Kabel Laut Merah Putus: Kenapa Internet di Asia Melambat dan Apa yang Perlu Anda Tahu?

Dipublikasikan 7 September 2025 oleh admin
Teknologi Dan Gadget

Yogyakarta, zekriansyah.com – Bayangkan saja, dunia kita sekarang ini terhubung oleh jaringan super cepat yang tak terlihat, membentang di bawah lautan luas. Nah, jaringan ini adalah kabel bawah laut, semacam jalan tol utama untuk data internet kita. Baru-baru ini, tepatnya di awal September 2025, kabar kurang menyenangkan datang dari Laut Merah: beberapa jalur kabel laut merah putus, dan ini berdampak serius pada akses internet Asia serta wilayah lain di dunia.

Kabel Laut Merah Putus: Kenapa Internet di Asia Melambat dan Apa yang Perlu Anda Tahu?

Kerusakan kabel laut di Laut Merah menyebabkan gangguan pada 25% lalu lintas data Asia-Eropa, berdampak pada kelambatan internet di sejumlah negara.

Artikel ini akan mengupas tuntas apa yang sebenarnya terjadi, mengapa insiden ini begitu penting, dan bagaimana dampaknya bisa sampai ke perangkat Anda di Indonesia. Mari kita selami bersama agar kita semua tidak kaget saat internet tiba-tiba terasa “lemot” atau lambat.

Jaringan Internet Global Terganggu: Apa yang Sebenarnya Terjadi?

Pada Minggu, 7 September 2025, berita tentang putusnya kabel bawah laut di Laut Merah mulai menyebar. Perusahaan teknologi raksasa seperti Microsoft melaporkan adanya peningkatan latensi (keterlambatan) di Timur Tengah, yang diakibatkan oleh masalah pada serat optik bawah laut di Laut Merah. Tak hanya itu, NetBlocks, pemantau akses internet global, juga mengonfirmasi adanya “serangkaian gangguan kabel bawah laut” yang menurunkan konektivitas di beberapa negara, termasuk India dan Pakistan.

Perusahaan telekomunikasi HGC Global Communications yang berbasis di Hong Kong menyebutkan bahwa tiga jaringan kabel utama yang terputus adalah Asia-Africa-Europe 1 (AAE-1), Europe India Gateway (EIG), dan Seacom-TGN-Gulf. Kerusakan ini memengaruhi sekitar 25 persen lalu lintas komunikasi yang melintasi Laut Merah, yang merupakan rute krusial untuk pergerakan data antara Asia dan Eropa. Bahkan, sekitar 80% lalu lintas internet dari Asia melewati jalur ini.

Siapa Saja yang Merasakan Dampaknya?

Dampak dari gangguan internet Asia ini terasa luas. Negara-negara seperti India, Pakistan, dan beberapa wilayah di Timur Tengah mengalami penurunan konektivitas yang signifikan. Di Indonesia sendiri, beberapa wilayah seperti Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara juga sempat merasakan imbasnya berupa internet yang melambat, koneksi tidak stabil, dan kesulitan mengakses layanan online.

Tidak hanya pengguna biasa, layanan cloud besar seperti Microsoft Azure juga mengalami gangguan signifikan. Banyak netizen di media sosial X (dulu Twitter) mengeluhkan lambatnya jaringan internet mereka, bahkan ada yang berseloroh, “Kabel serat optik bawah laut di Laut Merah putus, dampaknya segede ini,” dan “Back to purba kalau sosmed down.” Ini menunjukkan betapa vitalnya infrastruktur ini bagi kehidupan sehari-hari kita.

Mengapa Laut Merah Jadi Titik Krusial Internet Dunia?

Laut Merah bukan sekadar perairan biasa; ia adalah jalur data vital bagi konektivitas internet global. Bayangkan, ada sekitar 14 jaringan kabel bawah laut yang melintasi Laut Merah, dengan enam jaringan baru yang rencananya akan dibangun. Para ahli memperkirakan bahwa lebih dari 90 persen komunikasi antara Eropa dan Asia melintasi kabel-kabel ini.

Laut Merah menjadi jembatan penting yang menghubungkan benua-benua, menjadikannya arteri utama bagi pergerakan data. Oleh karena itu, gangguan sekecil apa pun di area ini bisa memicu efek domino yang terasa hingga ke belahan dunia lain.

Misteri di Balik Putusnya Kabel: Disengaja atau Kecelakaan?

Penyebab pasti putusnya kabel-kabel ini masih menjadi misteri. Namun, beberapa spekulasi dan teori muncul ke permukaan:

  • Kekhawatiran Serangan Houthi: Sejak kelompok Houthi mulai menyerang kapal-kapal di Laut Merah sebagai bentuk dukungan bagi Hamas, kekhawatiran bahwa mereka akan menargetkan kabel bawah laut juga muncul. Meskipun Houthi telah membantah tudingan ini, sebuah akun Telegram yang terkait dengan mereka pernah merilis peta jaringan kabel komunikasi bawah laut di Laut Merah pada Desember 2023, disertai pesan tentang posisi strategis Yaman di jalur internet global.
  • Terseret Jangkar Kapal: Salah satu teori yang paling kuat adalah kerusakan akibat jangkar kapal. Seacom, salah satu perusahaan yang kabelnya terdampak, mengindikasikan bahwa segmen yang terganggu terletak di yurisdiksi maritim Yaman di bagian selatan Laut Merah. Mereka menduga kerusakan ini sangat mungkin disebabkan oleh seretan jangkar kapal, mengingat banyaknya lalu lintas pelayaran di kawasan tersebut dan dasar laut yang dangkal di banyak bagian Laut Merah. Insiden serupa pernah terjadi pada Maret 2024, di mana jangkar milik kapal kargo yang ditenggelamkan militan Houthi terseret ke dasar laut dan memutuskan beberapa kabel.

Pemerintah Yaman di pengasingan juga sempat memperingatkan adanya rencana Houthi untuk menargetkan kabel bawah laut. Terlepas dari penyebab pastinya, insiden ini menyoroti kerapuhan infrastruktur digital yang menjadi tulang punggung dunia modern.

Berapa Lama Perbaikan Akan Berlangsung?

Perbaikan kabel bawah laut bukanlah pekerjaan yang mudah dan cepat. Direktur Digital Seacom, Prenesh Padayachee, menyatakan bahwa perusahaannya memerlukan izin dari otoritas maritim Yaman untuk memperbaiki kabel yang rusak, dan proses perbaikan bisa memakan waktu hingga delapan minggu. Sementara itu, lalu lintas komunikasi klien akan dialihkan ke jalur lain, meski ini bisa menyebabkan latensi yang lebih tinggi.

Kapal perbaikan khusus yang dilengkapi dengan crane, robot bawah laut, dan instrumen pemetaan diperlukan untuk menjangkau dan memperbaiki kabel di kedalaman laut. Proses ini bisa memakan waktu beberapa hari hingga beberapa minggu, tergantung pada lokasi kerusakan dan kondisi laut.

Pelajaran untuk Indonesia: Pentingnya Infrastruktur Kabel Laut

Insiden di Laut Merah ini menjadi pengingat penting bagi kita, terutama Indonesia sebagai negara kepulauan. Lebih dari 99 persen trafik internet di Indonesia bergantung pada infrastruktur kabel bawah laut. Kabel-kabel ini bukan hanya mendukung konektivitas digital, tetapi juga memengaruhi perputaran ekonomi nasional, mulai dari transaksi digital seperti QRIS hingga penciptaan lapangan kerja di sektor jasa.

Kita sudah sering mengalami kejadian serupa di dalam negeri:

  • 2021: Kabel optik bawah laut yang menghubungkan Sarmi dan Biak di Papua putus, menyebabkan gangguan telekomunikasi parah.
  • 2019: Kabel optik bawah laut di Selat Malaka putus, mengganggu internet di Sumatera, Kalimantan, dan Sulawesi.
  • 2017: Kabel optik bawah laut di Teluk Jakarta putus, memengaruhi internet di Jakarta dan sekitarnya.
  • Maret 2024: Seperti yang disebutkan sebelumnya, kabel optik di Laut Merah juga mengalami putus, yang berdampak pada koneksi internet di beberapa wilayah Indonesia, seperti Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara.

Sayangnya, waktu perbaikan kerusakan kabel bawah laut di Indonesia masih tergolong lama, rata-rata melebihi 30 hari, bahkan bisa mencapai dua bulan. Hal ini diperparah dengan regulasi yang berbelit-belit dan tumpang tindih, sehingga menghambat investasi dan pemeliharaan infrastruktur vital ini.

Kesimpulan

Putusnya kabel laut merah di awal September 2025 ini adalah pengingat betapa rentannya konektivitas global kita terhadap gangguan. Dari internet Asia terganggu hingga layanan cloud yang melambat, dampak yang dirasakan sangat nyata dalam kehidupan sehari-hari. Meskipun upaya perbaikan terus dilakukan, insiden ini menegaskan kembali urgensi untuk memiliki sistem yang lebih tangguh dan terkoordinasi dalam menjaga infrastruktur digital bawah laut.

Semoga dengan pemahaman yang lebih baik tentang pentingnya kabel-kabel ini, kita bisa lebih menghargai peran teknologi yang seringkali tak terlihat ini, dan mendorong pemerintah serta pihak terkait untuk terus berinvestasi dalam keamanan dan keandalan “jalan tol data” bawah laut kita.

FAQ

Tanya: Apa penyebab utama putusnya kabel laut di Laut Merah?
Jawab: Penyebab pasti putusnya kabel laut di Laut Merah masih dalam penyelidikan, namun umumnya insiden serupa disebabkan oleh aktivitas kapal jangkar, gempa bumi bawah laut, atau kerusakan alami.

Tanya: Mengapa putusnya kabel laut di Laut Merah berdampak pada internet di Asia?
Jawab: Laut Merah merupakan jalur krusial bagi kabel bawah laut yang menghubungkan Asia dengan Eropa dan Afrika, sehingga putusnya kabel di sana mengganggu lalu lintas data global.

Tanya: Apa yang dimaksud dengan latensi dalam konteks gangguan internet ini?
Jawab: Latensi adalah waktu tunda yang dibutuhkan data untuk berpindah dari satu titik ke titik lain, sehingga peningkatan latensi membuat koneksi internet terasa lebih lambat.

Tanya: Apakah ada solusi untuk mengatasi masalah putusnya kabel laut ini?
Jawab: Perusahaan telekomunikasi akan melakukan perbaikan kabel yang terputus dan mengalihkan lalu lintas data melalui kabel cadangan untuk meminimalkan dampak gangguan.