Yogyakarta, zekriansyah.com – Batam, Kepulauan Riau – Belakangan ini, isu seputar Demam Berdarah Dengue (DBD) kembali menjadi perbincangan hangat di kalangan masyarakat Batam. Dengan kasus yang terus meningkat, perhatian publik tertuju pada langkah-langkah pencegahan yang dilakukan pemerintah, termasuk salah satunya adalah fogging. Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Kota Batam, dr. Didi Kusmarjadi, menegaskan bahwa proses fogging dilakukan sesuai prosedur yang berlaku. Namun, beliau juga kembali menekankan bahwa upaya ini tidak akan maksimal tanpa partisipasi aktif dari warga.
Kepala Dinas Kesehatan Batam tegaskan fogging sesuai prosedur di tengah lonjakan kasus DBD, warga diminta aktif mencegah penyebaran penyakit.
Artikel ini akan mengupas tuntas mengapa fogging bukan satu-satunya jurus pamungkas, serta bagaimana peran Anda sebagai warga Batam diminta untuk menjadi garda terdepan dalam melawan DBD. Yuk, simak lebih lanjut!
Kasus DBD di Batam Melonjak, Alarm Waspada Berbunyi!
Situasi DBD di Batam memang sedang tidak main-main. Data terbaru menunjukkan adanya lonjakan kasus yang cukup signifikan. Hingga 21 Mei 2025, Dinas Kesehatan Kota Batam mencatat sudah ada 219 kasus DBD yang menyerang warga. Angka ini jauh melampaui total kasus pada periode yang sama di tahun sebelumnya, yang hanya 137 kasus.
Dr. Didi Kusmarjadi menyebutkan bahwa tingkat kejadian DBD (Incidence Rate/IR) di Batam mencapai 16,32 per 100.000 penduduk. Angka ini sudah di atas target nasional yang seharusnya di bawah 10 per 100.000. Meski kabar baiknya belum ada korban jiwa di tahun 2025 ini, namun tren kenaikan ini menjadi peringatan keras bagi kita semua untuk tidak lengah.
Fogging Bukan Solusi Tunggal, Peran Warga Sangat Penting
Meskipun fogging seringkali dianggap sebagai penyelamat, Kadinkes Batam, dr. Didi Kusmarjadi, menjelaskan bahwa fogging adalah salah satu upaya yang dilakukan sesuai prosedur dan fokus pada area rawan. Namun, beliau juga menegaskan bahwa fogging bukanlah solusi utama untuk memberantas DBD.
“Kami juga bekerja sama dengan puskesmas untuk melakukan sosialisasi dan fogging di daerah rawan. Namun, fogging bukan solusi utama, karena hanya membunuh nyamuk dewasa. Yang paling penting adalah mencegah perkembangbiakan nyamuk dengan menjaga kebersihan lingkungan,” ujar dr. Didi.
Ini artinya, meskipun nyamuk dewasa mati karena asap fogging, telur-telur nyamuk yang sudah ada bisa menetas dan menyebabkan wabah baru jika lingkungan tetap kotor. Di sinilah peran aktif warga diminta untuk mengambil bagian dalam Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) secara berkelanjutan.
Mengenal Lebih Dekat Gerakan 3M Plus: Kunci Utama Pencegahan
Untuk itu, Dinas Kesehatan Kota Batam terus menggalakkan Gerakan 3M Plus. Ini adalah langkah sederhana namun sangat efektif yang bisa kita lakukan sehari-hari:
- Menguras: Bersihkan bak mandi, tempat penampungan air, dan wadah lain yang bisa menjadi sarang jentik nyamuk minimal seminggu sekali.
- Menutup: Pastikan semua tempat penampungan air tertutup rapat agar nyamuk tidak bisa masuk dan bertelur.
- Mendaur ulang: Manfaatkan atau singkirkan barang-barang bekas yang berpotensi menampung air hujan, seperti ban bekas, kaleng, atau botol.
- Plus: Ini adalah tambahan upaya lain seperti menaburkan bubuk larvasida (Abate) pada penampungan air yang sulit dikuras, memelihara ikan pemakan jentik, menggunakan kelambu saat tidur, atau mengoleskan losion anti nyamuk.
Gerakan “Satu Rumah Satu Jumantik” (G1R1J): Benteng Pertahanan dari Rumah
Selain 3M Plus, Dinkes Batam juga menggencarkan program Gerakan Satu Rumah Satu Jumantik (G1R1J). Program ini mendorong setiap rumah tangga untuk memiliki satu orang anggota keluarga yang bertugas sebagai juru pemantau jentik (Jumantik). Tugasnya sederhana, yaitu memantau dan memastikan tidak ada jentik nyamuk di lingkungan rumah masing-masing.
Melalui G1R1J, diharapkan kesadaran dan tanggung jawab individu dalam menjaga kebersihan lingkungan bisa meningkat, menciptakan benteng pertahanan yang kuat dari dalam rumah tangga.
Apa yang Harus Dilakukan Jika Curiga Terkena DBD?
Jika Anda atau anggota keluarga mengalami gejala seperti demam tinggi mendadak, nyeri sendi, atau muncul bintik merah di kulit, jangan tunda lagi! Segera periksakan diri ke puskesmas atau fasilitas kesehatan terdekat. Penanganan dini adalah kunci untuk menghindari komplikasi serius dari DBD.
Kesimpulan
Lonjakan kasus DBD di Batam adalah panggilan bagi kita semua untuk bertindak. Langkah fogging oleh Kadinkes Batam sudah dilakukan sesuai prosedur, namun upaya ini perlu didukung penuh oleh seluruh warga. Mari bersama-sama menjadi agen perubahan dengan aktif menerapkan Gerakan 3M Plus dan mendukung program Satu Rumah Satu Jumantik. Dengan kerja sama dan kesadaran kolektif, kita bisa menciptakan lingkungan Batam yang bersih, sehat, dan bebas dari ancaman DBD. Ingat, mencegah selalu lebih baik daripada mengobati!