Yogyakarta, zekriansyah.com – Pernahkah Anda membayangkan seorang anak yang sudah kuliah di umur 9 tahun? Kedengarannya seperti kisah fiksi, bukan? Tapi, ini adalah kenyataan bagi Kairan Quazi, seorang bocah genius keturunan Amerika Serikat-Bangladesh yang kini berusia 16 tahun. Perjalanannya yang luar biasa, mulai dari menembus batas pendidikan konvensional hingga meniti karier cemerlang di perusahaan teknologi raksasa seperti SpaceX dan kini di Wall Street, membuktikan bahwa usia hanyalah angka. Artikel ini akan membawa Anda menyelami jejak bocah genius Kairan Quazi yang inspiratif, mengungkap bagaimana ia mengubah definisi “muda” dan “berprestasi” di dunia teknologi dan keuangan. Bersiaplah untuk terinspirasi!
Bocah jenius Kairan Quazi, yang memulai kuliah di usia 9 tahun, kini menjadi insinyur di Wall Street, membuktikan kecerdasan luar biasa dan kedewasaan emosional melampaui usia.
Tanda-Tanda Genius Sejak Dini: Bukan Anak Biasa
Kairan Quazi bukanlah anak biasa sejak ia lahir pada 27 Januari 2009. Ibunya, Jullia Quazi, menceritakan bahwa Kairan sudah menunjukkan temperamen yang intens dan unik sejak bayi. Bayangkan saja, di usia 2 tahun, ia sudah bisa berbicara dalam kalimat lengkap dan bahkan menceritakan kembali berita dari radio National Public Radio (NPR) kepada teman-teman serta gurunya di taman kanak-kanak!
Ketika duduk di bangku kelas 3 SD, di usianya yang baru 9 tahun, Kairan sering mengeluh bahwa tugas sekolahnya terlalu mudah dan kurang menantang. Melihat potensi luar biasa ini, orang tua, guru, dan dokter anak Kairan sepakat bahwa ia siap untuk jenjang pendidikan yang jauh lebih tinggi. Hasil tes IQ-nya pun mengkonfirmasi: Kairan berada di atas persentil 99,9 dari populasi umum, dengan kecerdasan emosional yang sangat tinggi. Ia memang seorang anak yang sangat berbakat.
Menembus Batas: Kuliah di Usia 9 Tahun dan Lulus Sarjana di 14
Mendengar saran dokter, orang tua Kairan membuat keputusan berani: menyekolahkan Kairan ke perguruan tinggi. Di umur 9 tahun, Kairan Quazi resmi menjadi mahasiswa termuda di Las Positas College, Livermore, California, sebuah community college setingkat diploma. Di sana, ia berhasil meraih gelar Associate of Science di bidang Matematika.
Hanya setahun kemudian, di usia 10 tahun, ia sudah magang di Intel Labs sebagai rekan peneliti AI. Pengalaman ini semakin mengasah bakatnya di dunia teknologi. Pada usia 11 tahun, Kairan melanjutkan pendidikannya ke Santa Clara University, mengambil jurusan Ilmu Komputer dan Teknik. Empat tahun kemudian, pada Juni 2023, di umur 14 tahun, Kairan Quazi berhasil meraih gelar Sarjana Sains.
Pencapaian ini menobatkannya sebagai lulusan sarjana termuda dalam sejarah 172 tahun Santa Clara University. Sebuah jejak bocah genius yang benar-benar memukau! Selama kuliah, ia juga aktif sebagai anggota Association for Computer Machinery dan bahkan menjadi tutor bagi mahasiswa lain.
Dari SpaceX Elon Musk ke Wall Street: Karier Gemilang Kairan Quazi
Tak perlu menunggu lama setelah kelulusan, Kairan Quazi langsung direkrut oleh perusahaan transportasi luar angkasa milik Elon Musk, SpaceX, pada Juni 2023. Di sana, ia menjabat sebagai Software Engineer untuk divisi Starlink, yang bertanggung jawab menyediakan akses internet satelit. Peran ini melibatkan pembangunan solusi berbasis data yang kompleks, membutuhkan keahlian dalam komputasi latensi rendah, pemrosesan efisiensi tinggi, dan desain sistem real-time.
Meski begitu, perjalanan Kairan tidak selalu mulus. Ia pernah berselisih dengan LinkedIn pada tahun 2023 karena akunnya dikunci lantaran usianya di bawah 16 tahun. Kairan mengkritik keras keputusan tersebut sebagai “omong kosong yang tidak logis dan primitif,” menyoroti bias usia yang sering ia alami.
Setelah dua tahun berkiprah di SpaceX, pada Agustus 2025, Kairan Quazi yang kini berusia 16 tahun membuat kejutan baru. Ia menolak tawaran dari berbagai perusahaan startup AI terkemuka di Silicon Valley dan memilih bergabung dengan Citadel Securities di New York sebagai Quantitative Developer. Keputusannya didasari oleh budaya meritokrasi dan umpan balik instan yang ditawarkan Citadel Securities, di mana ia bisa melihat hasil karyanya dalam hitungan hari, bukan bulan atau tahun. Lingkungan ini, yang menggabungkan kompleksitas riset AI dengan kecepatan tinggi dunia keuangan, sangat menarik baginya.
Sebuah Inspirasi: Melampaui Batasan Usia
Kisah Kairan Quazi adalah bukti nyata bahwa bakat dan kerja keras bisa melampaui segala batasan, termasuk usia. Ia tidak hanya menorehkan prestasi akademis dan karier yang luar biasa, tetapi juga berani mengkritik sistem tradisional yang menghambat potensi individu. Dari seorang anak yang kuliah umur 9 tahun hingga menjadi seorang profesional yang disegani di dunia teknologi dan keuangan pada usia 16 tahun, Kairan terus menginspirasi. Kini, ia telah pindah ke apartemennya sendiri di New York City, hanya 10 menit berjalan kaki dari kantor Citadel Securities. Sebuah langkah kemandirian yang menunjukkan kesiapannya menghadapi tantangan baru.
Kesimpulan
Jejak bocah genius Kairan Quazi sungguh luar biasa. Dari kemampuan berbicara yang dini, kuliah di umur 9 tahun, lulus sarjana termuda, hingga menjadi insinyur di SpaceX dan kini pengembang kuantitatif di Citadel Securities, ia telah mendefinisikan ulang arti keberhasilan di usia muda. Kisahnya menjadi pengingat bahwa potensi manusia tidak terbatas oleh usia, dan keberanian untuk menantang norma bisa membuka pintu menuju pencapaian yang tak terbayangkan. Semoga kisah Kairan Quazi ini memotivasi kita semua untuk terus belajar, berinovasi, dan tidak pernah berhenti mengejar impian, tak peduli berapa pun usia kita.