Yogyakarta, zekriansyah.com – Para penggemar sepak bola Tanah Air tentu tak asing dengan nama Hokky Caraka, penyerang muda Timnas Indonesia U-23 yang kerap jadi sorotan. Belakangan ini, namanya kembali ramai diperbincangkan, bukan karena gol-golnya di lapangan, melainkan karena langkah tegasnya melayangkan somasi kepada lima akun netizen. Banyak yang mungkin bertanya-tanya, apakah ini karena Hokky antikritik? Jawabannya ternyata jauh dari itu. Yuk, kita bedah duduk perkaranya agar tidak salah paham!
Hokky Caraka somasi lima netizen bukan karena performanya, melainkan pelecehan seksual terhadap kekasihnya yang tidak dapat ditoleransi.
Dalam artikel ini, Anda akan memahami secara jelas alasan Hokky Caraka layangkan somasi netizen dan kenapa tindakan ini dianggap sebagai pelajaran penting tentang batasan dalam berkomentar di media sosial.
Bukan Antikritik, Tapi Ada Batasnya!
Setelah pertandingan Timnas Indonesia U-23 melawan Malaysia di Piala AFF U-23 2025 yang berakhir imbang tanpa gol, performa Hokky Caraka memang menjadi bahan perbincangan. Namun, Hokky menegaskan bahwa somasi yang dilayangkannya sama sekali bukan untuk membela diri dari kritik atas permainannya di lapangan. Ia sadar, kritik adalah bagian dari dunia profesional.
Lewat Instagram Story-nya, Hokky Caraka menjelaskan dengan gamblang:
“Siang semua saya di sini mau meluruskan permasalahan tersebut, bukan maksud saya untuk membela diri dari kritikan atau semacamnya.”
Ia ingin menekankan bahwa ada garis merah yang tidak boleh dilanggar, bahkan dalam beropini di dunia maya.
Pelecehan Terhadap Kekasih yang Tak Bisa Ditolerir
Lantas, apa sebenarnya pemicu utama langkah hukum ini? Hokky Caraka beberkan alasan layangkan somasi netizen karena kritikan yang awalnya ditujukan padanya justru melenceng jauh menjadi pelecehan seksual terhadap kekasihnya, Jessica Rosmaureena. Ini adalah poin krusial yang membuat Hokky tak tinggal diam.
“Tetapi ini sudah masuk dalam pelecehan seks kepada perempuan, dan kita semua tahu di mana pun tempatnya semua itu sama. Pelecehan tidak bisa ditolerir,” tegas Hokky.
Ini menunjukkan bahwa masalahnya bukan lagi soal sepak bola, melainkan sudah menyentuh ranah pribadi dan martabat seseorang. Pelecehan, apalagi yang bersifat seksual, adalah tindakan serius yang tidak dapat dibenarkan dengan dalih apapun, termasuk kritik. Hokky merasa bertanggung jawab untuk melindungi pasangannya dari serangan verbal yang keji tersebut.
Dukungan Mengalir dan Tenggat Waktu Somasi
Langkah tegas Hokky Caraka ini ternyata mendapat banyak dukungan dari warganet. Banyak yang sependapat bahwa kritik boleh, tapi jangan sampai melibatkan hal-hal personal apalagi menjurus pelecehan.
Beberapa komentar dukungan dari netizen menunjukkan hal ini:
- “Banyak yang suka komentar di luar konteks. Padahal bahas permainannya saja tanpa melibatkan hal-hal personal,” tulis akun @mbanu24.
- “Setuju Hokky, kritik boleh tapi harus kritik dalam hal permainan sepak bola jangan yang lain,” ungkap netizen lainnya melalui akun @al_sundawi10.
Somasi terbuka yang diumumkan Hokky pada Selasa, 22 Juli 2025, ditujukan kepada lima pemilik akun Instagram. Dalam surat somasi yang sempat diunggahnya, Hokky dan Jessica menyatakan telah menjadi korban penghinaan melalui pesan langsung dan kolom komentar. Mereka memberi tenggat waktu 1×24 jam kepada kelima akun tersebut untuk meminta maaf secara langsung. Jika tidak diindahkan, Hokky tidak akan ragu menempuh jalur hukum selanjutnya.
Kesimpulan
Keputusan Hokky Caraka layangkan somasi netizen ini memberikan pelajaran berharga bagi kita semua. Ini bukan tentang seorang atlet yang tidak mau dikritik, melainkan tentang pentingnya menjaga etika dan batasan dalam berekspresi di media sosial. Pelecehan, dalam bentuk apapun, tidak bisa ditolerir.
Semoga kasus ini menjadi pengingat bagi kita semua untuk lebih bijak, beradab, dan bertanggung jawab dalam menggunakan media sosial. Kritik membangun selalu diterima, namun pelecehan dan serangan personal adalah tindakan yang harus dilawan. Mari ciptakan ruang digital yang lebih sehat dan aman!