Yogyakarta, zekriansyah.com – Siapa sangka, di tengah berbagai gejolak ekonomi global, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kita terus menunjukkan performa yang membanggakan? Barometer pasar modal Indonesia ini belakangan memang sedang “gaspol” alias melaju kencang, menciptakan optimisme di kalangan investor. Lebih menariknya lagi, saham emiten baru yang baru melantai di bursa pun tak kalah menarik perhatian, bahkan ada yang terus menyala terang!
IHSG mencatatkan kenaikan signifikan di tengah gejolak ekonomi global, didukung oleh performa cemerlang saham emiten baru di bursa.
Yuk, kita bedah lebih dalam mengapa IHSG menanjak dan apa saja yang membuat saham emiten baru terus menyala di tengah dinamika pasar ini.
Mengapa IHSG Kembali “Gaspol”? Sentimen Positif Mengalir Deras
Beberapa waktu terakhir, pergerakan IHSG memang menarik perhatian. Pada perdagangan Selasa, 15 Juli 2025, misalnya, IHSG dibuka menguat tipis ke level 7.100,95 dan tak lama kemudian melonjak hingga 7.136,84. Ini hanyalah salah satu cerminan dari tren positif yang sedang berlangsung. Lantas, apa saja pendorongnya?
- Kabar Baik dari Negosiasi Dagang RI-AS: Ini adalah salah satu katalis terbesar! Presiden AS Donald Trump telah memundurkan batas waktu pemberlakuan tarif timbal balik menjadi 1 Agustus 2025. Bahkan, kabar terbaru menyebutkan tarif yang semula 32% berpotensi turun menjadi 19%. Tentunya, ini adalah angin segar yang membuka ruang negosiasi dan menjaga kepentingan nasional Indonesia, serta berpotensi mendorong geliat ekonomi.
- Aksi Beli Investor Asing: Investor asing kembali menunjukkan kepercayaannya pada pasar Indonesia. Tercatat, pada satu sesi perdagangan, nilai pembelian bersih investor asing di pasar reguler Bursa Efek Indonesia (BEI) mencapai lebih dari Rp1 triliun. Hal ini menjadi sinyal positif kuat bagi pergerakan IHSG ke depan.
- Optimisme Pasar Global: Bursa saham Wall Street seperti Dow Jones, S&P 500, dan Nasdaq juga menunjukkan penguatan. Sentimen positif dari pasar global ini turut menular ke pasar domestik.
- Sektor-Sektor Unggulan Merekah: Beberapa sektor di BEI turut berkontribusi dalam penguatan IHSG, di antaranya adalah sektor infrastruktur, energi, dan barang baku. Ini menunjukkan adanya perbaikan fundamental di sektor-sektor kunci tersebut.
Dengan berbagai sentimen positif ini, tidak heran jika IHSG diprediksi akan melanjutkan penguatan, bahkan dengan level resistance di kisaran 7.290 hingga 7.350.
Gebrakan Emiten Baru: Jumbo Makin Berani, Ritel Melirik Lagi?
Di tengah riuhnya penguatan IHSG, fenomena menarik juga terjadi pada saham emiten baru alias perusahaan yang baru melantai di bursa melalui Penawaran Umum Perdana (IPO). Meski sempat diwarnai tren koreksi pasar di awal tahun 2025, minat perusahaan beraset besar untuk IPO justru tak surut.
- IPO Beraset Besar Tetap Perkasa: Sejak awal tahun 2025 hingga Maret, 10 emiten baru berhasil menghimpun dana IPO sebesar Rp3,88 triliun. Menariknya, dua di antaranya mampu menggalang dana jumbo, yaitu PT Raharja Energi Cepu Tbk (RATU) dengan Rp2,3 triliun dan PT Bangun Kosambi Sukses Tbk (CBDK) dengan Rp0,62 triliun. Meskipun jumlah perusahaan IPO secara keseluruhan menurun dibanding tahun-tahun sebelumnya, nilai dana yang dihimpun justru lebih besar per perusahaan.
- Daya Tahan Fundamentalis: Mengapa perusahaan beraset besar tetap percaya diri? Kuncinya ada pada fundamental yang kuat dan potensi kapitalisasi pasar yang lebih besar. Saham-saham seperti RATU dan CBDK, meski sempat terkoreksi dari harga tertingginya, tetap menunjukkan pertumbuhan signifikan dari harga IPO-nya. Bandingkan dengan beberapa emiten beraset kecil yang harganya justru terperosok setelah IPO.
- Prospek Bisnis Menjanjikan: Perusahaan yang berani IPO di tengah pasar yang dinamis umumnya memiliki prospek bisnis yang cerah dan relevan dengan tren sektoral yang sedang naik daun, seperti energi terbarukan, kesehatan, dan manufaktur. Contohnya, PT Medela Potentia, distributor farmasi dan produsen alat kesehatan, yang menargetkan pertumbuhan pendapatan 11-12% setelah IPO, yakin karena bergerak di industri defensif. Produsen permen Yupi, PT Yupi Indo Jelly Gum, juga berencana menghimpun dana jumbo untuk ekspansi pabrik dan bisnis.
Ini menunjukkan bahwa investor semakin selektif. Mereka lebih tertarik pada saham emiten baru yang didukung oleh fundamental perusahaan yang solid dan valuasi yang wajar, bukan sekadar “ikut-ikutan” tren.
Saham Unggulan Ikut Beraksi: Peluang di Tengah Kenaikan IHSG
Tak hanya emiten baru, saham-saham unggulan atau blue chip juga turut merasakan dampak positif dari penguatan IHSG. Investor asing dan domestik mulai kembali melirik dan mengakumulasi saham-saham yang menjadi tulang punggung pasar.
- Bank-Bank Besar Jadi Andalan: Saham perbankan raksasa seperti BBCA, BMRI, BBRI, dan BBNI kerap menjadi target akumulasi investor. Pergerakan saham-saham ini memiliki bobot besar dalam mendongkrak IHSG.
- Emiten Lain yang Patut Dicermati: Selain perbankan, beberapa analis juga merekomendasikan saham-saham lain yang menarik, seperti INDF (Indofood Sukses Makmur), TKIM (Pabrik Kertas Tjiwi Kimia), PGEO (Pertamina Geothermal Energy), ACES (Aspirasi Hidup Indonesia), AUTO (Astra Otoparts), dan TPIA (Chandra Asri Pacific). Bahkan, investor legendaris Lo Kheng Hong terlihat menambah kepemilikannya di saham PGAS, mengungguli manajer investasi global sekalipun.
Ini menunjukkan bahwa meskipun pasar bergejolak, selalu ada peluang di saham-saham dengan fundamental yang kuat dan prospek bisnis yang jelas.
Kesimpulan: Tetap Optimis, Tetap Waspada
IHSG menanjak dan saham emiten baru terus menyala adalah kabar baik bagi pasar modal Indonesia. Ini mencerminkan optimisme yang kembali tumbuh, didukung oleh sentimen positif dari dalam dan luar negeri, serta kepercayaan investor pada fundamental perusahaan-perusahaan di Indonesia.
Namun, sebagai investor, penting untuk selalu melakukan riset mendalam, memahami risiko, dan tidak terburu-buru dalam mengambil keputusan. Pasar modal adalah arena yang dinamis, dan keberhasilan investasi selalu bergantung pada strategi yang matang dan informasi yang akurat. Tetap optimis, tapi selalu waspada!
FAQ
Tanya: Apa yang dimaksud dengan IHSG dan mengapa pergerakannya penting bagi investor?
Jawab: IHSG (Indeks Harga Saham Gabungan) adalah barometer pergerakan harga saham di Bursa Efek Indonesia, yang mencerminkan kondisi pasar modal secara keseluruhan dan penting untuk mengukur kinerja investasi.
Tanya: Apa saja faktor utama yang mendorong kenaikan IHSG belakangan ini?
Jawab: Kenaikan IHSG didorong oleh sentimen positif seperti kabar baik dari negosiasi dagang RI-AS dan aksi beli investor asing yang kembali meningkat.
Tanya: Apa yang membuat saham emiten baru menarik perhatian di bursa saat ini?
Jawab: Saham emiten baru menarik perhatian karena menunjukkan performa yang kuat dan terus “menyala” di tengah dinamika pasar, meskipun artikel ini belum merinci alasannya secara spesifik.