Yogyakarta, zekriansyah.com – Dunia maya, khususnya media sosial seperti Instagram, memang sering jadi pisau bermata dua. Di satu sisi, ia bisa jadi wadah interaksi positif dan ekspresi diri. Tapi di sisi lain, tak jarang juga menjadi tempat melontarkan ujaran kebencian dan komentar merugikan. Ini persis yang dialami striker muda Timnas Indonesia U-23, Hokky Caraka. Pemain PSS Sleman ini baru-baru ini dihujat di Instagram hingga membuatnya mengambil langkah serius: layangkan somasi kepada sejumlah akun yang dinilai sudah kelewat batas.
Hokky Caraka somasi akun Instagram usai dihujat netizen, tuntut pertanggungjawaban atas ujaran kebencian yang dinilai keterlaluan.
Kejadian ini sontak menarik perhatian publik, menyoroti lagi pentingnya etika berinternet dan batasan dalam menyampaikan kritik. Mari kita selami lebih dalam apa yang sebenarnya terjadi dan mengapa Hokky mengambil tindakan tegas ini.
Apa yang Sebenarnya Terjadi?
Polemik ini bermula setelah penampilan Hokky Caraka bersama Timnas Indonesia U-23 di ajang Piala AFF U-23 2025. Meskipun ia sempat tampil, salah satunya saat laga melawan Malaysia yang berakhir imbang 0-0, performanya belum optimal dan ia belum berhasil mencetak gol atau assist. Sayangnya, alih-alih kritik membangun, Hokky justru dihujani komentar negatif yang personal di akun media sosialnya.
Mirisnya, ujaran kebencian ini tidak hanya menyerang dirinya secara pribadi, tetapi juga melibatkan kekasihnya, Jessica Rosmaureena. Komentar-komentar yang dilontarkan netizen ini dinilai sudah melewati batas kewajaran, bahkan ada yang menyinggung soal hubungan intim dengan kata-kata kotor dan jorok. Tentu saja, hal ini membuat Hokky Caraka naik pitam.
Merespons serangan verbal yang tak pantas tersebut, Hokky Caraka melalui akun Instagram pribadinya, @hokkycaraka_, mengunggah surat somasi terbuka. Somasi ini ditujukan kepada lima akun Instagram yang dianggap paling aktif melontarkan hinaan dan pelecehan, yaitu @fhdiarya_, @antoniusadji, @jokojoko1988, @xwidiyanto, dan @royprayoga_20.
Bukan Sekadar Kritik, Tapi Pelecehan Personal
Hokky Caraka menegaskan bahwa dirinya tidak anti kritik. Namun, apa yang ia terima di media sosial sudah jauh melampaui kritik wajar dan berubah menjadi pelecehan personal. Terlebih lagi, komentar-komentar tersebut menyasar langsung ke ranah pribadi dan bahkan melecehkan kekasihnya, Jessica Rosmaureena.
Seperti yang tertulis dalam surat somasinya, komentar-komentar tersebut ditemukan baik di kolom komentar unggahan maupun melalui direct message Instagram. Ini menunjukkan intensitas dan niat buruk di balik tindakan para pemilik akun tersebut.
Hokky Caraka pun menyampaikan kekecewaannya dan peringatan tegas melalui unggahan tersebut:
“Saya bukan orang yang suka dengan cara seperti ini tetapi kalian yang sudah terlalu kelewatan untuk kali ini saya tunggu etikad baiknya sayonara.”
Pernyataan ini jelas menunjukkan bahwa kesabaran Hokky sudah habis menghadapi ujaran tidak pantas di media sosial yang terus-menerus menimpanya dan orang terdekatnya.
Langkah Hukum dan Pesan Tegas dari Hokky Caraka
Dalam surat somasinya, Hokky Caraka memberikan batas waktu tertentu kepada kelima pemilik akun tersebut untuk segera menyampaikan permintaan maaf secara langsung, tidak hanya kepada dirinya tetapi juga kepada Jessica Rosmaureena. Jika dalam waktu yang telah ditentukan tidak ada tanggapan positif atau permintaan maaf, Hokky tidak akan ragu untuk membawa masalah ini ke jalur hukum.
Ancaman pelaporan ke pihak berwenang ini menjadi bentuk peringatan serius dari sang atlet muda. Ini juga merupakan pesan kuat bagi siapa pun yang merasa bebas melontarkan hinaan di ruang digital. Atlet, sama seperti profesi lainnya, berhak atas perlindungan dari perlakuan merugikan dan pelecehan online.
Kasus Hokky Caraka layangkan somasi ini menjadi pengingat penting bagi kita semua. Media sosial memang mempermudah komunikasi, tapi juga membawa tanggung jawab besar. Setiap komentar yang kita tulis memiliki dampak, dan batasan antara kritik dan pelecehan harus selalu dijaga.
Kesimpulan
Kasus Hokky Caraka yang dihujat di Instagram hingga berujung somasi ini adalah cerminan masalah serius yang kerap terjadi di dunia maya: penyalahgunaan kebebasan berpendapat. Ini bukan hanya tentang seorang atlet yang menghadapi tekanan, tetapi juga tentang pentingnya menjaga etika, menghormati privasi, dan tidak melontarkan ujaran tidak pantas di media sosial.
Semoga langkah hukum yang diambil Hokky Caraka ini dapat menjadi pelajaran berharga bagi para pengguna media sosial. Mari kita jadikan ruang digital sebagai tempat yang positif dan aman, bukan arena untuk menyebarkan kebencian atau melakukan pelecehan.