau Anda penasaran seberapa besar hadiahnya, jenis bug apa yang dicari, dan kenapa hal ini penting buat kita semua, yuk, teruskan membaca!
Hadiah Rp 16 Miliar untuk Keamanan WhatsApp: Tantangan “Zero-Click”
Betul sekali, Anda tidak salah baca. Meta telah mengumumkan hadiah fantastis sebesar 1 juta dolar AS, atau setara dengan sekitar Rp 16 miliar, bagi individu atau tim yang berhasil menemukan zero-click vulnerability di WhatsApp. Tantangan besar ini akan digelar dalam ajang bergengsi Pwn2Own 2025, yang diselenggarakan oleh Zero Day Initiative (ZDI) di Cork, Irlandia, pada 21–24 Oktober 2025.
Untuk informasi lebih lanjut mengenai tantangan fantastis meta:, kunjungi: tantangan fantastis meta:.
Apa itu zero-click vulnerability? Bayangkan ini: Anda sedang asyik menggunakan WhatsApp, lalu tiba-tiba tanpa Anda sadari atau klik apa pun, perangkat Anda bisa disusupi peretas. Serangan zero-click adalah mimpi buruk di dunia keamanan siber karena tidak membutuhkan interaksi dari korban sama sekali. Cukup dengan mengirim file, gambar, atau bahkan pesan biasa di grup WhatsApp, peretas bisa menyisipkan kode berbahaya.
Analis keamanan seperti Davey Winder dari Forbes melihat ini sebagai langkah transparan Meta untuk menunjukkan komitmen pada keamanan digital. Sementara itu, Adam Pilton dari CyberSmart mengingatkan bahwa celah semacam ini bisa menyebar sangat cepat di grup obrolan, membuat siapa pun jadi target tanpa sadar. Jadi, hadiah Rp 16 miliar WhatsApp ini bukan hanya uang, tapi investasi besar untuk melindungi lebih dari 2 miliar pengguna aktif WhatsApp.
Jejak Meta dalam Program “Bug Bounty”: Bukan Kali Pertama!
Pemberian hadiah besar untuk penemu bug bukanlah hal baru bagi Meta. Beberapa waktu lalu, perusahaan ini juga memberikan apresiasi kepada seorang peneliti keamanan siber bernama Ben Sadeghipour. Ia berhasil menemukan bug Facebook yang cukup serius pada Oktober 2024.
Ben Sadeghipour menemukan kerentanan pada platform iklan Facebook yang memungkinkan eksekusi perintah pada server internal perusahaan. Awalnya, bug ini berasal dari kelemahan di browser Chrome, yang kemudian menjalar hingga memberikan akses langsung ke server internal Facebook. Menurut Ben, celah ini berpotensi memberikan kendali penuh atas server tersebut, termasuk akses ke data sensitif.
Hebatnya, Meta merespons laporan Ben dengan sangat cepat, hanya membutuhkan waktu sekitar satu jam untuk memperbaikinya. Sebagai bentuk apresiasi, Meta memberikan hadiah dalam program bug bounty sebesar 100.000 dolar AS (sekitar Rp 1,6 miliar) kepada Sadeghipour. Ia bahkan sempat menyatakan, “Asumsi saya adalah bahwa ini adalah sesuatu yang sangat penting untuk segera diperbaiki karena menyangkut infrastruktur internal perusahaan.” Ini menunjukkan betapa seriusnya Meta dalam menanggapi setiap laporan celah keamanan.
Kenapa Perusahaan Teknologi Rela Bayar Mahal untuk Bug?
Fenomena perusahaan teknologi yang rela menggelontorkan miliaran Rupiah untuk peneliti keamanan siber yang menemukan bug bukanlah hal aneh. Ini adalah strategi yang dikenal sebagai program bug bounty atau Vulnerability Reward Program (VRP). Banyak raksasa teknologi lain seperti Google, Apple, dan OpenAI juga memiliki program serupa dengan hadiah fantastis:
- Google: Pada tahun 2020 saja, Google mengklaim telah menyalurkan total 6,7 juta dolar AS (sekitar Rp 94,1 miliar) kepada 662 programmer dari 62 negara yang menemukan bug di ekosistemnya (Android, Chrome, Play Store). Ini adalah rekor tertinggi yang pernah dikeluarkan Google untuk program VRP mereka.
- Apple: Untuk teknologi Private Cloud Compute (PCC) yang jadi bagian dari Apple Intelligence, Apple menawarkan hadiah hingga 1 juta dolar AS (sekitar Rp 15,8 miliar) bagi peneliti yang menemukan kerentanan serius.
- OpenAI: Perusahaan di balik ChatGPT ini juga menyiapkan bayaran hingga ratusan juta rupiah bagi para penemu bug di sistem AI mereka.
Mengapa mereka begitu royal? Alasannya sederhana: mencegah lebih baik daripada mengobati. Kerugian yang ditimbulkan oleh serangan siber—mulai dari hilangnya kepercayaan pengguna, kebocoran data sensitif, hingga denda regulasi—jauh lebih besar daripada hadiah bug bounty. Dengan mendorong para white-hat hacker (peretas etis) untuk “menyerang untuk memperbaiki”, perusahaan bisa menemukan dan menambal celah sebelum dimanfaatkan oleh pihak jahat. Ini adalah bentuk kolaborasi yang cerdas untuk membangun ekosistem digital yang lebih kuat dan aman.
Pwn2Own 2025: Lebih dari Sekadar WhatsApp
Kompetisi Pwn2Own 2025 tidak hanya berfokus pada bug WhatsApp zero-click. Ajang ini mencakup delapan kategori target eksploitasi, termasuk berbagai perangkat populer yang kita gunakan sehari-hari:
- Samsung Galaxy S25
- Google Pixel 9
- iPhone 16
- Meta Ray-Ban Glasses
- Meta Quest 3 headset
- Printer Lexmark
- Speaker pintar Sonos
Setiap bug yang berhasil ditemukan akan langsung dilaporkan kepada vendor terkait, yang kemudian diberi waktu 90 hari untuk memperbaikinya sebelum celah tersebut diekspos ke publik. Ini adalah contoh nyata etika hacking yang bertanggung jawab, yang berkontribusi besar pada kemajuan keamanan teknologi global.
Kesimpulan
Langkah Meta untuk menggelar sayembara dengan hadiah Rp 16 miliar demi temukan bug WhatsApp dan juga riwayat program bug bounty mereka di Facebook, menegaskan bahwa keamanan siber adalah prioritas utama. Dengan lebih dari 2 miliar pengguna, WhatsApp telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan kita. Oleh karena itu, memastikan platform ini seaman mungkin adalah tanggung jawab besar.
Ini adalah kabar baik bagi kita semua, para pengguna. Semakin banyak perusahaan yang berinvestasi dalam keamanan melalui program bug bounty, semakin kecil pula risiko kita menjadi korban serangan siber. Jadi, mari kita terus dukung upaya perusahaan teknologi dalam menjaga data kita tetap aman, dan semoga para peneliti keamanan siber terbaik bisa menemukan dan menambal semua celah yang ada!
FAQ
Tanya: Berapa total hadiah yang ditawarkan Meta untuk penemu bug WhatsApp?
Jawab: Meta menawarkan hadiah hingga 1 juta dolar AS, setara dengan sekitar Rp 16 miliar, bagi yang berhasil menemukan zero-click vulnerability di WhatsApp.
Tanya: Apa yang dimaksud dengan zero-click vulnerability?
Jawab: Zero-click vulnerability adalah celah keamanan yang memungkinkan peretas menyusupi perangkat tanpa perlu interaksi atau klik dari pengguna.
Tanya: Kapan dan di mana tantangan penemuan bug WhatsApp ini akan digelar?
Jawab: Tantangan ini akan digelar di ajang Pwn2Own 2025 di Cork, Irlandia, pada 21–24 Oktober 2025.