Yogyakarta, zekriansyah.com – Kemenangan adalah kemenangan, dan Timnas Inggris berhasil mengamankan tiga poin krusial saat menjamu Andorra di ajang Kualifikasi Piala Dunia 2026. Di bawah arahan pelatih kawakan Thomas Tuchel, skuad The Three Lions sukses menundukkan tamunya dengan skor 2-0 di Villa Park pada Sabtu (6/9/2025). Hasil ini tentu saja berbuah manis bagi posisi Inggris di puncak klasemen grup.
Namun, seperti halnya seorang koki yang mencicipi hidangannya, Tuchel punya penilaian tersendiri. Meski hasil Inggris Andorra taktik Tuchel berbuah manis dalam bentuk tiga poin, sang pelatih asal Jerman ini tak segan melontarkan kritik pedas terhadap performa beberapa pemainnya, khususnya di lini serang. Artikel ini akan mengupas tuntas kemenangan Inggris, strategi Tuchel, dan evaluasi menarik pasca-laga.
Kemenangan yang Diraih dengan Strategi Jitu Thomas Tuchel
Pertandingan di Villa Park berjalan dengan tempo yang cukup lambat di babak pertama. Timnas Inggris, yang diperkuat beberapa pemain inti, mendominasi penguasaan bola, sementara Andorra memilih strategi bertahan yang sangat rapat dengan formasi 5-4-1. Barisan pertahanan Andorra memang menyulitkan The Three Lions untuk menembus.
Gol pembuka yang dinanti-nantikan akhirnya tercipta pada menit ke-25. Berawal dari umpan silang Noni Madueke, bek Andorra, Christian Gonzalez, justru salah mengantisipasi dan mencetak gol bunuh diri, membuat Inggris unggul 1-0. Skor ini bertahan hingga jeda.
Memasuki babak kedua, Thomas Tuchel melakukan penyesuaian taktik yang signifikan. Rotasi dan instruksi yang lebih agresif membuat permainan Inggris jauh lebih hidup dan efisien. Tekanan berkelanjutan inilah yang akhirnya membuahkan hasil. Pada menit ke-67, Reece James mengirim umpan silang akurat yang diselesaikan dengan sundulan terukur oleh Declan Rice, menggandakan keunggulan menjadi 2-0. Gol ini sekaligus mengunci kemenangan Inggris atas Andorra dan memastikan tiga poin krusial dalam perburuan tiket ke Piala Dunia 2026.
Di Balik Skor Manis: Kritik Tajam Tuchel untuk Lini Serang
Meski menang 2-0 dan mempertahankan rekor tak terkalahkan serta clean sheet di bawah asuhannya, Thomas Tuchel tidak sepenuhnya puas. Ia merasa timnya seharusnya bisa mencetak lebih banyak gol dan menunjukkan kreativitas yang lebih baik, terutama mengingat Andorra adalah tim dengan peringkat FIFA yang jauh di bawah Inggris.
“Energi tim sudah tepat, kualitasnya ada, dan kami seharusnya mencetak lebih banyak gol. Setelah gol pertama, kami kehilangan fokus 10–15 menit dengan terlalu banyak kehilangan bola. Babak kedua lebih baik, tapi gol kedua seharusnya datang lebih cepat,” ungkap Tuchel, seperti dikutip dari Ligaolahraga.com.
Sorotan Khusus untuk Eze, Madueke, dan Rashford
Tuchel secara spesifik menyoroti penampilan tiga pemain di lini serang: Eberechi Eze, Noni Madueke, dan Marcus Rashford.
-
Eberechi Eze:
Tuchel menilai Eze, yang bermain sebagai gelandang serang (nomor 10), tidak berada dalam performa terbaiknya. “Mungkin Ebs tidak menunjukkan performa terbaiknya di posisi nomor 10. Dia berlatih sangat baik, tetapi dia kesulitan dalam pengambilan keputusan,” kata Tuchel, yang juga menjadi sinyal bagi Arsenal, klub baru Eze. -
Noni Madueke:
Winger muda ini juga tak luput dari kritik. Tuchel merasa “Umpan terakhir dari Noni kurang tajam,” dan “keputusan terakhir dari Noni tidak cukup klinis.” Ia juga menyoroti kurangnya konsentrasi Madueke saat melakukan tekanan balik. -
Marcus Rashford:
Penyerang Manchester United ini juga dinilai gagal memberikan kontribusi maksimal. Ia kesulitan menemukan ruang di antara rapatnya pertahanan Andorra dan melewatkan beberapa peluang.
Bintang Baru yang Bersinar: Elliot Anderson
Di tengah kritik untuk lini serang, ada satu nama yang mendapat pujian khusus dari Tuchel, yaitu Elliot Anderson. Gelandang muda Nottingham Forest ini menjalani debutnya bersama tim senior Inggris dan tampil penuh percaya diri. Dengan tingkat keberhasilan umpan mencapai 95% dan dua kali memenangkan duel udara, Anderson bahkan disebut sebagai Man of the Match oleh beberapa media.
Ujian Sesungguhnya Menanti: Laga Kontra Serbia
Kemenangan atas Andorra memang penting, tetapi Thomas Tuchel menyadari bahwa tantangan sesungguhnya akan segera datang. Inggris akan menghadapi Serbia pada 9 September 2025 di Belgrade. Laga tandang ini diprediksi akan menjadi ujian yang jauh lebih berat.
Tuchel menegaskan bahwa Serbia adalah tim yang kuat secara fisik, langsung, dan berbahaya. “Kami belajar banyak dari pertandingan ini dan saya senang untuk para pemain. Sekarang kami akan membuktikan diri di Belgrade melawan Serbia,” tegasnya.
Saat ini, Inggris kokoh di puncak klasemen Grup K dengan 12 poin dari empat pertandingan, unggul lima angka dari Serbia di posisi kedua. Sebuah kemenangan di Belgrade akan semakin memperbesar peluang Timnas Inggris untuk mengamankan tiket ke putaran final Piala Dunia 2026 di Amerika Serikat, Kanada, dan Meksiko.
Kesimpulan
Hasil Inggris vs Andorra dengan skor 2-0 memang menunjukkan bahwa taktik Thomas Tuchel berbuah manis dalam meraih kemenangan dan menjaga rekor sempurna di Kualifikasi Piala Dunia 2026. Namun, kemenangan ini juga menjadi pengingat penting bagi Tuchel dan para pemainnya akan perlunya peningkatan, terutama dalam hal kreativitas dan penyelesaian akhir.
Evaluasi tajam dari sang pelatih menunjukkan bahwa ia tidak mudah berpuas diri. Laga kontra Serbia akan menjadi panggung di mana Inggris harus membuktikan bahwa mereka bukan hanya bisa menang, tetapi juga tampil meyakinkan sebagai salah satu tim terbaik di dunia. Kita nantikan bagaimana The Three Lions akan menjawab tantangan ini!