Kejuaraan Dunia 2025: Target Emas PBSI, Aspirasi Badminton Lovers, dan Perjuangan Tim Indonesia di Paris!

Dipublikasikan 23 Agustus 2025 oleh admin
Olahraga

Yogyakarta, zekriansyah.com – Ajang bulu tangkis paling bergengsi, Kejuaraan Dunia BWF 2025, siap menggebrak Paris, Prancis, pada 25-31 Agustus mendatang. Seluruh mata pecinta bulu tangkis di dunia, termasuk para Badminton Lovers di Indonesia, akan tertuju pada Adidas Arena untuk menyaksikan para atlet terbaik beradu strategi dan kekuatan. Di tengah persiapan intensif tim Merah Putih, sorotan juga tertuju pada peran Ketua Umum PP PBSI, Fadil Imran, yang tak hanya fokus pada prestasi di lapangan, tetapi juga menyuarakan kepentingan penggemar di kancah global. Artikel ini akan mengulas tuntas persiapan, target, dan isu-isu penting seputar perjalanan tim bulu tangkis Indonesia menuju Paris.

Kejuaraan Dunia 2025: Target Emas PBSI, Aspirasi Badminton Lovers, dan Perjuangan Tim Indonesia di Paris!

Timnas Bulu Tangkis Indonesia siap berjuang di Kejuaraan Dunia 2025 Paris, optimistis raih emas demi penuhi aspirasi penggemar dan target PBSI.

Mengarungi Tantangan di Paris: Peran PBSI dan Eng Hian

Tim bulu tangkis Indonesia telah bertolak ke Paris pada 22 Agustus, membawa serta semangat kemerdekaan Republik Indonesia ke-80. Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi (Kabid Binpres) Pelatnas PP PBSI, sekaligus ketua rombongan, Eng Hian, memastikan bahwa para atlet dalam kondisi terbaik.

“Anak-anak dalam keadaan baik dan dalam kondisi prima,” ujar Eng Hian. Ia menambahkan bahwa program latihan berjalan baik dan progres atlet cukup memuaskan. Dengan hanya dua hari waktu penyesuaian di Paris, Eng Hian menekankan pentingnya menjaga pola makan dan mengatur istirahat bagi Anthony Sinisuka Ginting dan kawan-kawan. Tim pendukung pun siap membantu jika ada kendala, memastikan adaptasi berjalan mulus.

Siti Fadia Silva Ramadhanti, yang kali ini berpasangan dengan Lanny Tria Mayasari, juga mengungkapkan kesiapannya. Setelah meraih medali perak di edisi 2023, Fadia bertekad untuk “upgrade medali” di Kejuaraan Dunia 2025 ini, apalagi ini akan menjadi turnamen terakhirnya bersama Lanny.

Aspirasi Badminton Lovers yang Disuarakan Fadil Imran di Kancah Global

Di balik gegap gempita persiapan atlet, Ketua Asosiasi Bulu Tangkis Indonesia, Fadil Imran, telah aktif menyuarakan aspirasi penting bagi masa depan olahraga ini. Dalam Annual General Meeting BWF 2025 yang berlangsung di Xiamen, Tiongkok, pada 26 April 2025, Fadil Imran berbicara di hadapan perwakilan federasi dari 172 negara.

Salah satu poin krusial yang diangkat adalah kesulitan Badminton Lovers untuk menyaksikan pertandingan internasional secara gratis. “Saat ini para Badminton Lovers kesulitan untuk dapat menyaksikan pertandingan bulu tangkis internasional secara gratis karena semua tayangan turnamen utama hanya tersedia di platform berbayar,” kata Fadil. Ia menyoroti komitmen Indonesia untuk tetap menayangkan turnamen besar seperti Indonesia Open dan Indonesia Masters secara free to air di televisi nasional.

Selain itu, Fadil juga menyoroti jadwal kompetisi yang semakin padat, yang berujung pada cedera serius banyak pemain top dunia. Menurutnya, peningkatan hadiah turnamen harus sejalan dengan perhatian terhadap pertumbuhan penonton dan kesehatan atlet.

“Tanpa penggemar yang terhubung, bulu tangkis berisiko kehilangan pondasinya dan dalam jangka panjang hal ini bisa mengancam posisi bulu tangkis di platform multi event seperti Olimpiade,” tegas Fadil.

Ia mendukung profesionalisme dan pertumbuhan bulu tangkis dunia, namun menegaskan bahwa kesehatan dan keberlanjutan karier atlet juga harus menjadi perhatian bersama.

Misi Berat Tim Indonesia: Siapa Saja Andalan di Kejuaraan Dunia 2025?

PP PBSI telah menetapkan target ambisius: setidaknya satu gelar juara di Kejuaraan Dunia Bulutangkis 2025. Harapan besar ini diutamakan datang dari para pemain senior di semua sektor.

Eng Hian menegaskan, “Di Kejuaraan Dunia 2025 saya menargetkan satu gelar juara. Saya berharap dari semua sektor terutama pemain senior bisa menunjukkan prestasi.”

Indonesia mengirimkan 12 wakil terbaiknya ke Paris. Beberapa nama andalan di antaranya:

  • Tunggal Putra: Anthony Sinisuka Ginting, Jonatan Christie, Alwi Farhan
  • Tunggal Putri: Gregoria Mariska Tunjung, Putri Kusuma Wardani
  • Ganda Putra: Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto, Leo Rolly Carnando/Bagas Maulana, Sabar Karyaman Gutama/Moh Reza Pahlevi Isfahani
  • Ganda Putri: Febriana Dwipuji Kusuma/Amallia Cahaya Pratiwi, Lanny Tria Mayasari/Siti Fadia Silva Ramadhanti
  • Ganda Campuran: Rinov Rivaldy/Pitha Haningtyas Mentari, Jafar Hidayatullah/Felisha Alberta Nathaniel Pasaribu

Hasil undian yang dirilis BWF pada 13 Agustus menunjukkan jalan terjal bagi wakil Indonesia. Misalnya, Anthony Sinisuka Ginting akan langsung menghadapi wakil tuan rumah, Toma Junior Popov, di babak 64 besar. Sementara pasangan ganda seperti Leo Rolly Carnando/Bagas Maulana berpotensi langsung berhadapan dengan unggulan pertama Kim Won Ho/Seo Seung Jae (Korea) di babak 32 besar.

Eng Hian mengingatkan bahwa Kejuaraan Dunia memiliki tekanan yang hampir sama dengan Olimpiade. “Dari pertandingan pertama, pemain harus langsung in dan percaya diri,” tegasnya.

An Se-young dan Rivalitas Panas di Tunggal Putri

Sorotan tajam juga tertuju pada tunggal putri Korea Selatan, An Se-young, yang akan datang dengan status juara bertahan dan peringkat satu dunia. An mengaku tantangan terbesar justru datang dari dirinya sendiri, meskipun persiapan sempat terganggu cedera lutut yang kini sudah membaik.

Di jalur pertandingan, An berpotensi bertemu sejumlah rival tangguh, termasuk andalan Indonesia, Gregoria Mariska Tunjung, serta Michelle Li dan kompatriotnya, Sim Yu Jin. Paris sendiri menyimpan kenangan manis bagi An, di mana ia meraih emas Olimpiade dan menjuarai Prancis Terbuka tahun lalu. Namun, ia enggan terlena dan hanya ingin menunjukkan persiapan terbaiknya.

Mengulang Sejarah dan Menatap Masa Depan Bulu Tangkis Indonesia

Indonesia terakhir kali meraih gelar juara dunia pada 2019 melalui pasangan ganda putra Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan. Setelah itu, pada edisi 2023, Indonesia hanya mampu membawa pulang medali perak dari Apriyani Rahayu/Siti Fadia Silva Ramadhanti. PP PBSI berharap tren tanpa gelar ini akan berakhir di Paris.

Dukungan penuh juga diberikan kepada para pemain profesional seperti Jonatan Christie dan pasangan Sabar/Reza. Pemerintah melalui Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) juga menunjukkan dukungan kuat, seperti yang disampaikan Menpora Dito Ariotedjo saat menyaksikan simulasi Piala Sudirman 2025 di Pelatnas PBSI Cipayung. Menpora Dito bahkan menargetkan emas di Olimpiade 2028, menunjukkan komitmen jangka panjang untuk kejayaan bulu tangkis Indonesia.

Kesimpulan

Kejuaraan Dunia BWF 2025 di Paris adalah panggung besar bagi tim bulu tangkis Indonesia untuk membuktikan diri. Dengan target satu gelar juara yang diusung PP PBSI di bawah kepemimpinan Fadil Imran, serta persiapan matang yang diawasi Eng Hian, para atlet siap berjuang habis-habisan.

Di sisi lain, perjuangan Ketua Umum PP PBSI, Fadil Imran, dalam menyuarakan akses siaran gratis dan kesejahteraan atlet di tingkat global menunjukkan bahwa asosiasi tidak hanya fokus pada medali, tetapi juga pada ekosistem bulu tangkis yang lebih sehat dan inklusif bagi Badminton Lovers. Mari kita bersama-sama memberikan dukungan penuh kepada para pahlawan bulu tangkis kita. Semoga bendera Merah Putih berkibar gagah di podium juara Paris!