Intelijen AS Ungkap Serangan Gagal Hancurkan Pusat Nuklir Iran: Hanya Terhambat Beberapa Bulan?

Dipublikasikan 26 Juni 2025 oleh admin
Berita Dunia

Beberapa waktu lalu, dunia dikejutkan dengan kabar serangan militer besar-besaran Amerika Serikat (AS) terhadap fasilitas nuklir Iran. Presiden AS Donald Trump bahkan mengklaim operasi ini sukses besar dan meluluhlantakkan program nuklir Teheran. Namun, benarkah demikian? Laporan terbaru dari badan intelijen AS justru mengungkapkan cerita yang berbeda. Artikel ini akan mengupas tuntas bukti-bukti dan analisis para ahli mengenai dampak sebenarnya dari serangan tersebut, agar Anda bisa memahami gambaran lengkap situasi yang sedang terjadi.

Intelijen AS Ungkap Serangan Gagal Hancurkan Pusat Nuklir Iran: Hanya Terhambat Beberapa Bulan?

Klaim Sukses Fantastis vs. Realitas Intelijen

Setelah serangan udara pada 22 Juni 2025 yang menargetkan tiga fasilitas nuklir utama Iran – Fordow, Natanz, dan Isfahan – Presiden Donald Trump langsung menyatakan kemenangan mutlak. Ia bahkan menyebut serangan itu sebagai yang paling sukses dalam sejarah, mengklaim bahwa Fordow “sudah tidak ada” dan “kehancuran total” terjadi di semua lokasi. Sekretaris Pers Gedung Putih, Karoline Leavitt, juga mendukung klaim ini, menegaskan bahwa 14 bom seberat 30.000 pon (sekitar 13,6 ton) yang dijatuhkan pada target akan menyebabkan “pemusnahan total”.

Namun, klaim gembar-gembor ini ternyata dibantah oleh penilaian awal dari Badan Intelijen Pertahanan (DIA) Pentagon. Menurut laporan yang bocor dan dikutip oleh beberapa media terkemuka, serangan AS hanya menyebabkan kerusakan terbatas dan kemungkinan hanya menunda program nuklir Iran dalam beberapa bulan saja, paling lama.

“Hasil penilaiannya adalah, AS hanya menunda program nuklir Iran dalam beberapa bulan paling lama,” kata seorang sumber yang diberi pengarahan tentang laporan DIA.

Gedung Putih menolak laporan ini, menyebutnya sebagai “upaya untuk merendahkan Presiden Trump” dan “mendiskreditkan pilot pesawat tempur pemberani”. Namun, mereka tidak memberikan bukti yang menentang temuan intelijen tersebut.

Kondisi Fasilitas Nuklir Iran Pasca-Serangan: Apa Kata Citra Satelit?

Untuk mengetahui dampak sebenarnya, para ahli nuklir dan analis citra satelit independen mulai melakukan investigasi. Citra satelit komersial dari Maxar Technologies menunjukkan bahwa fasilitas nuklir Fordow, yang disebut Trump “sudah tidak ada”, memang mengalami kerusakan parah di permukaan. Terlihat enam lubang tempat bom menghantam fasilitas itu dan tanah di sekitarnya rusak serta tertutup debu.

Namun, masalahnya adalah, banyak bagian inti fasilitas nuklir Iran dibangun sangat dalam di bawah tanah. Jeffrey Lewis, seorang ahli nuklir dari Middlebury Institute of International Studies, menyatakan bahwa serangan itu “tidak lengkap” jika hanya berhenti di situ. Mengapa? Karena:

  • Persediaan uranium yang diperkaya: Laporan intelijen menyebutkan bahwa persediaan uranium yang diperkaya milik Iran tidak hancur. Bahkan, ada spekulasi kuat bahwa sebagian besar uranium bermuatan 60% mendekati mutu senjata telah dipindahkan ke lokasi rahasia sebelum serangan AS pada Minggu (22/6) pekan lalu. Citra satelit Maxar bahkan menangkap aktivitas tidak biasa seperti antrean kendaraan di luar pintu masuk Fordow sebelum serangan.
  • Sentrifus masih utuh: Beberapa sumber intelijen menyebutkan bahwa sentrifus, alat vital untuk pengayaan uranium, sebagian besar masih utuh dan tidak rusak signifikan.
  • Sulit dievaluasi dari satelit: Decker Eveleth dari CNA Corporation mengakui sulit mengonfirmasi kerusakan bagian dalam Fordow karena “terkubur terlalu dalam untuk bisa dievaluasi berdasarkan citra satelit”.

Tabel berikut merangkum kondisi perkiraan di tiga fasilitas utama yang diserang, berdasarkan laporan intelijen dan analisis ahli:

Fasilitas Nuklir Klaim AS (Trump/Gedung Putih) Penilaian Intelijen/Ahli Catatan Tambahan
Fordow Hancur total, sudah tidak ada Kerusakan permukaan parah, inti bawah tanah utuh. Uranium kemungkinan dipindahkan. Terlihat 6 lubang bekas bom.
Natanz Hancur total Kerusakan permukaan, inti bawah tanah utuh. Bom GBU-57 digunakan.
Isfahan Hancur total Kerusakan terbatas, inti bawah tanah utuh. Diserang rudal Tomahawk, bukan bom penghancur bunker. Terkubur lebih dalam.

Mengapa Serangan Gagal Hancurkan Total?

Ada beberapa faktor yang diduga menjadi alasan mengapa serangan AS tidak mampu melumpuhkan program nuklir Iran sepenuhnya, seperti yang diklaim:

  1. Struktur Bawah Tanah yang Sangat Dalam: Fasilitas nuklir Iran, terutama Fordow dan Isfahan, dibangun jauh di bawah tanah dan dirancang untuk tahan terhadap serangan berat. Meskipun AS menggunakan bom penghancur bunker GBU-57 Massive Ordnance Penetrator (MOP) yang sangat kuat, bom ini mungkin tidak cukup untuk menembus kedalaman maksimal dan menghancurkan semua komponen inti. Isfahan bahkan diserang dengan rudal Tomahawk dari kapal selam, bukan MOP, karena diduga terlalu dalam untuk ditembus bom tersebut.
  2. Pemindahan Uranium Sebelum Serangan: Aktivitas mencurigakan yang terekam citra satelit sebelum serangan menunjukkan kemungkinan besar Iran telah memindahkan persediaan uranium yang diperkaya ke lokasi rahasia. Hal ini membuat bom AS hanya mengenai fasilitas kosong atau dengan komponen yang tidak esensial.
  3. Fasilitas Rahasia Lain: Pejabat AS sendiri meyakini bahwa Iran memiliki fasilitas nuklir rahasia lain yang tidak menjadi sasaran serangan dan tetap beroperasi. Ini berarti, bahkan jika fasilitas yang diserang hancur, program nuklir Iran masih bisa berlanjut di tempat lain.

Respons Iran dan Implikasi ke Depan

Pihak Iran sendiri dengan tegas membantah klaim AS mengenai kehancuran total. Mohammad Eslami, Kepala Organisasi Energi Atom Iran, menyatakan bahwa rencana pemulihan sudah disiapkan sebelumnya, dan produksi serta layanan nuklir tidak akan terganggu. Bahkan, Manan Raeisi, anggota parlemen Iran yang mewakili Qom (provinsi Fordow berada), menyebut serangan itu “dangkal” dan “sebagian besar dampaknya hanya di permukaan dan mudah diperbaiki”.

Badan Energi Atom Internasional (IAEA) juga mengonfirmasi bahwa tidak ada peningkatan tingkat radiasi di luar lokasi yang diserang, menunjukkan bahwa tidak ada kerusakan parah pada inti fasilitas yang bisa menyebabkan kebocoran radioaktif.

Meskipun gencatan senjata antara Iran dan Israel telah berlaku, kekhawatiran internasional tetap ada. Presiden Perancis Emmanuel Macron memperingatkan bahwa risiko Iran memperkaya uranium secara diam-diam justru meningkat setelah fasilitasnya dihantam. Ini menunjukkan bahwa meskipun serangan mungkin tidak menghancurkan secara fisik, dampaknya terhadap stabilitas regional dan upaya non-proliferasi nuklir masih menjadi pertanyaan besar.

Kesimpulan

Jadi, meskipun Presiden AS Donald Trump menggembar-gemborkan keberhasilan besar dalam melumpuhkan program nuklir Iran, laporan intelijen AS dan analisis para ahli independen justru menunjukkan gambaran yang berbeda. Serangan udara memang menyebabkan kerusakan di permukaan, namun komponen inti dan persediaan uranium Iran kemungkinan besar tetap utuh, atau bahkan telah dipindahkan sebelum serangan. Dampaknya disebut hanya menunda program nuklir Iran dalam hitungan bulan, bukan melenyapkannya sepenuhnya. Situasi ini tentu saja menimbulkan pertanyaan serius mengenai efektivitas serangan militer semacam ini dan masa depan program nuklir Iran di tengah ketegangan regional.

FAQ

Tentu, ini dia bagian FAQ yang relevan dan optimal untuk Google Snippet:

Tanya: Benarkah serangan AS berhasil hancurkan pusat nuklir Iran?
Jawab: Laporan intelijen AS justru mengungkap serangan tersebut hanya menyebabkan kerusakan terbatas. Serangan itu kemungkinan hanya menunda program nuklir Iran selama beberapa bulan.

Tanya: Fasilitas nuklir Iran mana saja yang diserang AS?
Jawab: Tiga fasilitas nuklir utama Iran yang menjadi target serangan AS adalah Fordow, Natanz, dan Isfahan. Serangan ini terjadi pada 22 Juni 2025.

Tanya: Apa klaim awal Presiden AS Donald Trump mengenai serangan tersebut?
Jawab: Presiden Trump mengklaim operasi tersebut sukses besar dan meluluhlantakkan program nuklir Iran. Ia menyebut Fordow “sudah tidak ada” dan terjadi “kehancuran total” di semua lokasi.

Tanya: Bagaimana dampak sebenarnya dari serangan AS menurut intelijen?
Jawab: Penilaian awal dari badan intelijen AS menunjukkan serangan tersebut hanya menyebabkan kerusakan terbatas. Dampaknya diperkirakan hanya menunda program nuklir Iran selama beberapa bulan.